MENGEMBANGKAN KEPEKAAN KEWIRAUSAHAAN
Kopertais Wilayah IV memiliki program yang sangat baik dalam kerangka pengembangan kepekaan kewirausahaan bagi mahasiswa. Ada tiga kegiatan workshop kewirausahaan bagi mahasiswa PTAIS se Kopertais wilayah IV. Masing-masing gelombang diacarakan selama tiga hari dan juga dilakukan sesi kunjungan lapangan untuk memahami dunia kewirausahaan secara empiris.
Pertanyaannya adalah apakah pengembangan kepekaan kewirausahaan bagi mahasiswa itu penting dan bukankah kewirausahaan itu adalah bakat dan juga keturunan. Jenis-jenis pertanyaan semacam ini penting untuk dikemukakan terkait dengan keinginan untuk menjadikan lembaga pendidikan tinggi sebagai sumber pengembangan semangat kewirausahaan.
Untuk menjadi wirausaha, maka yang dibutuhkan adalah mentalitas yang kuat. Tanpa mentalitas yang kuat jangan pernah berharap menjadi wirausahawan yang sukses. Dunia kewirausahaan adalah dunia nyata, bukan dunia pikiran. Harus dilakukan. Makanya pelatihan ini juga kurang bermakna, jika tidak dilakukan usaha secara maksimal untuk mengenal lebih dekat tentang bagaimana orang berusaha dan sukses di dalam usahanya.
Bisa jadi orang baru menuai sukses dalam usahanya yang ke sekian kali. Pak Dr. Sugiat, dosen Universitas Airlangga dan pengusaha real estate, menyatakan bahwa wirausaha itu bukan diceritakan, akan tetapi untuk dilakukan. Makanya, beliau berusaha secara maksimal untuk menjadi wirausaha dan berhasil, sehingga sekarang bisa bercerita tentang pengalaman usahanya dan bukan tentang cerita orang lain. Dua anaknya juga sukses menjadi pengusaha. Ketika awal berusaha, maka anaknya mengeluh bagaimana sulitnya mengurus usahanya. Akan tetapi terus dipompa semangatnya untuk terus berusaha dan akhirnya berhasil.
Itulah sebabnya maka yang harus menjadi instruktur di dalam pelatihan ini juga orang yang sudah memiliki pengalaman berusaha. Dia adalah Drs. H. Cholil Umam, MAg., yang memang selain dosen juga menjadi wirausahawan. Melalui usaha percetakan yang dikembangkannya, maka dia berhasil untuk menjadi “kaya”. Jadi, dengan usaha yang dilakukannya sendiri, akhirnya dia menuai sukses di dalam usahanya. Bahkan karena ketekunannya untuk menjadi usahawan percetakan dan penerbitan, maka sekarang juga dikembangkan pengetahuannya itu untuk kepentingan pengembangan Badan Layanan Umum (BLU) IAIN Sunan Ampel dan mulai kelihatan hasilnya.
Kewirausahaan ke depan tentu menjadi andalan perekonomian Indonesia. Jika dibandingkan dengan Singapura, maka pengembangan kewirausahaan di Indonesia masih jauh. Sekarang ini jumlah kaum wirausahawan masih sedikit, masih dibawah dua persen. Hal ini tentu menandakan bahwa pengembangan dunia usaha di Indonesia masih membutuhkan sentuhan program yang sangat penting.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka semenjak tahun 2010, Bank Mandiri bekerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) telah menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pemberian voucher kepada mahasiswa yang memiliki kemampuan merumuskan proposal yang feasible. Untuk kepentingan pengembangan wirausaha, maka juga dibutuhkan workshop dan pelatihan bagi mahasiswa melalui integrated kurikulum. Di dalam rangka ini, maka dirumuskan buku ajar yang disusun oleh Prof. Dr. Renald Kasali bersama sejumlah dosen dan kemudian dibagikan kepada seluruh PTN yang bekerja sama dengan Bank Mandiri.
Melalui pelatihan bagi mahasiswa ini, maka diharapkan akan munculnya wirausahawan muda yang dilahirkan dari perguruan tinggi. Dengan pendidikan dan pelatihan yang sungguh-sungguh dan usaha yang terencana bukan tidak mungkin akan dilahirkan wirausahawan muda yang kelak akan mengisi kekosongan pengembangan wirausahawan di Indonesia.
Jadi, ada harapan yang besar bagi para mahasiswa agar ke depan dapat menjadikan wirausaha sebagai bagian penting di dalam kehidupannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.