• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PRAMBANAN DAN PUSAT WISATA

Saya mengenal nama Prambanan tentu ketika saya masih belajar di sekolah dasar. Guru saya namanya Pak Karsadi yang mengenalkan tentang nama-nama candi di Jawa Timur dan juga Jawa Tengah. Di dalam pengajaran mengenai sejarah bangsa, maka pastilah diperkenalkan tentang produk budaya baik di masa lalu maupun masa sekarang.
Pengetahuan tentang budaya tersebut kemudian dipekuat dengan cerita ketoprak yang memperkenalkan tokoh Bandung Bondowoso dan Loro Jongrang. Cerita ketoprak itulah yang kemudian meresap di dalam pengetahuan atau kognisi historis pada tahap berikutnya. Diperkenalkan tentang sayembara memperebutkan Loro Jongrang yang tentu sangat cantik pada masanya. Raja Bandung Bondowoso pun tertarik dan juga berebut cinta Si cantik Loro Jongrang.
Dikisahkan bahwa Loro Jongrang tidak mencintai atau bahkan menolak pinangan raja itu. Maka dibuatlah sayembara untuk membuat Candi seribu jumlahnya dalam waktu semalam. Untuk bisa mewujudkan hal ini tentu bukan hal mudah. Hanya orang yang sakti mandraguna saja yang bisa melakukannya. Kekuatan fisik semata tidak akan mampu untuk menghadirkan candi seribu dalam semalam.
Akan tetapi raja Bandung Bondowoso adalah raja yang sakti mandraguna. Dengan kekuatannya yang hebat, melalui bantuan para gandarwa, jin dan makhluk halus lainnya maka nyaris seribu candi itu akan dapat diwujudkan. Maka hebohlah pengikut Loro Jongrang sebab dia akan bisa dipersunting oleh Bandung Bondowoso yang tidak dicintainya. Dilakukanlah berbagai upaya untuk menggagalkan usaha Sang Raja.
Sebagaimana perjanjiannya bahwa seribu candi itu harus diselesaikan sebelum fajar menyingsing. Untuk menandainya adalah dengan berkumandangnya suara ayam jago berkokok. Dibuatkan sejumlah api unggun agar di jagat wetan kelihatan tanda pagi sudah menjelang. Suara gaduh para ibu rumah tangga yang memasak sehingga membangunkan ayam-ayam jantan untuk berkokok. Tanda pagi sudah datang.
Bandung Bondowoso tahu bahwa ini semua adalah ulah pengikut Loro Jongrang. Maka ketika Loro Jongrang menyatakan bahwa sayembara batal, sebab tidak dapat dipenuhinya seribu candi, maka marahlah Bandung Bondowoso sambil mengutuk dan bersumpah serapah. Maka berkat kesaktiannya, Loro Jongrang disumpah menjadi salah satu candi di situ. Sejumlah candi itulah yang kemudian dikenal sebagai Candi Loro Jongrang.
Yogjakarta memang dikenal sebagai daerah wisata. Dearah yang memang mengandung pesona luar biasa bagi wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Kunjungan wisata di Yogyakarta mungkin adalah nomor dua setelah Bali. Sayangnya saya belum memperoleh data tentang berapa banyak orang luar negeri yang berkunjung ke sini. Akan tetapi yang jelas bahwa banyaknya wisatawan tentu bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Sebagai daerah wisata dengan tradisi yang sangat kaya, tentu Yogyakarta harus seperti Bangkok. Yang saya maksud adalah membuat pusat pementasan kolosal yang menggambarkan sejarah Yogyakarta dari ma ke masa dan kemudian direlevansikan dengan keadaan sekarang. Jika dirunut secara historis, maka betapa kayanya khasanah budaya Yogyakarta itu. Jika dimulai dengan Raja Mataram dengan prakarsa membangun Candi Borobudur yang terkenal di Jawa Tengah dan kemudian dilanjutkan dengan Mataram fase berikutnya sampai kerajaan Ngayogyokarto Hadiningrat sekarang, maka akan menjadi khasanah budaya yang luar biasa.
Jika disendratarikan secara modern, maka akan menjadi tontonan kolosal yang luar biasa. Hanya sayangnya bahwa tempat untuk menyajikannya masih kurang kolosal. Jadi memang perlu dipersiapkan semacam pusat pementasan kolosal sebagaimana di Bangkok. Perlu untuk pemihakan tentang hal ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini