PENINGKATAN KUALITAS SARANA PENDIDIKAN
Saya termasuk orang yang menganut paham bahwa kualitas sarana dan prasarana pendidikan menentukan terhadap kualitas pembelajaran dan melalui kualitas pembelajaran yang baik, maka akan didapatkan kualitas outcome yang memadai. Bagi kebanyakan orang bahwa kemegahan dan kewibawaan sebuah lembaga juga ditentukan oleh seberapa baik kualitas bangunan fisiknya. Jika bangunan fisiknya baik, maka akan membawakan kewibawaan lembaga pendidikan dimaksud.
Itulah sebabnya ketika saya memimpin IAIN Sunan Ampel, maka yang pertama saya pikir adalah bagaimana terdapat perubahan yang sangat signifikan tentang fisik IAIN Sunan Ampel. Saya selalu ingat pernyataan Prof. Imam Suprayogo, bahwa komputer dan sebagainya tidak bisa ditaruh di tempat yang bocor. Maka dibutuhkan tempat yang layak untuk menempatkan infrastruktur seperti itu.
IAIN SA yang usianya cukup tua, maka juga sudah sangat layak untuk mendapatkan perbaikan sarana dan prasarananya. IAIN SA secara fisik sudah layak mendapatkan sentuhan anggaran percepatan. IAIN yang sudah menjelma menjadi UIN maka seluruhnya sudah memperoleh percepatan pengembangan fisik. Semuanya sudah sangat megah dan layak disandingkan dengan perguruan tinggi besar lainnya. Para pemimpinnya berhasil merealisasikan mimpinya untuk menjadikan lembaga pendidikannya sebagai lembaga pendidikan yang bergengsi.
Itulah sebabnya saya berusaha secara maksimal agar mendapatkan percepatan pembiayaan melalui skema bantuan luar negeri dan salah satu yang saya jadikan target –sebagaimana enam UIN lainnya– adalah loan dari IDB. Fondasi untuk mengembangkan fisik IAIN SA tentu sudah saya letakkan dan sekarang tinggal melanjutkan untuk terealisasi, sebab start up workshop program ini sudah dilaksanakan dan demikian pula kesiapan lainnya.
Ke depan, yang sangat diperlukan adalah pengembangan fisik lembaga pendidikan Islam dalam semua levelnya. Sebagaimana diketahui bahwa di bawah Kemenag terdapat ribuan lembaga pendidikan mulai dari TK sampai PTA. Lembaga pendidikan ini tersebar di seluruh Indonesia. Ada yang lembaga pendidikan negeri dan ada yang dikelola oleh yayasan swasta. Kualitas fisik dan akademiknya juga sangat bervariasi. Ada yang sangat maju sementara juga terdapat yang sangat rendah. Ada yang berstandar lokal bahkan sangat lokal dan ada yang berstandar nasional bahkan internasional.
Varian tingkatan kualitas lembaga pendidikan ini yang seharusnya memperoleh perhatian khusus, misalnya melalui pemetaan yang jelas seperti apa sesungguhnya profile lembaga pendidikan tersebut. Melalui pemetaan yang jelas, maka akan didapatkan data yang jelas tentang kualitas fisik dan akademis lembaga pendidikan dimaksud. Sehingga ketika akan memberikan bantuan atau dorongan untuk peningkatan kualitas lembaga pendidikan dimaksud maka tidak akan terdapat kesalahan yang fatal.
Pemetaan kualitas ini terasa sangat penting sebab hanya dengan cara seperti ini, maka program pengembangan institusi pendidikan akan bisa sejalan dengan tujuan untuk peningkatan kualitasnya. Ada institusi pendidikan yang harus didorong untuk menjadi berkelas internasional dan ada yang didorong untuk berkelas nasional. Semuanya tergantung pada kenyataan empiris tentang kesiapan dan keinginan lembaga pendidikan tersebut untuk maju.
Jika selama ini bantuan atau apapun lebih didasarkan pada kepentingan pengembangan yang belum berbasis data, maka ke depan semua bantuan harus didasarkan pada keinginan pengembangan lembaga pendidikan yang terukur.
Jadi, kita harus meletakkan dasar bagi pengembangan institusi pendidikan Islam dalam kerangka modernitas bangunan fisiknya akan tetapi tetap berada di dalam kerangka tradisi bangunan fisik keindonesiaan. Jadi rasanya kita memerlukan bangunan fisik yang modern, tetapi Islami dan tetap menjaga tradisi.
Wallahu a’lam bi al shawab.