• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

OLAHRAGA DAN PERSATUAN BANGSA

Pertandingan bulutangkis antara Indonesia melawan Malaysia selalu menyisakan ketegangan. Bukan hanya pertandingan olahraga, akan tetapi juga melibatkan perasaan sebagai bangsa. Memang setiap pertandingan olahraga antar negara selalu melibatkan rasa nasionalisme.
Perasaan nasionalisme itu begitu kentara. Coba simaklah pertandingan bulutangkis atau sepakbola, yang melibatkan pemain Indonesia melawan negara lain, maka dapat dipastikan akan menghadirkan perasaan nasionalisme tersebut. Ada simbol-simbol nasionalisme yang mengedepan di setiap pertandingan itu
Saya tentu bersyukur mengikuti pertandingan final bulutangkis yang sangat menentukan antara pemain Indonesia melawan Indonesia. Saat itu posisinya sama kuat. Simon Santoso menang, sementara pasangan ganda, Bona dan Ahsan kalah. Ketika Tomy Sugiarto bertanding, maka teriakan-teriakan atau yel-yel yang berbunyi “Indonesia, Indonesia” selalu menggema. Sungguh indah mendengarkan semua penonton bersemangat mendukung pemain kesayangannya kala bertanding. Tomy memenangkan pertandingan. Demikian pula pasangan ganda Kido dan Hendrawan juga memenangkan pertandingan melawan pemain Malaysia. Melalui kemenangan tunggal dan ganda ini, maka skuad Indonesia menjadi kampiun bulutangkis se Asia Tenggara.
Yang sungguh menarik bagi saya adalah tindakan dukungan masyarakat Indonesia terhadap pertandingan itu. Bendera Merah Putih, syal dan kaos yang berpadu dalam melodi dukungan terhadap tim bulutangkis Indonesia tentu merupakan gambaran tentang nasionalisme keindonesiaan dan persatuan dan kesatuan bangsa.
Di dalam olahraga, Indonesia ternyata masih ada. Melihat kenyataan ini, maka gambaran Indonesia yang dikoyak-koyak oleh berbagai keruwetan baik dalam aspek ekonomi dan politik bisa diredusir sedemikian rupa. Melalui olahraga, maka gambaran Indonesia sebagaimana ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi seakan tidak nyata adanya.
Berdasarkan gambaran tentang Indonesia di televisi, maka Indonesia seakan-akan mau runtuh. Selalu digambarkan tentang kegagalan Indonesia di dalam berbagai aspek kehidupan. Persoalan korupsi, terorisme, kekerasan dan sebagainya yang menghiasi media kita. Rasanya Indonesia adalah contoh negara dengan seribu masalah. Tiada berita yang lebih menarik pemberitaan di media televisi kecuali berita tentang kekerasan di negeri ini.
Syukurlah bahwa masih ada medium untuk menyatukan masyarakat Indonesia, yaitu melalui olahraga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Icuk Sugiarto, komentator pertandingan bulutangkis dan mantan pemain nasional, bahwa melalui olahraga ternyata semangat nasionalisme tersebut tumbuh dan berkembang. Melalui olahraga, maka tidak ada sekat agama, suku bangsa dan budaya. Mereka menyatu mendukung tim Indonesia dengan gegap gempita. Indonesia menjadi satu karena olahraga.
Saya mengamini ungkapan Icuk Sugiarto ini. Kita merasa menjadi satu dan menyatu karena olahraga. Melalui olahraga, maka semua mendukung Indonesia. Jadi, olah raga ternyata bisa menjadi instrumen untuk mempersatukan masyarakat Indonesia. Coba kita pikirkan bahwa melalui even olahraga, maka semua komponen bangsa berada di situ. Pemain bola kita dari multi suku bangsa. Demikian pula pemain bulutangkis, atletik dan sebagainya. Mereka semua berusaha secara maksimal untuk menjadi the winner. Semua berbuat untuk Indonesia. Ada Papua, ada Sumatera, ada Jawa, ada Sunda, ada Flores dan sebagainya yang berjuang untuk menegakkan panji-panji Sang Saka Merah Putih.
Melalui even olahraga, maka lagu Indonesia dan Sang Saka Merah Putih berkibar dengan gagahnya.
Saya rasa dunia politik perlu banyak belajar dari even olahraga ini, dalam rangka untuk menyatakan bahwa kepentingan nasional jauh lebih penting dari pada kepentingan politik atau golongan tertentu.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini