PENGEMBANGAN USAHA BLU
Saya bersyukur sebab pagi ini (18/11/2011), saya bisa meresmikan satu unit usaha lagi di IAIN Sunan Ampel. Sebelumnya sudah dibuka unit usaha IAIN Sunan Ampel Press dan IAIN Sunan Ampel Fresh. Sekarang kita kembangkan lagi unit usaha, Tour and Travel IAIN Sunan Ampel. Dalam satu tahun IAIN SA bisa mengembangkan tiga unit usaha dan dua diantaranya sudah operasional.
IAIN Sunan Ampel Press bahkan sudah mampu menerbikan sebanyak 80 buku, sepuluh di antaranya adalah buku daras yang memang dibutuhkan oleh mahasiswa, sebagai text books bagi ilmu-ilmu dasar. Saya sangat mengapresiasi kehadiran IAIN SA Press ini, sebab ternyata bisa bekerja sangat cepat. Pengalaman yang menarik adalah ketika saya meminta agar diterbitkan sebuah buku dalam waktu hanya tiga hari. Ternyata bisa diselesaikan tepat waktu.
Saya harus menerbitkan tulisan dari Blog saya dan catatan rekaman kawan-kawan di Diklatpim Tingkat I Angkatan XXII untuk menjadi buku. Ternyata untuk menerbitkan buku tersebut hanya membutuhkan waktu tiga hari. Saya sangat mengapresiasi terhadap kecepatan kerja Tim Sunan Ampel Press (SAP), yang dalam waktu sangat singkat bisa menerbitkan buku dengan kualitas yang cukup memadai.
Sungguh saya merasakan bahwa kebersamaan ternyata memang bisa menghasilkan sesuatu. Jika kita bersama, maka saya berkeyakinan bahwa kita akan bisa menghasilkan sesuatu yang baik. Kebersamaan adalah key world untuk mengembangkan banyak hal. Berbagai program pengembangan usaha di institusi ini tentu difasilitasi oleh kebersamaan tersebut.
Melalui dibukanya unit usaha Tour and travel ini, maka mahasiswa, dosen, karyawan dan pimpinan akan dapat mendayagunakan fasilitas tersebut untuk kepentingannya. Jika akan bepergian dengan pesawat, maka tidak perlu harus menggunakan jasa unit usaha lain. Sudah dipenuhi oleh institusinya sendiri. Kemudahan akses inilah yang sesungguhnya kita bidik di dalam pelayanan institusi ini.
Di era pelayanan prima, maka sebuah institusi akan dianggap bagus jika banyak peluang untuk melakukan akses yang sesuai dengan kebutuhan. Jika dihitung, maka kebutuhan tiket pesawat terbang ternyata cukup tinggi. Sesuai dengan program konsultasi, kerja sama dan sebagaiya, maka bisa mencapai milyaran rupiah untuk kepentingan ticketing ini. Makanya, jika akses untuk kebutuhan akses tiket tersebut dapat dipenuhi oleh lembaganya sendiri, maka tentu keuntungan akan didapat oleh institusi tersebut.
Persoalannya adalah tidak mudah untuk mengembangkan unit usaha di sebuah lembaga yang di dalamnya sudah terdapat banyak unit usaha yang dikelola secara perseorangan. Ada banyak orang atau pegawai yang selama ini sudah bermain di situ, sehingga kehadiran unit usaha yang mengusung kepentingan lembaga ternyata juga dianggap sebagai masalah. Maka langkah awal yang harus ditempuh adalah memberikan kesadaran baru tentang tujuan pengembangan unit usaha itu.
Memunculkan kesadaran tentang pentingnya pengembangan unit usaha di dalam sebuah birokrasi tentu didasari oleh keinginan membangun entrepreneurship bureaucracy yang sekarang menjadi trend di dunia birokrasi kita. Sebagaimana diketahui bahwa era reformasi memungkinkan adanya perubahan mindset para penyelenggara birokrasi agar terjadi perubahan yang mendasar mengenai penyelenggaraan pemerintahan.
Saya bersyukur bahwa di antara sekian banyak dosen dan karyawan, ternyata ada yang memiliki semangat untuk mengembangkan unit-unit usaha. Dan hal tersebut terbukti dengan dibukanya unit-unit usaha di lembaga pendidikan ini. Semoga ke depan akan semakin banyak aparat birokrasi kita yang berubah mindsetnya untuk menjadi birokrat yang entreprenuer.
Wallahu a’lam bi al shawab.