BELANDA SEBAGAI NEGERI SEPEDA
BELANDA SEBAGAI NEGERI SEPEDA
Salah satu yang menari bagi saya adalah banyak ya pengendara yang menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi di negeri Belanda. Tidak salah jika saya menyebut Belanda sebagai negeri sepeda. Sebagai negeri moderen tentu saja sarana transportasi sudah sedemikian maju. Ada taksi, kereta listrik dan juga bus yang lalu lalang di negeri ini.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan negara Indonesia yang saya menyebutnya sebagai negara sepeda motor. Hampir setiap ruas jalan di negeri ini, kecuali jalan tol pastilah penuh terisi sepeda motor. Jika saat para pekerja akan masuk kantor di pagi hari dan saat pulang di sore hari, maka akan dapat dipastikan semua ruas jalan terisi penuh dengan sepeda motor.
Konsep sepeda motor memang berbeda antara di negeri Belanda dengan di negara Indonesia. Di negeri ini apapun sepeda yang bermesin penggerak dan berapapun cc-nya maka disebut sebagai sepeda motor. Akan tetapi di negeri Belanda, sepeda motor hanya khusus untuk sepeda motor dengan cc besar, di atas 100 cc atau kalau di Indonesia disebut sebagai motor gede atau moge. Disebabkan oleh pertimbangan konseptual seperti itu, maka sepeda motor yang hanya memiliki cc 100 atau kurang dari 100 disebut sebagai sepeda saja. Akibatnya maka jalur yang dapat ditempuh juga jalan khusus bagi pengendara sepeda. Sedangkan moge bisa melintasi jalur yang dipakai oleh mobil atau transportasi lainnya.
Hampir seluruh jalan di belanda, kecuali jalan tol luar kota, memiliki jalan rute khusus bagi pengendara sepeda. Baik di Denhaag maupun di Amsterdam dan juga kota lainnya memiliki rute khusus ini. Makanya bersepeda di negeri ini juga nyaman. Meskipun musim dingin sedang menggigit, akan tetapi juga kita dapati lelaki dan perempuan asyik menggenjot sepeda.
Bersepeda memang telah menjadi tradisi di sini. Bahkan perdana menteri Belanda juga bersepeda. Pernah ada kejadian perdana menteri Belanda datang ke kedutaan Indonesia dengan bersepeda. Tanpa pengawalan dan langsung menyandarkan sepedanya di di Depan kantor. Maka oleh satpam diusir. Untunglah ada yang tahu bahwa yang datang itu adalah perdana menteri Belanda, sehingga dia diperkenankan masuk dan memperoleh penghormatan yang wajar.
Bersepeda memang telah menjadi tradisi di negeri ini. Oleh karena itu, bersepeda tidak mengenal strata sosial. Siapapun bisa bersepeda tanpa harus merasa malu melakukannya. Bisa mahasiswa, dosen, buru besar, pekerja hingga perdana menteri bisa bersepeda. Karena ada jalur khusus bersepeda, maka orang juga tidak takut akan tersenggol mobil ketika melaju dengan kencang memakai sepeda. Kalau mereka mau berhenti untuk suatu urusan, maka ya berhenti saja. Ditaruh sepeda itu di situ. Makanya hampir setiap kantor atau toko pastilah terdapat sekumpulan sepeda yang ditinggalkan oleh pemiliknya. Ada yang memang disediakan parkir oleh Pemerintah dan ada juga yang hanya ditinggalkan begitu saja. Ada yang dikunci dan ada yang tidak. Jika sepeda itu dalam waktu lama tidak diambil oleh pemiliknya, maka dinas ketertiban akan mengambilnya dan kemudian di lelang. Makanya juga banyak toko yang menjual sepeda bekas yang konon katanya adalah berasal dari barang lelangan tersebut.
Di antara sepeda yang bermerek adalah sepeda dengan merk Gazelle. Saya telah mengenal merk ini semenjak saya usia sekolah dasar. Bahkan saya juga menggunakan sepeda dengan merk ini sampai saya memasuki jenjang pendidikan menengah. Bapak saya memang menggemari sepeda dengan merk ini. Makanya sepeda yang dibanggakannya juga bermerek Gazelle. Sepeda laki-laki dengan tinggi maksimal ini memang seharusnya cocok untuk ukuran orang Eropa, akan tetapi masih juga bisa dipakai oleh orang Indonesia bahkan ketika saya berusia belasan tahun sudah menggunakannya. Sepeda Gazelle ini pula yang membuat saya terjatuh dua kali semasa saya berada di SMEPN Tuban.
Tentu ada banyak merek dan inovasi tentang model sepeda. Di negeri Belanda yang dianggap sebagai pusatnya sepeda, maka dapat dijumpai berbagai variasi model dan merk sepeda. Semuanya tentu menggambarkan bahwa ada inovasi dan kreasi tentang sepeda di sini.
Satu hal yang barangkali bisa diasumsikan adalah sampai kapan tradisi bersepeda ini akan terus berlangsung. Menilik infrastruktur yang disiapkan khusus oleh Pemerintah Belanda, maka saya berkeyakinan bahwa bersepeda akan tetap menjadi tradisi yang akan terus dipertahankan di negeri ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.
