• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

WORKSHOP PUN USAI SUDAH

Kemarin, 19/12/2011, acara workshop on Curriculum Review and Development di University of Canberra sudah ditutup. Artinya bahwa kunjungan ke Australia juga sudah akan berakhir. Acara tersebut ditutup dengan dihadiri oleh Prof. Jacky Walkington, Frank Guo, Janet Smith, Shirley Wijaya dan Hanoem dan seluruh peserta workshop. Acara ini dilaksanakan pada jam 15 waktu Canberra.
Saya diminta untuk memberikan sambutan pada acara penutupan ini. Tetapi sebelumnya Prof. Jacky menyatakan bahwa kita tidak mengucapkan selamat tinggal akan tetapi sampai jumpa lagi. Saya sungguh sangat setuju bahwa memang yang benar adalah sampai jumpa dan bukan selamat tinggal. Jika yang diucapkan sampai jumpa lagi, maka tentu ada harapan bahwa kita akan berjumpa lagi dalam kesempatan lain.
Saya sampaikan bahwa acara di University of Canberra ini bukan yang pertama dan terakhir, akan tetapi acara yang pertama dan terus akan berlangsung. Artinya bahwa diharapkan akan ada berbagai macam acara yang bisa didesain bersama di masa yang akan datang. Sebagaimana yang kami bicarakan di dalam pertemuan dengan vice Chancellor beberapa hari yang lalu, maka akan dilakukan penandatangan MoU antara IAIN Sunan Ampel dengan UC pada waktu mendatang. Jadi peluang untuk melakukan kerjasama sangat terbuka.
Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kerjasama antara IAIN Sunan Ampel dengan UC dalam acara Curriculum Development ini. Kita sungguh sangat membutuhkan acara ini terutama dalam kaitannya dengan keinginan untuk melakukan perubahan institusional dari IAIN menjadi UIN. Acara workshop ini sangat penting dan urgen. Melalui acara ini maka para dosen memiliki beberapa hal: yaitu: pertama, memperoleh tambahan pengetahuan tentang bagaimana perguruan tinggi terkenal seperti UC melakukan perubahan dan pengembangan kurikulumnya. Kedua, para peserta atau ketua jurusan atau prodi juga memperoleh pengetahuan tentang metode dan teknik pengembangan kurikulum. Ketiga, para dosen ini juga memperoleh pengalaman internasional sehingga akan memiliki kepercayaan diri sebagai dosen yang memiliki pengalaman internasional. Keempat, para dosen juga memperoleh pengalaman tentang budaya masyarakat dan juga budaya akademik yang penting dari kunjungan ke perguruan tinggi internasional.
Saya berkeyakinan bahwa seorang dosen mutlak memerlukan kunjungan kerja di luar negeri. Melalui kunjungan ke luar negeri, maka akan terdapat perasaan yang mendalam sebagai bagian dari dunia internasioal. Yang bersangkutan akan bisa bercerita tentang kunjungannya ke luar negeri kepada mahasiswa, sehingga akan membangun mimpi di kalangan mahasiswa untuk suatu kesempatan bisa pergi juga ke luar negeri.
Makanya, mahasiswa dan juga dosen lalu tergerak untuk mempelajari bahasa internasional agar bisa berkomunikasi dengan dunia interasional. Ada inspirasi yang dibangun melalui kunjungan ke luar negeri tersebut. Itulah sebabnya para pimpinan perguruan tinggi harus menganggarkan kunjungan ke luar negeri yang terdisain secara memadai agar para dosen memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman praktis tentang perguruan tinggi luar negeri.
Saya juga sungguh-sungguh bersyukur bahwa melalui kunjungan para dosen ke luar negeri ini dapat memberikan tambahan motivasi bagi para ketua jurusan untuk bekerja keras. Salah satu di antaranya adalah Abdurrahman Chudlory, ketua jurusan Manajemen Dakwah pada Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel yang merumuskan motto jurusannya, yaitu aware, lead, learn, inspire and learning faster. Saya kira bahwa munculnya keinginan untuk terlibat secara penuh dengan dunia pendidikan melalui motto ini tentu sangat penting.
Jadi, sedikit atau banyak bahwa workshop ini membawa pengaruh motivatif bagi para pimpinan perguruan tinggi khususnya para ketua jurusan atau prodi untuk melakukan perubahan sejauh yang bisa dilakukannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini