KE BELANDA
KE BELANDA
Setelah berada di lapangan terbang London, kurang lebih 5 jam, akhirnya kami naik pesawat ke Belanda. Kira-kira jam lima waktu setempat kami meninggalkan bandara London yang indah itu. Bandara ini memang didesain sebagai pusat bisnis dan juga transportasi. Sebagaimana bandara moderen di negara maju, maka bandara ini juga menjadi pusat bisnis yang riuh rendah. Segala merk produk terkenal bisa dikenali di tempat ini. Produk merk tas dan parfum terkenal, seperti Dior, Chanel, Armani dan sebagainya juga dapat ditemui dengan mudah. Bandara yang terkenal sibuk di dunia ini memang benar-benar didesain untuk kenyamanan bagi kaum konsumtif untuk memanjakan dirinya dengan belanjaan aneka ragam.
Saya juga menikmati pusat belanja di bandara ini. Bukan untuk beli, akan tetapi untuk mengetahui seberapa banyak dan variasi apa saja di dalamnya. Ternyata memang lengkap. Mulai dari makanan, minuman sampai pakaian dan tas dengan berbagai mereknya. Sungguh bagi orang yang memiliki banyak uang akan dapat belanja apa saja di tempat ini.
Pesawat air bus yang membawa saya ke Belanda itu ternyata diawaki oleh para pensiunan. Ada dua orang awak pesawat yang melayani dengan sangat cekatan. Menyediakan makan kecil dan minuman bagi para penumpang. Dua orang lelaki usia diatas parah baya itu ternyat dengan telaten dan cepat dapat menyajikan berbagai kepentingan para penumpang. tidak seperti di Indonesia yang kebanyakan petugas pesawatnya adalah perempuan, maka di pesawat ini adalah para lelaki dengan usia yang sudah tidak muda lagi.
Di dalam perjalanan udara kira-kira 1,5 jam maka sampailah saya di bandara internasional sckippol di Amsterdam. Bandara terluas yang pernah saya lihat. Begitu luasnya bandara ini, maka saya membayangkan bahwa bandara internasional seharusnya memang berada di dalam lahan yang cukup. Bandara udara Juanda saya kira jauh dari ketercukupan lahan untuk bandara internasional.
Sebagaimana konsep bandara internasional, maka bandara ini juga merupakan paduan antara sarana transportasi dengan pusat perbelanjaan. Sayangnya bahwa saya hanya numpang lewat di bandara ini, sehingga saya tidak sempat melihat kekayaan produk yang dijual di bandara ini. Tetapi saya yakin bahwa soal pajangan produknya tentu tidak kalah dengan bandara internasional London atau lainnya.
Perjalanan dari pintu keluar dengan taksi cukup jauh. Tetapi karena kami dijemput oleh staf KBRI, maka semuanya menjadi mudah. Pemeriksaan terhadap penumpang luar negeri atau orang asing juga tidak rumit. Saya pernah mengalami hal-hal sulit ketika berkunjung ke Amerika Serikat sekian tahun yang lalu. Di Chicago pemeriksaan luar biasa ketat. Saking ketatnya, sampai saya berpikir bahwa negara sebesar Amerika Serikat ternyata menerapkan standard yang rumit bagi warga negara asing yang akan masuk ke negerinya.
Karena dijemput, maka perjalanan ke hotel juga tidak mengalami gangguan apapun. Hujan rintik-rintik di musim dingin memang menjadikan hawa semakin dingin. Untungnya sudah disiapkan berbagai kepentingan untuk mengusir hawa dingin yang memang akan menerpa tubuh ini. Jarak antara Amsterdam ke Denhagg tentu tidak jauh. Kira-kira 60 km. Akan tetapi karena jalan tol, hampir seluruh jalanan di Belanda adalah jalan tol, maka perjalanan terasa sangat nyaman. Luas jalan dengan jumlah kendaraan yang melintang sangat seimbang, sehingga tidak ada kemacetan yang terjadi. Nyamanlah berkendaraan di sini.
Di sepanjang jalan banyak tetumbuhan yang hidup. Akan tetapi karena musim dingin maka kelihatan seperti tumbuhan yang meranggas. Seperti pohon kering akan tetapi hidup. Saya jadi teringat pohon jati ketika musim kemarau di Indonesia, di mana dedaunannya jatuh dan tinggal batang dan rantingnya saja. Di negeri bermusim dingin, maka tetumbuhan juga sama seperti itu. Ketika musim dingin, pohon tidak mengambil Sari makanan dai tanah sehingga daunnya rontok dan meranggas. Seperti pohon mati tetapi hidup. Saya jadi teringat bahwa pohon pun mengenal puasa. Puasa sampai kemudian muncul masa musim semi, di mana pohon yang meranggas seakan mati tersebut hidup kembali untuk mempersiapkannya masa keindahan, yaitu masa di mana bunga berkembang dengan warna warnanya. Belanda dikenal dengan bunga tulip yang warna warni dengan keindahannya.
Belanda adalah negeri yang indah. Bangunan tuanya terpelihara dengan sangat baik. Bangunan tua menjadi cagar budaya. Keindahan bangunan kuno itu masih tampak dengan nyata. Negeri Belanda yang pernah kaya karena sistem penjajahan dan penguasaan perdagangan di masa lalu masih kelihatan dari keunikan dan kecantikan bangunannya. Gedung-gedung indah masih tampak berdiri dengan kokoh. Di Denhagg dan Amsterdam, misalnya dengan mudah diketahui bangunan kuo nan kokoh yang berdiri dengan tegaknya. Bangunan dengan seni pahat dan ukiran yang cantik terdapat di mana. Tidak seperti sekarang yang di dalam banyak hal menerapkan konsep arsitektur minimalis, maka bangunan di Belanda adalah berarsitektur sangat tinggi dan juga cita rasa budaya yang adiluhung.
Siapapun yang datang ke Belanda akan mengagumi bangunan bersejarah dan bangunan gedung-gedung tuanya. Rasanya kita berada di negeri dengan cita rasa budaya yang tinggi terutama dari aspek arsitekturnya.
Negeri bekas penjajah memang pernah memperoleh kesempatan emas untuk memperoleh kesejahteraan ekonomi dalam relasi perdagangan internasional. Pada abad ke 17 hingga abad ke 20, negeri ini memperoleh keuntungan ekonomi dari perdagangan internasional yang dikuasainya. Negeri Belanda menangguk keuntungan dari perdagangan rempah-rempah yang didapatnya dari negeri jajahannya. Maka masyarakatnya juga memeroleh keuntungan secara ekonomi melalui penguasaan monopoli terhadap barang-barang atau komoditi perdagangan internasional tersebut.
Keindahan arsitektur belanda, saya asumsikan tentu berasal dari melimpahnya kekayaan negeri itu, sehingga dapat diinvestasikan ke dalam berbagai infrastruktur yang sekarang dapat dinikmati dengan baik. Dapat dilihat dengan mudah mana bangunan yang semi minimalis sebagai bangunan baru dan mana bangunan dengan arsitektur tinggi yang merupakan bangunan kuno.
Saya tentu bersyukur bisa berkunjung ke negeri tulip yang indah itu. Selain ada manfaat akademis yang akan saya peroleh tentu juga ada manfaat rekreasional yang bermanfaat bagi pengembangan mimpi tentang dunia berbeda di belahan lain.
Wallahu a’lam bi AL shawab.
