• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

RELASI INDONESIA DAN MAROKO

RELASI INDONESIA DAN MAROKO
Sebagai dua bangsa yang memiliki ikatan relogiositas yang telah terjalin lama, maka kedekatan hubungan antara Indonesia dengan Maroko masih sangat kentara hingga sekarang. Antara Maroko dan Indonesia telah terjalin relasi yang berbasis pada ikatan keagamaan yang sangat kental.
Kita tentu tahu bagaimana para ulama Maroko semenjak awal proses Islamisasi telah menjalin hubungan yang sangat dekat. Ibnu Batutah seorang sejarawan yang sangat terkenal di dunia Islam dan bahkan di dunia, telah menjadi saksi bagaimana wilayah ini pernah menjadi daerah tujuan perjalanan ilmuwan tersebut. Dalam perjalanannya mengarungi dunia, Ibnu Batutah pernah singgah di kerajaan Perlak yang merupakan kerajaan Islam awal di Nusantara. Perjalanan Ibnu Batutah ke Nusantara itulah yang kiranya menjadi saksi sejarah bahwa Nusantara pernah menjadi tempat singgah ulama dan ilmuwan sejarah tersebut. Tentu tidak akan menjadi tempat singgah Ibnu Batutah jika kerajaan Perlak tidak dikenal dalam peta perjalanannya.
Ulama yang sangat terkenal berasal dari Maroko dan kemudian menjadi salah seorang dari sembilan wali di jawa adalah Maulana Maghribi yang menjadi penyebar Islam di wilayah Gresik Jawa Timur. Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Magribi adalah generasi pertama yang menyebarkan Islam di Nusantara. Makamnya di Gresik tentu menjadi pertanda bahwa ulama Maroko pernah menjadi guru spiritual di Nusantara. Ulama-ulama di Jawa generasi kedua tentu merupakan murid Syekh Maulana Magribi.
Dengan demikian, secara spiritual sesungguhnya Maroko dan tentu juga ulama timur tengah lainnya merupakan guru spiritual masyarakat Indonesia yang tentu tidak diragukan. Dalam urusan spiritualitas, rasanya masyarakat Indonesia memiliki hutang budi pada masyarakat Maroko.
Relasi antara masyarakat Maroko dan masyarakat Indonesia tidak hanya terbatas pada aspek religiositas saja, akan tetapi juga dalam aspek sosial politik. Hal itu tentu terkait dengan dukungan politik masyarakat Indonesia yang direpresentasikan oleh Presiden Soekarno pada saat kemerdekaan Maroko. Kala kerajaan Maroko mengajukan kemerdekaan kepada Pemerintah Perancis, maka Pemerintah Indonesia adalah negara pertama yang menjadi pendukungnya. Itulah sebabnya masyarakat Indonesia memiliki andil yang signifikan di dalam pengajuan kedaulatan Pemerintah Maroko.
Itulah sebabnya di dalam kunjungan kenegaraan Presiden Soekarno ke Maroko pada tahun 1960 maka memperoleh sambutan yang luar biasa. Bahkan Presiden Soekarno diberikan kesempatan untuk memasang namanya sendiri sebagai nama jalan di kota Rabat. Rue Soekarno sebagaimana yang saya lihat adalah nama jalan yang sangat dikenal di kota Rabat, sebab berada di jantung kota Rabat.
Selain itu juga ada nama jalan Jakarta dan Bandung. Nama jalan Jakarta diberikan sebagai pertanda persahabatan dua negara ini, sebagaimana persahabatan negara Maroko dengan negara lain. Di kompleks ini maka dikenal ada nama-nama ibukota negara yang dijadikan sebagai nama jalan, misalnya Paris, Moskow, Lisabon dan sebagainya. Juga didapati nama jalan Bandoeng. Diabadaikannya nama Bandung adalah sebagai penghargaan atas terselenggaranya konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, yang melahirkan konsensus negara-negara non-Blok yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia. Negara yang tergabung di dalam gerakan non blok adalah negara yang tidak ikut blok barat yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Gerakan non blok benar- benar menjadi penyeimbang bagi ketegangan antara timur dan barat di era pertarungan Amerika Serikat dan Uni Soviet di era perang dingin.
Pencantuman nama negara atau kota sebagai nama jalan tentu bukan hanya pemberian semata, akan tetapi sesungguhnya memiliki makna yang signifikan. Pemberian nama itu bukan sekedar basa basi, akan tetapi sebenarnya merupakan gaya diplomatik yang smart. Itulah sebabnya pencantuman nama negara, nama kota dan bahkan nama pahlawan adalah sarana untuk berdiplomasi mengenai kedekatan dua negara. Itulah sebabnya di Jakarta juga didapati nama Casablanca sebagai nama jalan, nama Mall dan bahkan nama kondominium.
Melalui pencantuman nama pahlawan atau kota dan tempat bersejarah pada suatu negara tentu memberikan makna yang sangat mendalam dalam relasi antar negara. Dan Indonesia dan Maroko telah membuktikannya.
Wallahu a’lam bi alshawab,

 

 

 

Categories: Opini