• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KONSORSIUM EKONOMI ISLAM

Hari ini, 11/01/2012, saya mengikuti acara yang penting menyangkut bagaimana pengembangan ekonomi Islam di masa depan. Acara ini digelar di Kantor Field Representative IDB Indonesia di lantai 18 Kantor Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Acara ini dihadiri oleh para rektor PTAIN dan juga rektor PTN yang memiliki program studi ekonomi Islam. Acara ini dipandu langsung oleh Dr. Makhlani yang memang memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengembangkan ekonomi Islam di Indonesia.
Ekonomi Islam memang sedang hangat dibicarakan. Hal itu tentu terkait dengan perkembangan praktik pengembangan ekonomi Islam yang terjadi akhir-akhir ini. Ada banyak perubahan dalam dunia ekonomi yang terjadi akhir-akhir ini. Misalnya, banyaknya perbankan konvensional yang mengembangkan sistem ekonomi syariah. itulah sebabnya kebutuhan akan SDM yang memiliki profesi sebagai praktisi perbankan syariah juga sangat banyak.
Di dalam kerangka menjawab terhadap masalah ini, maka banyak perguruan tinggi yang mendirikan progran studi ekonomi Islam atau ekonomi syariah. Di jajaran perguruan tinggi umum, maka yang kuat adalah Universitas Airlangga, sebab di sini sudah ada program strata satu sampai strata tiga. Sementara yang baru saja memperoleh persetujuan senat universitas adalah Universitas Pajajaran untuk progran strata satu sampai strata tiga.
Untuk mengembangkan prodi ekonomi Islam di PTN tentu tidak mudah. Banyak kendala tentang pendiriannya. Ada banyak guru besar yang tidak memahami tentang ilmu ekonomi Islam, sebab dianggapnya bukan ilmu. Bangunan ilmu ini dianggap tidak memenuhi kaidah keilmuan, sebab berangkat dari logika deduksi normatif. Melalui pandangan keilmuan yang positifistik, maka dianggapnya tidak ada ilmu ekonomi Islam. Makanya, di UNS program ini masuk ke dalam kajian Timur Tengah. Sedangkan universitas yang lain masuk ke dalam program studi bukan ilmu ekonomi.
Kehadiran Konsorsium Ekonomi Islam, tentu diharapkan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keinginan untuk mengembangkan ilmu ekonomi Islam di seluruh Indonesia. Melalui KEI, maka diharapkan akan dapat menjadi ajang untuk mempertemukan berbagai kepentingan di dalam pengembangan ilmu ekonomi Islam.
Melalui forum ini, di mana PTN dan PTAIN bisa bertemu dalam satu forum atau satu organisasi, maka akan terjadi kesamaan visi dan misi, yaitu mengembangkan kelembagaan prodi ekonomi Islam untuk kepentingan pengembangan SDM yang profesional di bidang ekonomi Islam. Dengan demikian, keinginan untuk mengembangkan ekonomi Islam yang komprehensif akan bisa dicapai.
Sebagaimana diketahui bahwa secara kelembagaan KEI merupakan organisasi yang menghimpun seluruh pengembang ekonomi Islam, baik secara kelembagaan atau struktural maupun perseorangan. KEI adalah wadah bagi pimpinan dan dosen prodi ekonomi Islam baik di PTN di bawah Kemendikbud maupun PTAIN di bawah Kemenag.
Dengan demikian, KEI akan dapat menjadi jembatan yang dapat menghubungkan antara kepentingan PTAIN dan PTN untuk pengembangan ekonomi Islam. Ke depan tentunya akan didapati kesamaan kurikulum dasar antara satu PT dengan PT lainnya. Jika sekarang ada jarak yang sangat jauh antara satu PT dan PT lain yang memiliki prodi ekonomi Islam, maka ke depan akan diperoleh adanya kesamaan core kurikulum ekonomi Islam ini meskipun Perguruan tingginya berbeda.
Yang membedakannya adalah kurikukum lokalnya. Misalnya di UIN Jogyakarta, maka kurikulum lokalnya adalah tentang logam, sebab rektornya adalah pengusaha logam, sementara di IAIN Gorontalo adalah berbasis jagung, sebab keunggulannya adalah program jagung. Jadi tetap ada muatan lokal yang membedakan antara satu prodi dengan prodi lainnya.
Kita tentu berharap bahwa kehadiran KEI akan bermakna bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam di masa yang akan datang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini