• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN BUKAN HANYA MENCETAK TUKANG

Sekarang ini memang lagi dibicarakan secara terus menerus mengenai pendidikan yang bersearah dengan dunia lapangan pekerjaan. Melalui program pendidikan yang dinamakan Community College, maka diharapkan bahwa kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia pekerjaan akan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Melalui program pendidikan ini, maka gap antara dunia pendidikan dengan dunia kerja akan dapat direduksi sedemikian rupa. Selama ini ada tudingan bahwa lembaga pendidikan tidak menyediakan tenaga yang siap bekerja. Pendidikan akademis yang banyak diselenggarakan di Indonesia tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan siap bekerja atau ready for use.
Kenyataannya bahwa di Indonesia memang lebih banyak pendidikan dengan jenjang akademis ini. Hampir semua universitas menyelenggarakan pendidikan akademis. Kecuali institut yang memang didesain untuk kepentingan menyelenggarakan pendidikan vokasional, seperti beberapa institut tekonologi yang memang diperuntukkan bagi pengembangan kapasitas berpekerjaan.
Pendidikan yang baik saya rasa adalah pendidikan yang bisa mengembangkan dua hal sekaligus, yaitu mengembangkan kapasitas kemampuan yang relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan, dan kemudian juga mampu mengembangkan kapasitas kemanusiaan. Pengembangan kapasitas kerja tentu bisa dilaksanakan dengan menggenjot hadirnya lembaga-lembaga pendidikan vokasional yang akan menjadikan para mitra didik untuk menjadi ahli di bidangnya. Jika yang dibidik adalah ahli komputer, maka disediakan lembaga pendidikan yang akan menjadikan mereka sebagai ahli komputer, baik untuk pemrograman atau lainnya. Jika yang dibutuhkan adalah ahli teknik industri sandang, maka disiapkan lembaga pendidikan untuk kepentingan tersebut. Jika yang dibutuhkan ahli teknologi pangan, maka didirikan lembaga pendidikan yang cocok dengan kebutuhannya. Begitu seterusnya.
Jika pendidikan hanya didesian seperti ini, maka yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan hanyalah tukang-tukang. Misalnya tukang komputer, tukang sandang, tukang pangan, tukang industri dan sebagainya. Sesungguhnya yang dibutuhkan bukan sekedar tukang akan tetapi adalah orang yang memiliki hakikat kemanusiaan dengan visi dan misi pengembangan dunia keperjaan yang digelutinya.
Makanya dunia pendidikan, apapun jenjang dan bentuknya harus menghasilkan kapasitas kemanusiaan yang unggul. Yaitu manusia yang memiliki visi untuk membawa kepentingan pekerjaannya dalam kepentingan kemanusiaan yang jauh lebih luas. Jadi pendidikan harus diarahkan tidak hanya menjadi tukang, akan tetapi menjadi manusia yang utuh di dalam pekerjaannya.
Tukang hanya pekerja. Yang ingin diciptakan oleh dunia pendidikan adalah seorang tukang yang memiliki wawasan kebudayaan keindonesiaan yang memadai. Jadi bukan tukang yang tanpa visi kebudayaan, akan tetapi tukang yang memiliki visi kebangsaan yang jelas. Jadi pendidikan mestilah diarahkan untuk mengembangkan manusia Indonesia yang memiliki kemampuan vokasional yang baik, akan tetapi juga memiliki karakter dan kepribadian Indonesia yang luhur.
Pendidikan bangsa memang menjadi tugas pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Oleh karena itu, maka pendidikan di Indonesia harus didesain agar bisa merengkuh dua kapasitas sekaligus, yaitu sebagai manusia yang memiliki kemampuan profesional sesuai dengan bidangnya akan tetapi berbasis pada kebudayaan bangsa yang memang harus dikembangkannya.
Jika dunia pendidikan tidak mengarahkan dirinya seperti ini, maka dikhawatirkan bahwa pendidikan hanya menghasilkan tukang yang siap mengabdi kepada siapa saja tanpa memiliki identitas sebagai bangsa Indonesia yang besar dan adiluhung.
Makanya pendidikan karakter bangsa, pendidikan berbasis kebudayaan bangsa dan pendidikan berbasis religiositas yang moderat kiranya menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk mendesainnya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini