JALAN-JALAN DI SYDNEY
Acara kemarin memang padat. Ada empat sessi presentasi yang dilaksanakan oleh tim Sydney University yaitu dua sessi di pagi hari dan dua sessi di sore hari. Acara itu diisi oleh Dr. Richard Seymour dan Peter Morris. Acara yang menarik tentu saja terkait dengan pengembangan wawasan entrepreneurship bagi para dosen IAIN Sunan Ampel.
Acara itu berlangsung dari jam 09.00 sampai jam 17.00 waktu Sydney. Setelah mengikuti session ceramah dan tanya jawab tersebut, maka saya sempatkan untuk jalan-jalan di kota Sydney yang terkenal dengan Gedung Operanya itu. Semula kami berempat, Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, Abdullah Rafik, dan Cholil Umam jalan kaki untuk sampai di tempat pemberhentian bus untuk menuju ke Darling Bright dan terus ke Darling Harbour Terminal. Rofik yang memandu acara jalan-jalan memang belum pernah datang ke sini. Makanya untuk membeli tiket pun harus bertanya ke sana kemari. Maklumlah kawan-kawan yang pernah lama di Australia seperti Dr. Wahidah, Aun Falestine dan Room Fitriyanto harus berdiskusi untuk menyelesaikan bahan presentasi tentang action plan di bidang enterpreneurship university. Jadi mereka juga sibuk untuk berdiskusi dan bekerja.
Di kanan teluk ini, ada banyak gedung tinggi dan besar sebagai ciri khas kota modern. Kira-kira mirip Jakarta, yang gedungnya juga banyak yang mencakar langit. Di antara gedung tersebut misalnya gedung McQuairy, Gedung Rabo Bank, Gedung Allianz, dan beberapa lainnya yang saya tidak hafal seluruhnya. Selain itu juga terdapat wisata kuliner dengan menu masakan yang bervariasi. Saya kira masakan Asia Tenggara, seperti Restoran Thailand dan lainnya juga ada.
Tetapi akhirnya tiket pun bisa diperoleh dengan dipandu oleh petugas di terminal ini. Kami berempat kemudian naik ferry menuju ke Gedung Opera Sydney yang sangat terkenal. Akhirnya kami bisa menjejakkan kaki ke Gedung Opera tersebut. Sebagai pelayanan jasa transportasi, maka keberadaan ferry ini ternyata cukup membantu masyarakat dan pengguna jasa transportasi laut. Jika dikalkulasi, rasanya tidak mungkin jasa pelayanan transporatasi ini memiliki keuntungan. Hanya sedikit penumpang yang menggunakan jasa layanan laut ini. Tentu ada subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap jasa layanan di Australia ini. Bahkan seluruh layanan jasa transportasi menjadi tanggungan pemerintah.
Ada empat jasa trasportasi publik di Sydney, yaitu tourist bus services, lalu trains, yang menghubungkan kota Sydney dengan daerah suburban. Kemudian Ferry dengan rute dari Circular Quay yang menghubungkan Tarongga Zoo, Manly, Darling Harbour, Watsons Bay, Rose Bay, Double Bay, the North Shore, Balmain Cockatoo Island, Parramatta dan Sydney Olympic Park. Lalu Monorail yang melewati jalur dalam kota. Kemudian juga light rail yang memghubungkan central stasiun ke Haymarket, Paddys Market, Darling Harbour dan sebagainya.
Kami berempat sudah menikmati naik bus, ferry, kereta dan trem di dalam kota. Dan yang paling penting adalah makan lagi di China Town. Maklumlah bahwa saya memang tidak bisa makan yang aneh-aneh bagi lidah saya. Sesunggunya saya juga ingin menikmati makanan khas Australia, hanya sayangnya bahwa saya tidak sanggup melakukannya. Pikiran memang boleh mendunia, tetapi lidah dan perut tetap saja orang Indonesia.
Wallahu a’lam bi al shawab.