• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENGAKUAN MUSIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kehadiran Bang Haji Rhoma Irama di Kampus IAIN Sunan Ampel ini. Yang sangat mendasar adalah bagaimana perjuangannya selama 41 tahun mengembangkan musik dangdut dengan menjadikannya sebagai medium penyebaran nilai-nilai keislaman.
Waktu tersebut tentu saja merupakan waktu yang cukup lama. Hampir setengah abad Bang Haji Rhoma Irama mengembangkan musik dangdut yang selama ini hanya dikenal sebagai musik kampung bahkan musik lokal yang tradisional dan kemudian menjadi musik yang modern dan dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia internasional. Dari musik kampung ke musik internasional.
Musik dangdut adalah musik khas Indonesia. Dia berasal dari musik yang berbasis kendang dan seruling dan kemudian oleh Rhoma Irama dijadikan sebagai musik yang modern dengan penambahan alat musik yang menarik. Akan tetapi penambahan alat musik tersebut tidak menghilangkan orisinalitas musik melayunya. Bang Haji Rhoma Irama diilhami oleh qaidah “almuhafadlatu ala al qadim al shalih wa al akhdzu bi al jadid al ashlah”. Menjaga nilai lama yang tetap baik dan mengadopsi nilai baru yang lebih bermanfaat.
Menurut ketua Soneta Fans Club Indonesia Jawa Timur, Surya Aka, bahwa didirikannya Soneta Fans Club adalah untuk melestarikan khasanah musik Dangdut yang merupakan khasanah budaya bangsa. Melalui keberadaan fans club ini maka khasanah budaya bangsa kita tidak akan diakui oleh orang lain. Keberadaan fans club bukan untuk mendewakan atau mengkultuskan terhadap seseorang, khususnya Rhoma Irama, akan tetapi untuk mencintai dan melestarikan budaya bangsa khususnya musik dangdut.
Saya yang juga memperoleh kesempatan memberikan apresiasi terhadap Rhoma Irama sebagai pemusik dan sekaligus sebagai pendakwah, maka saya nyatakan bahwa musik dangdut adalah musik rakyat yang keberadaannya sudah diakui oleh dunia internasional. Kita semua yang hadir di sini adalah fans berat Bang Haji Rhoma Irama. Ketika saya mengikuti acara Diklapim di Jakarta, dan setiap peserta diminta untuk menyanyi, maka yang saya pilih adalah lagunya bang Haji, Chane.
Menurut Rhoma Irama bahwa musik tidak hanya sebagai sarana hura-hura, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Rod Steward, bahwa musik adalah sahabatnya setan. Baginya musik adalah sahabat agama. Musik bisa menjadi sarana untuk mengembangkan religiositas kita. Beliau pernah diundang di Amerika Serikat dalam acara konferensi tentang budaya dunia, maka beliau sampaikan makalah dengan tema “Music is not For Fun, music is for responsibility for God and People”. Beliau sampaikan bahwa suatu ketika dia diundang oleh Universitas Airlangga Surabaya, dan setelah acara selesai, maka ada seorang dosen yang perawakannya seperti Keturunan China, orang ini menyatakan bahwa melalui lagu-lagunya Rhoma Irama, maka dia temukan solusi atas problem kehidupan yang selama ini dirasakannya. Makanya, dia memberitahukan kepada koleganya untuk mendengarkan musik dangdut Soneta.
Memang ada kritikan bahwa musik menjadi sarana untuk joget dan sebagainya. Akan tetapi jangan dilupakan bahwa terdapat banyak orang bahkan ratusan orang yang menyimak musik Soneta dengan penuh kekhidmatan dan keseriusan, sehingga memperoleh pencerahan. Jadi musik bisa membuat sesuatu yang madlarat, akan tetapi juga ada yang membuat manfaat. Jika manfaatnya jauh lebih besar dari madharatnya, maka bermusik dan menjadikannya sebagai media dakwah tentu bukan sesuatu yang salah.
Untuk menciptakan lagu-lagu yang bernafaskan keagamaan, maka juga butuh perenungan dan observasi. Lagu Begadang diciptakan bukan tanpa sebab, akan tetapi berangkat dari kenyataan bahwa ada kawannya yang meninggal gara-gara terlalu banyak begadang. Jadi begadang jika ada perlunya. Jangan begadang setiap malam.
Lagu Judi adalah hasil observasi lapangan yang diciptakan dalam waktu yang lama. Butuh observasi bertahun-tahun. Makanya secara akademis, syair lagu tersebut tidak akan bisa dibantah kebenarannya.
Oleh karena itu musik bisa menjadi media dakwah selama lagu-lagunya memang diniatkan untuk kepentingan tersebut. Jadi meskipun peluang untuk menjadikan musik sebagai media dakwah itu sangat kecil, tetapi Rhoma Irama telah membuktikannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini