CHINA TOWN DI SYDNEY
Salah satu yang membuat saya ini agak malas untuk ke luar negeri adalah karena saya sulit istirahat di pesawat terbang meskipun perjalanan pesawat tersebut sangat jauh. Saya masih teringat ketika kunjungan ke Amerika Serikat beberapa bulan yang lalu, maka saya juga kesulitan untuk memejamkan mata. Meskipun sudah dibantu dengan Antimo, maka kenyataannya juga masih sulit untuk tidur.
Sama seperti itu, di dalam kunjungan saya ke Australia, 10/12/2011, juga mengalami nasib yang sama. Sebenarnya, saya sudah dibelikan obat Antimo oleh Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, hanya saja yang saya ambil malah jamu Antangin. Rupanya saya membawa jamu Antangin, sehingga yang saya minum justru jamu Antangin itu. Jadi saya salah dalam mengambil obat. Itulah sebabnya selama perjalanan dari Denpasar Bali sampai di Sydney, maka mata saya tidak bisa saya pejamkan alias tidak bisa tidur.
Maka, ketika sampai di Hotel Medina, maka saya minum Antimo itu dan saya melakukan balas dendam untuk tidur seharian. Jadi sehari ini saya benar-benar menikmati istirahat. Saya baru bangun jam 15.00 waktu Sydney.
Saya memang belum melakukan kunjungan ke mana-mana. Hanya makan siang di China Town. Saya selalu kagum pada Orang China, sebab di mana-mana mereka memiliki komunitas yang kuat untuk membangun jaringan sosial dan bisnis yang kuat. Sebagaimana di Canada, maka di Sydney juga kita jumpai China town yang menjadi pusat bisnis masyarakat Cina di Sydney. Jika kita akan tamasya kuliner dengan rasa Asia, maka kita harus datang ke sini. Dari Bandara Sydney tidak jauh, hanya dengan 30 dollar Australia, maka kita sudah akan sampai ke sana.
Masakan Asia semua ada di sini. Dari makanan Tom Yam Thailand sampai rendang masakan Padang ada di sini. Ikan bakar dengan berbagai bumbu Asia juga ada di sini. Cita rasa makanan Asia lengkap ada di China Town ini. Untuk memudahkan, maka saya memilih makanan khas Padang Indonesia untuk memenuhi hasrat perut yang memang harus diisi. Saya, Prof. Muhammadiyah Amin, Abdullah Rofik dan Room Fitriyanto pun mencicipi masakan khas Indonesia tersebut. Perut kita ini Indonesia betulan, sehingga makanan yang aneh-aneh sangat sulit menelannya. Saya teringat ketika berada di Montreal, maka setiap hari dapat dipastikan makan nasi goreng dan sorenya makan mie yang juga dibeli di China Town di Montreal.
Kegigihan orang China di dalam dunia bisnis memang tidak diragukan. Di depan rumah makan khas Asia tersebut, maka banyak sales promotion yang menawarkan jasa makanan bagi pengunjung. Dengan telaten mereka tawarkan kepada para pengunjung untuk makan di rumah makannya. Bahkan juga ada wanita yang menurut perkiraan saya berusia 70 tahunan yang menawarkan paket usaha rumah makannya.
Sebagai pusat perdagangan, maka tentu banyak usaha yang dilakukan oleh komunitas China. Sepanjang jalan di sekitar China Town ini dipenuhi dengan aneka toko komunitas China. Jika di food court dijajakan masakan khas Asia, maka si pertokoannya tentu saja dijajakan berbagai macam produk. Kebanyakan yang dijual adalah produk China sendiri meskipun labelnya terkadang menggunakan nama Australia. Saya kira banjir produk China tidak hanya di negara Asia saja, akan tetapi juga di seluruh dunia. Tentunya termasuk di Sydney. Kaos, misalnya adalah produk tekstil China yang kemudian di ekspor ke Australia. Lalu oleh orang Australia diberi merek Australia.
Yang datang ke China Town bukan hanya orang Asia, akan tetapi juga penduduk Australia. Mereka datang untuk makan dan belanja barang kebutuhan sehari-hari. Melalui komunitas China yang sudah menjadi bagian dari dunia wisata belanja dan wisata kuliner, maka menegaskan bahwa orang China memang memiliki talenta untuk berwirausaha dalam jaringan sesama China yang luar biasa.
Kehadiran China Town di berbagai negara tentu menegaskan bahwa masyarakat China perantauan memiliki solidaritas yang sangat kuat untuk menjadi satu kesatuan etnis yang memiliki peran penting di dalam dunia bisnis di negara yang bersangkutan.
Jadi secara teoretik menegaskan bahwa ada relasi yang kuat antara solidaritas etnis, basis usaha dan pembentukan enclave baru di negara lain di kalangan komunitas China di manapun mereka berada.
Wallahu a’lam bi al shawab.