• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMPERTEGAS PERAN SANTRI

Saya diminta oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren untuk membuka acara yang sangat penting di dalam jajaran dunia pesantren dan pendidikan, yaitu Temu Santri yang tergabubg di dalam Community of Santri Sholars of Ministery of Religous Affairs di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Trawas Mojokerto. Acara in diikuti oleh sebanyak kira-kira 700 santri. Mereka adalah para santri yang sedang mengikuti kuliah di IAIN Sunan Ampel, UIN Malang, ITS, Universitas Airlangga dan Universitas Mataram.
Tema di dalam acara ini adalah Mempertegas Peran Santri dalam Membangun Bangsa. Tema ini samgat pentng di tengah keinginan untuk mempertags jati diri kaum sanntrindi era pembangunan bangsa ini. Sebagaimana diketahui bahwa selama perjalanan bangsa ini, maka peran kyai di dalam pembangunan bangsa tidak dapat dielakkan. Kyai dengan santrinya menjadi pilar kemerdekaan bangsa yang tidak ada tandingannya.
Acara ini dihadiri oleh segenap pejabat kementerian agama di tingkat pusat, wilayah maupun daerah. Di tingkag pusat adalah saha, direktur Pesanten dan juga kasubditnya, sedangkan dari kantor wilayah maka yang hadir adalah Kakanwil Kemenag, Kabid Pesanatren dan kakan kemenag kabupaten Mojokerto, dan dari kabupaten adalah pejabat yanga mewakili bupati. Selain itu juga hadir para pengasuh santri dari perguruan tinggi, seperti direktur kemahasiswaan Universitas Airlangga, Dari IAIN SA adalah Prof. Faishol Haq dan sebagainya.
Sebagaimana tema yang diusung di dalam acara ini, maka saya mengungkapkan tiga hal penting yang perlu direnungkan oleh para santri, yaitu peran akademis, peran sebagau umat Islam dan peran sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Tiga hal inilah yang harus dimainkan oleh para santri di dalam menghadapi kehidupan yang semakin menantang dewasa ini.
Pertama, peran akademis, yaitu peran untuk mengembangkan program islamisasi ilmu. Peran ini tentu sangat penting mengingat bahwa para santri yang tergabung di CSSmora ini adalaj oranh pintar yabg memiliki peran penring di era yang akan datang. Semenjak dikembangkan oleh Prof. ismail Raqi al Faruqi dn Istrinya Lamya Raqi al Faruqi, maka pengembangan islamisasi ilmu telah menempati tenpat yang sangat penting.
Memang ada beberapa paradigna di dalam memandang relasi antara agama dan ilmu pengetahuan, misalnya ada yang berada di dalam paradima konflik bahwa ilmu agama dan umum masih dianggal sebagai dua entitas yang berbeda dan bertentangan. Keyakinan agama tidak akan pernah bertemu dengan kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran agama berawal dar keyakinan dan kebenaran ilmu pengetahuan dari observasi faktual. Sehingga keduanya saling menyalahkan dan tidak akan pernah bisa bertemu.
Kedua, paradigna antagonistik bahwa ilmu pengetahuan dan agana memiliki otoritasnya sendiri-sendiri. Keduanya memiliki wilayah yang berbeda dan kepentingan yang berbeda. Keduanya memiliki metode dan sasaran yang bebeda, sehingga juga tidak mungkin unutk dipertenukan. Keduanya betada di dalam ruangnya sendiri-sendiri. Meskipun tidak saling menyapa akan tetapi tidak saling menyalahkan.
Ketiga, pandangan integratif, yaitu pandangn yang didasari oleh keinginan untuk me dialogkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Usaha ke arah ini sudah dilakukan oleh bebetapa UIN dan juga IAIN. Misalnya di UIN Malang dengan konsep Pohon Ilmu, UIN Jogyakarta dengan Jaring laba-laba, IAIN Sunan Ampel dengan integrative twin towers dan sebagainya.
Usaha ini akan menjadi lebih cepat melalui adanya program pengiriman santri breprestasi ke beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Melalui program ini, maka santri yang memiliki pengetahuan agama yang cukup akan dapat mendialogkan dengan ilmu pengetahuan. Sehingga ke depan akan tumbuh ilmuwan Islam sebagaimana yang pernah ada selama ini, yaitu ahli ilmu pengetahuan yang berhasil secara gemilang mengembangkan islamisasi ilmu.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini