• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SEKALI LAGI REFORMULASI PENDIDIKAN

Saya masih akan menulis tentang reformulasi pendidikan sebagai kelanjutan tulisan saya kemarin. Secara sengaja tulisan ini saya ungkapkan mengingat bahwa tantangan pendidikan Islam ke depan sungguh sangat besar. Semua ahli pendidikan harus mengerahkan pikiran dan kerja kerasnya untuk mengembangkan pendidikan Islam yang rahmatan lil alamin ini, sebab jika tidak dilakukan, maka Islam Indonesia yang dikenal sebagai contoh terbaik tentang Islam di dunia akan menjadi pudar.
Kita sedang memasuki era pasar bebas dan juga globalisasi dalam arti yang sesungguhnya. Di dalam hal ini, maka tidak ada satu wilayah pun yang kemudian terbebas dari terpaan globalisasi yang semakin nyata. Melalui globalisai ini, semua akan terserap dalam konsep dunia tanpa batas atau borderless world. Sekarang audah dengan sangat nyata bagaimana orang terseret di dalam budaya global yang tak berbatas. Korean wave adalah contoh nyata tentang pengaruh globalisasi pada dunia gaya hidup dan entertainment.
Bahkan agama dan tradisi juga sangat dipengaruhi oleh globalisasi ini. Tidak hanya komodifikasi kultural akan tetapi juga komodifikasi agama. Di dalam kenyataannya, bahwa banyak orang yang melakukan komodifikasi agama ini, misalnya semakin meningkatnya orang yang pergi ke tanah suci, seperti umrah dan kunjungan wisata religius di tanah suci. Jika di masa lalu, kunjungan wisata religius itu di sejumlah wali di tanah Jawa, maka sekarang wisata religius itu ke makam-makan keramat para tokoh Islam di negeri-negeri Timur Tengah.
Kembali kepada pendidikan Islam, maka tantangan eksternal ini tidak dapat dianggap enteng, sebab hal ini menyangkut nasib bangsa Indonesia ke depan. Sekali salah kita menemukan resep dalam kerangka pengembangan pendidikan Islam ini, maka akan berdampak sistemik di masa yang akan datang. Suatu contoh, misalnya dengan semakin kuatnya pemikiran dan praksis sosial tentang Khilafah Islamiyah, maka hal itu berarti akan mendorong kehancuran NKRI sebagai pilihan politik bangsa ini.
Di dalam hal ini, saya sangat sependapat dengan pandangan Kyai Asep Saifuddin Chalim yang menyatakan bahwa sekali kita berpikir untuk menerapkan khilafah Islamiyah di Indonesia berarti kita merobohkan NKRI. Pernyataan ini merupakan jawaban atas kegalauan yang menghinggapi benak para anak muda bahwa NKRI adalah tawaran final bagi bangsa ini untuk merajut kesatuan dan persatuan bangsa.
Dengan demikian, kiranya diperlukan usaha yang sangat keras untuk mengembalikan pendidikan Islam dan bahkan juga pendidikan pada umumnya agar kembali kepada jati diri bangsa Indonesia. Pendidikan seperti ini hanya akan tercapai jika semua kebijakan mendukung terhadap implementasinya.
Saya hingga hari ini masih tetap berpandangan bahwa guru atau dosen atau tenaga pendidik adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, maka membangun atau mengembangkan guru atau dosen dalam konteks Islam rahmatan lil alamin tentu menjadi sangat penting.
Jika hal ini bisa dilakukan, maka ke depan tetap akan dapat dilihat perkembangan Islam di Indonesia yang tetap berada di dalam koridor Islam yang tetap memberi rahmat bagi semuanya, tidak hanya bagi umat Islam, akan tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.
Saya kira sebagian besar bangsa Indonesia akan setuju dengan gagasan ini. Sebab saya yakin bahwa keberlangsungan NKRI sangat tergantung kepada bagaimana kita mendidik anak bangsa ini sekarang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini