KERJASAMA DENGAN WESTERN SYDNEY UNIVERSITY
Sebagai akibat perubahan jadwal untuk pertemuan dengan Prof. Julia Howell, maka saya bersama dengan Prof. Muhammadiyah Amin dan A. Zaini harus balik ke Sydney. Jadi pada hari Jum’at, 16/12/2011 jam 11.00 saya harus kembali ke Sydney dengan bus, sebab pertemuan dengan Prof. Julia Howell dijadwalkan pada jam 15.30. Untunglah perjalanan darat yang membutuhkan waktu tiga jam tersebut terbilang lancar, sehingga kami bisa tepat waktu sampai di Western Sydney University.
Pembicaraan dengan Prof. Julia Howell, sebenarnya sudah terjadi ketika beliau menjadi nara sumber di dalam seminar internasional beberapa saat yang lalu di IAIN Sunan Ampel. Saat itu kami sudah membicarakan beberapa program yang kiranya bisa dikerjasamakan. Prof. Julia Howell adalah Direktur Moslem Association di Australia. Sehingga memiliki program untuk pengiriman Young Moslem Leader untuk berkunjung ke beberapa negara berpenduduk mayoritas Islam termasuk ke Indonesia. Itulah sebabnya kami secara sengaja bertemu dengan beliau untuk membicarakan kemungkinan pengembangan kerjasama tersebut dengan IAIN Sunan Ampel.
Di dalam perjalanan ke University of Western Sydney atau UWS memang ada sedikit macet menjelang ruas jalan ke terowongan yang panjangnya kira-kira empat kilo meter tersebut. Tetapi akhirnya kami bisa datang tepat waktu ke UWS. Kampus yang mengusung motto Bringing Knowlegde for Life dengan warna dasar biru ini memang sangat indah. Kami memang tidak sempat jalan-jalan di sini, akan tetapi melihat tampilannya di seputar jalan menuju ke kantor Prof. Julia, maka kesan sebagai universitas modern itu sudah kelihatan. Di ruang bawah ternyata digunakan untuk ruang bisnis. Di sisi kanan dan kiri ada ruang-ruang yang dijadikan sebagai tempat untuk menjual produk yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Ada mini market, toko buku, kafe dan sebagainya.
Kami akhirnya bisa ke kantor Prof. Julia Howell. Yang membuat saya terkejut adalah di situ ada kantor Prof. Bryan S. Turner ahli sosiologi yang namanya sangat terkenal di Indonesia. Bukunya sudah saya baca pada awal ketika saya mengajar sosiologi agama di IAIN Sunan Ampel tahun 1980-an. Buku yang berjudul asli Weber and Islam dan kemudian diterjemahkan menjadi Sosiologi Islam tersebut telah menjadi bahan bacaan wajib bagi para mahasiswa di IAIN Sunan Ampel.
Kami tentu saja sangat senang untuk mengunjungi kampus yang terkenal dan modern ini. Kami bisa berbicara banyak hal tentang rencana pengembangan kerjasama antara IAIN SA dengan UWS. Sesuai dengan yang kami rencanakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dikerjasamakan ke depan, antara lain adalah tentang pengiriman dosen untuk mengambil progam doktor, master dan short course dalam jangka waktu tertentu. Selain itu juga tentang program post doktoral dalam waktu dua atau tiga bulan.
Secara khusus kami membicarakan program short course metodologi penelitian. Di dalam hal ini, maka komposisnya bisa saja di atur 40 persen diselenggarakan di dalam negeri dan 60 persen diselenggarakan di luar negeri. Kemudian peserta dibebani untuk melakukan penetian individual dan laporan penelitian yang terbaik bisa dimuat di jurnal luar atau dalam negeri. Sedangkan untuk pos doktoral, maka bisa mengambil program dua atau tiga bulan. Tujuannya adalah untuk menulis buku yang outstanding. Naskah sudah disiapkan di dalam negeri dan penyempurnaannya dapat dilakukan di luar negeri.
Program yang juga menarik adalah pengiriman dosen IAIN SA yang sedang menyelesaikan penulisan disertasi. Untuk kepentingan ini, maka dosen tersebut harus memperoleh pembimbing dari dosen di universitas luar negeri, seperti UWS untuk bidang sosiologi. Hal ini sebab ada Prof. Julia Howell yang ahlinya di bidang sosiologi agama. Tulisannya tentang Urban Sufism telah menjadi perbincangan di dunia akademik internasional. Makanya bagi dosen yang menulis di seputar agama dan masyarakat tentunya akan memperoleh bantuan akademik dari beliau.
Yang juga kami perbincangkan sangat mendasar adalah tentang rencana pengiriman Young Muslim Leader ke Indonesia. Selama ini pengirimannya banyak ditempatkan di Jakarta, sebab secara struktural memang banyak kantor yang harus dihubungi. Akan tetapi justru kami tawarkan sebaiknya yang lebih lama justru seharusnya di Jawa Timur. Jika ingin belajar tentang Islam moderat, maka jawabannya adalah di Jawa Timur sebab ada banyak pesantren besar yang bisa dijadikan sebagai materi Islam rahmatan lil alamin. Jadi sebaiknya program ini memang diarahkan ke Jawa Timur. Di dalam hal ini, Prof. Julia akan membicarakannya dengan komite yang akan mengirimkannya.
Jika program ini bisa direalisasi pada tahun ke depan, maka IAIN SA akan memperoleh manfaat akademik dan juga reputasi internasional yang sangat membanggakan.
Wallahu a’lam bi al shawab.