TERORISME DAN CITRA INDONESIA
Jika dianalisis dari berapa kerugian yang ditimbulkan oleh gerakan terorisme, maka jelas bahwa gerakan terorisme menghasilkan citra negatif tentang keamanan negeri ini. Apalagi bahwa gerakan terorisme ini juga mendapatkan porsi liputan yang luar biasa dari media. Tidak hanya sekedar liputan aksinya, akan tetapi juga berbagai komentar yang dilakukan oleh media dengan para ahli dan sebagainya.
Terorisme memang masih menjadi momok negeri ini. Meskipun sudah dilakukan berbagai upaya untuk mereduksi gerakan terorisme akan tetapi kenyataannya bahwa gerakan ini masih sering mengejutkan, misalnya adalah ketika terjadi bom bunuh diri di Solo. Artinya bahwa sel terorisme belum hilang di negeri ini. Jika ditelusur, maka sel yang mati kemudian diganti oleh sel lainnya yang memang memiliki kemampuan ideologis maupun strategis yang hampir sama.
Sasaran teror sesungguhnya tidak bergeser. Yaitu kepentingan barat dan segala pendukungnya. Hal ini tentu terkait dengan pengeboman tehadap sasaran strategis, seperti gereja, dan kekuatan yang mendukung kepentingan barat. Gereja dijadikan sebagai sasaran bom bunuh diri, sebab dianggapya bahwa gereja adalah simbolisasi kepentingan barat. Demikian pula kepolisian adalah lambang kepongahan kekuasaan yang mendukung kepentingan barat. Lalu, ada diskotik yang melambangkan budaya barat, serta Kantor Perwakilan Negara asing yang dianggap merupakan representasi kepentingan barat dan seterusnya.
Jadi, hingga sekarang yang selalu menjadi sasaran kaum teroris adalah budaya barat dan kepentingan barat yang dianggapnya sebagai musuh mereka. Kaum teroris yang terdiri dari kaum fundamentalis Islam sesungguhnya memang sangat membenci barat dengan berbagai kepentingannya. Makanya jika kemudian mereka selalu menyerang kepentingan barat adalah sesuatu yang sangat relevan. Selama sel terorisme masih ada dan kepentingan barat juga masih sangat kuat, maka ketika itu akan terjadi serangan yang berupa bom bunuh diri dan sebagainya.
Kepentingan barat memang tidak bisa diabaikan. Jika kita menggunakan kenyataan ekonomi, maka betapa kekuatan ekonomi barat juga sangat kuat. Penetrasi perekonomian barat dapat dilihat di setiap sudut kota. Tentu saja hal ini terkait dengan globalisasi ekonomi. Di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, maka hanya sedikit sekali gerai yang diisi oleh pedagang lokal, dan mayoritas adalah gerai yang dimiliki oleh kekuatan ekonomi barat, Starbuck, dan sebagainya.
Disebabkan oleh kenyataan kebijakan dan implikasi system ekonomi yang lebih memihak kepada kepentingan barat tersebut, maka kaum fundamentalis menyatakan bahwa mereka adalah musuhnya. Dengan demikian, semua kepentingan barat dengan segala seluk beluknya merupakan musuh bersama mereka. Jadilah kepentingan barat tersebut sebagai sasaran berbagai teror yang dilakukan oleh kaum fundamentalis.
Sesungguhnya, tindakan yang dilakukan oleh kaum fundamentalis dengan bom bunuh diri atau teror sangat merugikan terhadap citra Indonesia di tataran dunia. Salah satu contoh, bahwa dengan tindakan terorisme, maka berdampak sangat sistemik. Kita masih ingat bahwa dengan pengeboman di Legian Bali, maka terdapat dampak sistemik terkait dengan ekonomi, budaya, dan keamanan.
Demikian pula, teror kaum fundamentalis agama ini juga secara sistemik mempengaruhi terhadap dunia pariwisata. Jika kita melihat data kunjungan wisata di Indonesia yang hanya sekitar 6 juta orang setahun, maka tentunya tidak relevan dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Indonesia. Bandingkan dengan Malaysia yang jumlah wisatawannya berkisar 13 juta pertahun demikian pula Thailand sebesar 11 juta wisatawan. Hal ini disebabkan oleh keamanan negeri ini yang sering dikoyak oleh teror, bom bunuh diri dan sebagainya. Sehingga mereka takut untuk mengunjungi tempat wisata di Indonesia.
Dengan demikian, secara sistemik gerakan terorisme ternyata membuat imaje yang tidak baik tentang Indonesia di mata dunia. Jika kita ingin melihat citra Indonesia yang baik di mata luar negeri, maka harus ada perlawanan yang kuat terhadap para teroris. Hanya melalui hal ini saja, maka gerakan teror akan dapat diminimalisir di kemudian hari.
Wallahu a’lam bi al shawab.