MENGEMBANGKAN FISIK PERGURUAN TINGGI
Sudah sering saya nyatakan bahwa pengembangan PTAIN dalam bidang fisik, akan mengalami kelambatan yang luar biasa yang disebabkan oleh keterbatasan anggaran. Maka, sekali waktu tengoklah UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Malang, UIN Riau, UIN Makasar dan sebentar lagi UIN Bandung, maka kita akan merasakan kekaguman tentang kemajuan pengembangan fisik dimaksud.
Mungkin tidak usah datang ke lokasi, cukup dengan melihat profile di websitenya, maka akan diketahui bagaimana kemajuan pengembangan fisik perguruan tinggi tersebut. Bagi PTAIN yang belum maju, maka kita cukup menyatakan “masyaallah” karena kita harus mengagumi hal tersebut.
Sebagai orang beragama, kita juga yakin bahwa keberhasilan pengembangan fisik UIN tersebut bukan semata datang dari langit, akan tetapi juga karena usaha mati-matian yang dilakukan oleh pimpinannya dengan dibantu oleh kebersamaan stafnya yang luar biasa. Berkali-kali saya nyatakan bahwa sebenarnya kita itu “bisa” untuk mencapai sesuatu dengan kebersamaan, hanya saja bahwa kita itu sulit untuk bersama.
Jika IAIN Sunan Ampel sekarang ini sudah dipastikan memperoleh proyek pengembangan kampus senilai 42 juta dollar Amerika, maka tentu saja hal tersebut juga bukan datang dari langit atau diberi begitu saja, akan tetapi melalui usaha yang sungguh-sungguh. Naik ojek pakai jas lengkap, mengejar taksi di tengah hujan bersama Ibu Andri, negosiasi hampir setiap minggu, mendatangkan pejabat yang berkompeten, dan sebagainya adalah sesuatu yang mutlak dilakukan. Jadi seorang pemimpin tidak hanya duduk di kantor sambil menunggu proyek-proyek mendatanginya.
Itulah sebabnya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk negosiasi dan visi ke depan. Saya teringat kepada pesan Pak Imam Suprayogo yang menyatakan bahwa pemimpin perguruan tinggi itu harus memiliki kemampuan membangun jaringan komunikasi yang baik dengan semua elemen baik internal maupun eksternal. Dan untuk mengembangkan fisik yang ekselen melalui PHLN, maka tentu dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dengan semua pengambil kebijakan. Tentu saja didukung oleh kelayakan yang memadai untuk memperoleh skema loan dari PHLN.
Minggu ini sungguh hari yang sangat membahagiakan bagi saya khususnya dan warga IAIN Sunan Ampel pada umumnya, sebab pada minggu inilah saat dimulainya program IDB untuk IAIN Sunan Ampel melalui program Start Up Workshop. Jika ada warga IAIN Sunan Ampel yang kurang atau tidak bahagia, maka sesungguhnya kita bisa bertanya apakah orang itu memiliki concern bagi kemajuan IAIN Sunan Ampel atau tidak. Tetapi saya yakin bahwa semua warga IAIN Sunan Ampel pasti akan merasa gembira.
Sekarang ini jalan lempang untuk pengembangan sarana dan prasarana serta infrastruktur bagi IAIN Sunan Ampel sudah jelas posisinya. Program pengembangan IAIN Sunan Ampel sudah akan running dalam hitungan bulan. Oleh karena itu marilah kita sambut kedatangannya dengan kerja keras dan kebersamaan.
Kita mesti ingat terhadap nilai dasar yang akan terus kita kembangkan sebagai lembaga pendidikan tinggi, yaitu: 1) nilai kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. 2) nilai soliditas kelompok. 3) nilai pelayanan berbasis kepuasan pelanggan. 4) nilai manajemen berbasis mutu dan 5) moralitas yang kuat.
Dengan demikian, di tengah keinginan untuk melakukan perubahan yang terus terjadi, maka menjadi aib jika IAIN Sunan Ampel juga tidak berubah. Semoga perubahan demi perubahan ini akan selalu fungsional bagi masyarakat secara luas.
Wallahu a’lam bi al shawab.