ZIARAH KE MAKAM RAJA MUHAMMAD
ZIARAH KE MAKAM RAJA MUHAMMAD
Kunjungan pertama yang dilakukan oleh Pak Menteri Agama dengan seluruh rombongan adalah berziarah ke makam raja Muhammad V, yang merupakan bapak raja Muhammad VI, sekarang ini. Jarak antara tempat hotel saya menginap dengan makam raja Muhamamad ini adalah 45 menit dengan kendaraan darat. Karena seluruh ruas jalan di Maroko adalah jalan bebas hambatan, maka perjalanan menjadi cepat. Andaikan di Jakarta bisa berjam-jam, apalagi di waktu jam sibuk.
Makam raja ini didirikan di bekas masjid megah dan terbesar di wilayah Afrika di masa lalu. Masjid tersebut hancur karena bencana gempa bumi di wilayah Spanyol atau disebut sebagai gempa Lisabon. Seluruh bangunan atapnya runtuh dan hanya tinggal tiang dan dindingnya saja, serta bangunan menara yang masih tegak berdiri. Gempa Lisabon ini benar-benar menjadi momentum yang terus menjadi ingatkan warga Maroko karena dampaknya yang luar biasa bagi masyarakat Maroko dan juga bangunan bersejarahnya.
Luas masjid tersebut kira-kira seluas lapangan bola dan kini hanya tinggal puing-puingnya saja, hanya tinggal tiang-tiang yang memang sengaja dibiarkan untuk menandai bahwa di tempat ini dahulu pernah dibuat masjid besar dan megah yang merupakan karya arsitektur warga Muslim Maroko. Pilar-pilarnya yang besar menandakan bahwa masjid tersebut sesungguhnya memiliki kekuatan bangunan yang sangat baik. Tetapi gempa Lisabon telah menenggelamkan semuanya.
Atas prakarsa raja Muhammad V, maka di bekas masjid tersebut yang arah timur dibuatlah sebagai persemayaman raja Muhammad, yang juga bapaknya. Makam ini terdiri dari tiga undagan. Ada pintu gerbang atas dan ada pintu gerbang bawah. Makam raja ada di lantai bawah tanah. Ada dua makam yang disemayamkan di tempat itu. Makam bercat putih dengan dengan tujuh tingkatan. Makam ini tidak sama dengan pola makam di Jawa, di mana pada setiap makam pasti ada tetenger atau maesan. Di makam ini tidak ada hal itu semua. Makam ini lebih mirip bangunan rumah dengan tembok permanen. Agak sulit melukiskannya di dalam ringkasan kata. Ada tiga makam di ruang yang besar ini, yang dilatari dengan karpet merah dengan hiasan yang warna warni.
Di dalam makam tersebut juga ada seorang yang terus mengaji Al Quran. Dia terus mengumandangkan bacaan Al Quran meskipun di tempat itu ada para petinggi negara melakukan ziarah. Tidak sebagaimana berziarah di tanah Jawa yang rumit, maka ziarah di makam raja ini cukup dengan membaca surat Al Fatihah yang dipimpin oleh ulama kerajaan. Ulama kerajaan ini pula yang menceritakan hal ihwal makam dan sejarah pembangunan makam suci ini.
Makam raja Muhammad V ini memang dibangun untuk menandai kehebatan masjid yang pernah ada. Makam ini dibangun tahun 1990an dengan pembangunannya selama delapan tahun dan didukung oleh 600 arsitek Maroko. Keindahan makam ini terletak pada ornamen dindingnya yang serba ukiran. Semua dilakukan berdasar atas ukiran tangan atau hand made. Hands Craft ini merupakan bagian dari seluruh jenis ukiran di semua wilayah di Maroko. Jadi semua jenis ukiran di Maroko tertanam di dinding makam ini.
Siapapun yang datang ke makam ini pastilah akan mengagumi keindahan ukiran kayu yang serba halus. Bisa dibayangkan bahwa untuk penyelesaian bangunan ini dibutuhkan waktu delapan tahun. Hal ini terkait dengan penempelan ukiran yang rumit pada setiap dinding makam. Atap, dinding dan pilar-pilarnya semua terdiri dari hand Craft yang sangat indah. Saya jadi teringat dengan kota Jepara yang merupakan pusat ukiran kayu di Jawa.
Jika makam di Jawa, biasanya dirumuskan dengan sangat sederhana, seperti rumah dan Cungkup yang sederhana, maka makam raja Muhammad ini benar- benar menggambarkan keindahan dan kewibawaan sekaligus. Memang makam ini didesain khusus untuk menggambarkan kewibawaan kerajaan Maroko yang tercermin dari makam pendirinya yang sangat mulya.
Raja Muhammad V yang merancang dan membangun makam ini adalah raja besar yang memerdekakan Maroko dari penjajahan Perancis. Yang mulia ini pernah dibuang ke Madagaskar dan juga ditempatkan di tempat lain. Akan tetapi seirama dengan tuntutan merdeka dari negara-negara Islam lainnya, maka Perancis juga akhirnya menyepakati kemerdekaan Maroko pada tahun 1950-an.
Presiden Soekarno sangat dekat hubungannya dengan raja Muhammad V. Bahkan menjadi salah satu negara yang sangat mendukung terhadap kemerdekaan Maroko. Hubungan bilateral yang sangat lama ini menjadi salah satu sebab mengapa kalau berkunjung ke Maroko maka tanpa dikenai visa sebagaimana berkunjung ke negara lainnya.
Di dalam foto kunjungan Presiden Soekarno yang dipampang di dinding kedutaan besar RI di Maroko, maka memberikan gambaran betapa kedekatan antara Presiden pertama RI itu dengan Raja Muhammmad V. Di dalam acara peninjauan pasukan oleh mereka berdua, terdapat gambaran bahwa kedua negara memang memiliki hubungan kedekatan yang sangat kentara.
Oleh karena itu jika kemudian terdapat kemudahan dalam kunjungan ke Maroko, misalnya dengan peniadaan visa bagi kedua bangsa tentu merupakan suatu kewajaran sebab relasi antara bangsa Indonesia dengan bangsa Maroko telah terjalin dalam kurun waktu yang sangat lama.
Wallahualam al’lam bi al shawab.