GENERASI MUDA DAN BUDAYA POP
Membaca harian Suara Pembaharuan Pagi, 2/10/2011, terasa sangat menarik. Meskipun tulisan ini agak lambat dihadirkan untuk merespon berita tersebut, akan tetapi tetap saja ada sesuatu yang bisa dihadirkan di tengah kenyataan merebaknya budaya pop tersebut membetot dunia.
Gelombang budaya pop memang mengikuti irama globalisasi, sehingga rasanya juga sulit untuk ditolak oleh makhluk manusia di dunia ini. Makanya, juga tidak ada formulasi untuk menggalang perlawanan terhadap globalisasi tersebut. Bahkan perlawanan juga percuma sebab pengaruh globalisasi tersebut memang sangat dahsyat.
Di harian tersebut digambarkan tentang bagaimana budaya pop tersebut menerpa dunia. Serbuan budaya pop tersebut kemudian menjadi bagian dari budaya di tempat lain. Gelombang dahsyat budaya pop tersebut, salah satunya datang dari Negeri Ginseng, yang disebut sebagai Korean Wave. Begitu hebatnya Korean Wave tersebut, maka sekarang negeri Ginseng tersebut menjadi satu di antara 10 negara pengekspor budaya pop di dunia internasional.
Tentu saja budaya pop bisa menjadi salah satu medium promosi negeri Ginseng di dalam perbincangan internasional. Jadi sesungguhnya juga terdapat keuntungan yang dihasilkan dari mencuatnya budaya pop Korea Selatan tersebut bagi negerinya. Bukan hanya artisnya yang dikenal, atau filmnya yang menjadi kesohor, akan tetapi juga income negeri tersebut menjadi bertambah.
Selalu ada sesuatu yang secara sistemik berkaitan antara satu dengan lainnya. Lahirnya budaya pop berpengaruh terhadap imaje negeri tersebut dalam kancah internasional dan kemudian secara berantai dapat meningkatkan kunjungan wisata, pendapatan nasional dan lainnya. Sesungguhnya melalui lahirnya budaya pop tersebut maka banyak yang diuntungkan.
Indonesia juga menjadi bagian dari keterpengaruhan budaya pop Korea Selatan ini. Beberapa tahun terakhir, banyak musik Korea Selatan yang digandrungi oleh para remaja Indonesia. Kemudian menyusul miniseri dan film Korea Selatan. Nama-nama bintang film Korea Selatan begitu digandrungi oleh anak muda Indonesia.
Melalui media televisi yang memang menjadi medium kuat munculnya budaya pop sangat terasa betapa besar pengaruhnya. Sebagaimana diketahui bahwa televisi memang menjadi ajang konsumsi entertainment yang paling besar. Sehingga apapun yang ditayangkan di televisi dalam waktu yang sangat pendek akan bisa menjadi wacana dan tindakan para pemirsanya.
Televisi memang tidak hanya datang dengan berita, pendidikan, iklan, hiburan dan sebagainya, akan tetapi juga bisa menjadi medium bagi massifikasi budaya ke segenap masyarakat. Melalui televisi, maka orang akan dapat mengetahui apa yang tejadi di tempat lain. Dan bahkan juga perkembangan mode, dunia fashion, teknologi, ilmu dan sebagainya yang ada di tempat lain.
Gelombang dahsyat televisi dapat mengantarkan orang bisa menjadi terkenal mendadak. Coba lihat bagaimana tayangan Empat Mata, Opera van Java, bahkan penyanyi dangdut Ayu Tingting. Melalui Empat Mata, maka nama Tukul menjadi terkenal. Melalui Opera van Java, maka nama Sule menjadi melambung. Dan masih banyak lainnya.
Budaya pop adalah bagian dari efek globalisasi yang kehadirannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan modernisasi dan konsumerisasi. Di tengah arus ini, maka akan terjadi pusaran dan tarikan kepada siapa saja yang mencoba untuk terlibat di dalamnya.
Hanya sayangnya bahwa masyarakat Indonesia belum bisa menjadi pemain dari budaya pop ini. Kebanyakan dari kita adalah konsumen yang dengan gegap gempita menyambutnya tanpa pernah berpikir kapan kita akan menjadi pemain.
Wallahu a’lam bi al shawab.