• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SELAMAT TAHUN BARU 2012

Rasanya baru kemarin kita meramaikan tahun baru 2011. Ternyata sudah setahun perjalanan menempuh tahun 2011 tersebut. Hari ini kita memasuki tahun baru, 1 Januari 2012. Bertepatan dengan hari Ahad. Tahun baru biasanya ditanggapi dengan berbagai acara, baik yang teratur maupun yang hura-hura. Baik lelaki atau perempuan, terutama kaum mudanya memanfaatkan momentum tahun baru dengan gegap gempita.
Hari ini saya diwawancarai Radio El Shinta, terkait dengan pandangan sosiologis mengenai tradisi tahun baru di sejumlah kota di Indonesia dan secara khusus di Surabaya. Wawancara ini agak sedikit terganggu sebab pada saat yang sama juga terdapat acara jalan sehat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur untuk memperingati 66 tahun berdirinya kementerian agama.
Saya sampaikan bahwa sudah lama saya tidak melihat secara langsung bagaimana anak muda Surabaya memperingati tahun baru. Bertepatan bahwa semalam saya secara sengaja melihat bagaimana anak-anak muda Surabaya merayakan tahun baru. Hanya ada satu kata: seru. Bagaimana tidak, semua jalanan dipenuhi dengan sepeda motor dengan gayanya masing-masing. Ada yang diganti kenalpotnya sehingga memberi efek suara yang memekakkan telinga, ada yang diganti sadelnya, slebornya dan sebagainya seakan ingin memberikan nuansa berkendaraan yang berbeda.
Sungguh merupakan suasana yang crowded dan tidak terkontrol. Mereka memenuhi jalan, sehingga mereka benar-benar menjadi raja jalanan. Dikuasainya jalan perkotaan seakan tidak ada lagi rambu lalu lintas, tidak ada lagi penegak aturan, tidak ada lagi yang mengontrol tindakan yang mereka lakukan. Itulah kebebasan yang dapat mereka raih di malam tahun baru.
Itulah sebabnya kemacetan ada di mana-mana. Jika kita menggunakan mobil maka harus berdesakan dengan sepeda motor yang menyemut. Bahkan ada suasana menakutkan sebab bisa saja terjadi kecelakaan secara tiba-tiba. Sebab mereka memang berkendaraan dengan tanpa keteraturan sebagaimana layaknya berkendaraan di jalan raya.
Tradisi menyambut tahun baru di kota-kota di Indonesia memang berbeda dengan misalnya di Singapura. Di sana suasana merayakan tahun baru dikemas dengan keteraturan, sehingga bisa menjadi ajang untuk menarik wisatawan asing. Cobalah berapa banyak orang Indonesia yang merayakan tahun baru bukan di Indonesia akan tetapi di Singapura. Mereka menjalani perayaan tahun baru dengan nuansa yang sangat berbeda.
Sebaliknya di Indonesia, merayakan tahun baru justru dengan hura-hura dan ketidakteraturan. Ada semacam memanfaatkan acara tahun baru dengan melakukan ekspressi dalam berkendaraan secara bebas dan tidak terkendali. Makanya yang terjadi juatru suasana menakutkan dan bukan menyenangkan.
Seharusnya menatap tahun baru justru dengan doa untuk permohonan keselamatan. Tahun baru bukanlah nuansa untuk hura-hura, akan tetapi adalah untuk introspeksi tentang apa yang sudah kita lakukan selama setahun dan harus bagaimana setahun yang akan dijalani. Pada tahun yang baru lalu tentu saja ada pencapaian yang memenuhi harapan dan ada juga yang tidak memenuhi harapan. Makanya yang tidak memenuhi harapan haruslah dicari apa faktor penyababnya. Dengan begitu maka akan diketahui apa seyogyanya yang kita lakukan di tahun ini.
Oleh karena itu akan menjadi lebih baik jika kita menandai pergantian tahun dengan tindakan yang sepantasnya. Yaitu dengan melakukan perenungan tentang apa yang seharusnya kita lakukan di masa mendatang. Jadi sebaiknya kita melakukan introspeksi sambil berpikir apa yang sebaiknya yang seharusnya terjadi di masa mendatang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini