KEPENTINGAN BARAT DI TIMUR TENGAH
Memang sudah menjadi takdir Tuhan, bahwa di daerah tandus pandang pasir, ternyata di bawahnya terdapat sumber daya alam (SDA) yang luar biasa, yaitu minyak dan gas bumi. Melalui keberadaan SDA seperti itu, maka negara-negara Timur Tengah bisa menjadi negara dengan tingkat kemakmuran yang memadai. Sebutlah misalnya. Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar dan sebagainya adalah contoh beberapa negara yang memperoleh berkah minyak di dalam kehidupan masyarakatnya.
Sesungguhnya negara-negara ini bisa menjadi negara yang sangat kuat disebabkan oleh kenyataan SDA alam yang sangat prospektif tersebut. SDA seperti ini memang tidak bisa diperbaharui, sehingga jika tidak dimanej dengan pertimbangan yang sangat matang, maka dalam suatu kesempatan akan habis juga. Itulah sebabnya negara-negara teluk ini menjadi rebutan secara ekonomik oleh negara-negara barat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penguasaan ekonomi dunia oleh barat dan kroninya.
Penjajahan di era modern seperti sekarang memang tidak seperti di masa lalu, abad ke 18 dan 19 awal, akan tetapi penjajahan tersebut berupa penguasaan ekonomi melalui perusahaan-perusahaan internasional yang melakukan penguasaan secara sistematis yang dibantu oleh negara adi daya. Jika di masa lalu penjajahan tersebut berupa penguasaan wilayah dan mendudukinya, maka sekarang menggunakan pola lain, yaitu penguasaan ekonomi internasional.
Negara-negara barat memang sangat tergantung kepada produk minyak dari negeri-negeri teluk ini. Berjuta-juta barel dibutuhkan untuk menghidupkan roda ekonomi dan seluruh jaringan yang menopangnya. Makanya kepentingan barat terhadap negara-negara timur tengah juga luar biasa. Di sinilah arti pentingnya pemimpin negara teluk bagi kepentingan barat. Berbagai invasi yang dilakukan oleh barat terhadap negara-negara teluk hakikatnya adalah penyelamatan kepentingan ekonomi ini.
Memang harus diakui bahwa beberapa rezim yang jatuh, misalnya Irak dengan Saddam Husein, Libya dengan Moammar Khadafy, dan lainnya adalah pemimpin negara yang otoriter dan menggunakan kekuasaan militer untuk mempertahankan kekuasaannya. Semua lawan politiknya dibabat habis sebagai konsekuensi keberaniannya untuk melakukan pembangkangan politik. Makanya di dalam perspektif barat, negara-negara ini pantas dihajar agar dapat menerapkan demokrasi.
Akan tetapi demokrasi itu juga harus dikawal dengan senapan senjata oleh pasukan internasional dengan dalih pemulihan keamanan. Maka di Irak hingga sekarang juga masih bercokol kekuatan militer internasional. Salah satu kelemahan masyarakat di timur tengah adalah kesukuannya yang sangat kuat dan sulit bersatu dalam konsep demokrasi yang dipahami oleh masyarakat modern. Makanya, pertempuran antar suku dan faksi di sana juga sangat tinggi. Untuk mengaturnya maka dibutuhkan pemimpin yang kuat yang cenderung otoriter tersebut. Beberapa pemimpin negara bisa memimpin dalam waktu yang lama sebab menggunakan konsep kepemimpinan yang otoriter dimakud.
Oleh karena itulah maka yang dijadikan sebagai pintu masuk di dalam berbagai intervensi asing di negara-negara teluk adalah demokratisasi dan HAM. Di sinilah memang kelemahan utama negara di teluk tersebut dalam pandangan negara-negara yang menganggap dirinya paling demokratis. Ada keinginan untuk menjadikan negara-negara otoriter di teluk tersebut sebagai negara demokratis sebagaimana pandangan demokrasi barat.
Bisa saja demokrasi dalam pandangan barat tersebut tidak sama dan sebangun dengan pengalaman sejarah negara-negara yang memang terdiri dari suku-suku yang dalam banyak hal sering berseteru di dalam penguasaan negara. Oleh karena itu, demokrasi adalah pengalaman baru yang bisa saja akan mengalami stagnasi di masa depan.
Sebagai eksperimen tentang pengelolaan negara, maka tetap ada dua kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal. Akan tetapi yang untung tetap saja adalah negara adi daya yang memiliki kepentingan ekonomi politik dalam kerangka penguasaan ladang minyak yang memang sangat dibutuhkan.
Wallahu a’lam bi al shawab.