JARINGAN KERJA SAMA DENGAN ANU
Pada hari Selasa, 20/12/2011, saya berkesempatan untuk hadir di Australian National University (ANU) di Canberra. Acara ini memang dirancang oleh alumni ANU yang berketepatan menjadi dosen IAIN Sunan Ampel, Nabiela Naely. Ada beberapa lulusan ANU yang menjadi dosen di IAIN Sunan Ampel lainnya, yaitu Kemal Reza dan Ahmad Muzakki. Makanya ketika saya datang ke Canberra, maka dijadwalkan untuk bertemu dengan Prof. Greg Fealey, Prof. Chaterine Robinson dan Prof. James Fox.
Mereka adalah Indonesianis yang selama ini banyak mendarmabaktikan ilmu pengetahuannnya di Australia dan dunia akademis internasional tentang Indonesia. Prof. Greg Fealey, misalnya adalah ahli tentang NU dan disertasinya juga membahas secara akademis tentang NU dan Politik. Tetapi akhir-akhir ini juga menulis tentang gerakan radikalisme di Indonesia. Bukunya tentang radikalisme juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Saya bersama dengan Masdar Helmy, PhD, Ahmad Zaini, MA dan Nabiela Naely, MA serta Prof. Muhammadiyah Amin datang untuk bertemu beliau di ANU dalam rangka untuk menjajagi kemungkinan kerja sama antara IAIN SA dengan ANU. Kami berbincang dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu setengah jam di ruang pertemuan di Center of Asian and Pacific Studies.
Mereka adalah para guru besar yang selama ini banyak melakukan kajian tentang Indonesia. NU saya kira berhutang budi pada Prof. Greg Fealey karena NU diperkenalkan sebagai organisasi yang terus berkembang baik dalam pemikiran maupun praksis politik di Indonesia. Melalui Prof. Greg, maka NU menjadi bahan diskusi di tingkat internasional. Demikian pula dunia Tasawuf di Indonesia juga banyak diperkenalkan oleh Prof. James Fox sebagai lahan kajian yang sangat menantang. Sedangkan Prof. Chaterine Robinson juga banyak mengkaji tentang relasi antara agama dan masyarakat secara khusus di Indonesia Timur.
Sebagaimana misi yang saya bawa ke beberapa perguruan tinggi di Australia, maka saya sampaikan bahwa tujuan kami ke ANU adalah untuk menjaring kerja sama dalam kerangka capacity building. Jika pada tahun 2011 kita banyak mengirim dosen untuk workshop di tiga universitas, yaitu University of Sydney, University of Canberra dan University of Murdock, maka pada tahun depan IAIN SA juga akan mengirimkan dosen untuk workshop, pos doktoral, pendampingan penulisan disertasi dan sebagainya. Itulah sebabnya maka tentunya ada beberapa PT di Australia yang akan dapat dijadikan sebagai mitra di dalam kerangka capacity building tersebut.
Untuk kerjasama dengan ANU, maka yang sangat cocok adalah untuk pos doktoral dalam kaitannya dengan relasi antara agama dan masyarakat. Selain banyak profesor yang memiliki keahlian tentang hal ini, juga banyak mahasiswa Australia yang mengkaji Indonnesia dalam berbagai perspektifnya. Makanya diharapkan akan terjadi diskusi yang mendalam tentang tema atau topik yang menjadi pokok bahasan para peserta pos doktoral.
Prof. Greg Fealey sangat mendukung terhadap program ini. Bahkan juga mengarahkan agar jika akan dikirim dosen untuk kepentingan ini, maka agar dilaksanakan pada bulan-bulan yang banyak kegiatan di kampus, sehingga akan memungkinkan bagi yang bersangkutan untuk terlibat di dalam banyak kegiatan akademik, seperti seminar, general lecture, konferensi dan sebagainya. Bahkan beliau juga menawarkan tentang kerja sama penelitian yang memungkinkan dilaksanakan. Misalnya Prof. Chaterine juga sedang memiliki project penelitian di Indonesia Timur, maka bisa juga dilakukan kerja sama untuk melaksanakannya.
Selain itu juga ada rencana untuk menyelenggarakan kegiatan Knowledge Sector yang sedang dibicarakan oleh Ausaid, yaitu program pengiriman dosen dari beberapa negara termasuk Indonesia untuk melakukam penelitian di wilayahnya dan dibiayai oleh pemerintah Australia. Program ini tentu sangat terbuka untuk diikuti oleh para scholar yang memiliki kemampuan penelitian yang memadai dan berkeinginan untuk melakukan penelitian yang serius.
Menilik terhadap kesungguhan para guru besar di ANU ini, maka saya berkeyakinan bahwa program kerja sama antara IAIN SA dengan ANU akan dapat dilaksanakan tahun depan. Makanya dibutuhkan Memory of Understanding dan juga Letter of Agreement di dalam kerangka pengembangan program tersebut.
Jadi memang diperlukan kesungguhan untuk meraih mimpi menjadi the competitive and excellence university bagi IAIN SA melalui berbagai kerja sama antar universitas.
Wallahu a’lam bi al shawab.