SELAMAT BUAT KOMODO
Terlepas dari kontroversi tentang Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia, akan tetapi yang jelas bahwa untuk sementara Komodo sudah menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Memang sampai hari ini masih ada yang meragukan tentang penyelenggara kontes keajaiban dunia tersebut. Penyelenggara kontes, New 7 Wonders, yang bermarkas di Zurich Swiss tersebut untuk sementara sudah menentukan pemenang tujuh keajaiban dunia bersama Amazon Brazil, Hallong Bay Vietnam, Iguazu Falls Argentina Brazil, Jeju Island Korsel, Table Mountain Afsel, dan Puerto Princess Underground River Filipina.
Begitu bersemangatnya, maka Panitia Nasional Pemenangan Kontes Tujuh Keajaiban Dunia, Yusuf Kalla menyatakan bahwa “terima kasih kepada semua yang mengkritik, semua yang memandang enteng bangsanya. Karena kritik memberikan emosi yang luar biasa, masyarakat mendukungnya”.
Kemenangan Komodo diumumkan lewat YouTube yang dianggap sebagai jejaring informasi yang paling terkenal. Meskipun hanya diumumkan lewat jejaring informasi tersebut, akan tetapi tidak mengurangi semangat para pengusung pemenangan Komodo sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia.
Komodo sebagai makhluk langka di dunia memang pantas memperoleh pengakuan tersebut. Penghargaan atas kelangkaan Komodo sebagai ciptaan Tuhan yang natural, tentu juga membuktikan bahwa secara natural ada yang bisa dibanggakan dari alam Indonesia. Melalui kemenangan Komodo ini sekaligus, langsung ataupun tidak langsung, juga akan membanggakan bagi masyarakat Indonesia.
Selama ini yang dikagumi oleh wisatawan luar negeri adalah Bali, sehingga tujuan wisatawan asing pertama adalah Bali dan kemudian Yogyakarta karena Borobudur, Prambanan dan lainnya. Jika kemudian Komodo bisa menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia, maka berarti ada potensi wisatawan baru yang bisa menjadi ikon pariwisata. Dengan terpilihnya Komodo meskipun masih sementara dan akan diumumkan secara resmi pada bulan Januari, maka khazanah dunia wisata Indonesia juga akan memperoleh tambahan ikon baru.
Dengan menggenggam posisi tujun keajaiban dunia, maka Taman Nasional Komodo (TNK) akan menjadi terkenal di dunia. Langsung maupun tidak langsung, maka juga akan menjadi bagian dari promosi wisata di dunia internasional. Yang dibutuhkan dalam kerangka mengembangkan pariwisata untuk dunia internasional adalah publikasi yang kontinyu dan sistematis. Jika membandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang begitu gencar memberitakan tentang tempat wisatanya, maka Indonesia tergolong masih kalah.
Malaysia sangat gencar menyiarkan berita Indonesia dari sisi keamanan, demonstrasi, dan lainnya, sehingga bisa menjadi referensi intenasional tentang kenyamanan hidup di Indonesia. Semua pemberitaan di Indonesia tentu bisa menjadi referensi bagi orang yang akan berkunjung ke Indonesia. Padahal nyaris tidak ada berita tentang Malaysia atau Thailand di televisi Indonesia. Sebaliknya media Indonesia justru mengekspos besar-besaran tentang keamanan Indonesia. Itulah sebabnya maka kondusivitas keamanan tentu menjadi prasyarat untuk mengembangkan wisata di Indonesia.
Kita memang harus belajar banyak tentang pengelolaan tourisme. Jika kita ingin menjadikan TNK sebagai pusat wisata, maka harus dibangun infrstruktur yang mendukung terhadap pengembangan wisata dimaksud. Demikian pula mengembangkan tempat wisata lainnya. Harus ada dukungan wisata lain yang dapat menjadi daya tarik kaum wisatawan. Harus ada pendukung yang membuat orang lain mampu bercerita tentang keindahan TNK dan tempat rekreasi lainnya. Kita pasti bisa.
Wallahu a’lam bi al shawab.