• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KEKHUSUSAN MEMIMPIN PERGURUAN TINGGI

Memimpin perguruan tinggi itu tentu berbeda dengan memimpin lembaga lain, misalnya lembaga birokrasi yang sudah memiliki aturan umum. Di dalam hal ini, maka memimpin perguruan tinggi mensyaratkan beberapa hal yang spesifik. Kekhususan lembaga pendidikan tinggi tentunya adalah lembaga ini merupakan lembaga akademik yang tidak sama dengan birokrasi yang merupakan lembaga teknis.
Salah satu ciri lembaga pendidikan tinggi adalah adanya kultur akademik yang tidak dimiliki oleh lembaga lainnya. Sebagai lembaga akademik, maka di dalamnya tentu saja sarat dengan tradisi akademik yang menonjol. Di dalam hal ini, maka tentu saja dunia akademik merupakan kelaziman yang tidak bisa ditawar.
Lembaga pendidikan tinggi tentu saja memiliki basis ilmu yang sangat kuat di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan tinggi mestilah memiliki pusat keunggulan yang menjadi kelazimannya. Ada lima pusat keunggulan yang harus disandang oleh perguruan tinggi, yaitu keunggulan program pasca sarjana, keunggulan riset, keunggulan pengabdian masyarakat, keunggulan perpustakaan dan keunggulan ICT.
Di dalam pertemuan yang diselenggarakan di program pasca sarjana, untuk orientasi studi mahasiswa baru, 10/09/2011, saya nyatakan bahwa program pasca sarjana adalah pusat keunggulan sebuah perguruan tinggi. PPs adalah mercu suarnya sebuah lembaga PT. Jadi kalau PPS-nya hebat maka PT tersebut juga akan memperoleh pengakuan yang memadai. PPs bisa menjadi pusat keunggulan sebab di dalamnya banyak profesor yang menjadi transformer ilmu pengetahuan. Untuk menjadi guru besar, maka seseorang harus mengajar dan meneliti dalam rentang waktu yang sangat panjang. Sekurang-kurangnya 20 tahun untuk bisa memperoleh gelar tertinggi di dunia akademik tersebut.
Kemudian juga keunggulan ICT. Tidak bisa dipungkiri bahwa dewasa ini kita sedang hidup di era global, sehingga keberadaan ICT tentu tidak bisa ditolak. PT yang baik adalah yang memiliki ICT yang baik pula. Makanya mendorong agar website PT terus berkembang adalah kewajiban setiap pimpinan perguruan tinggi. Jika di era sekarang kemudian tidak terdapat pusat keunggulan ICT, maka PT tersebut adalah tertinggal dalam banyak hal.
Untuk kepentingan ini, maka seluruh komponen PT harus terlibat di dalamnya. misalnya, semua karya dosen dan mahasiswa harus bisa di-up load melalui website PT, sehingga repository Website PT tersebut akan sangat kaya. Dan jika kemudian repository tersebut diakses oleh akademisi dan dijadikam sebagai referensi, maka link PT tersebut melalui jaringan internet akan menjadi kaya dan akan berakibat pada rangking Website PT tersebut. IAIN Sunan Ampel adalah lembaga PT pertama di kementerian agama yang memperoleh rangking webometrics sebagai WCU.
Memimpin PT tentu harus memahami bagaimana mengembangkan dunia akademik tersebut. Makanya pemimpin PT juga harus menjadi teladan bagi yang lain untuk urusan akademik tersebut. Yang bersangkutan harus memberi teladan dalam karya ilmiah. Mengapa begitu? Sebab pemimpin adalah pendorong bagi semua komponen pada lembaganya itu untuk memiliki etos akademis yang sangat kuat. Makanya, yang bersangkutan harus terus menghasilkan karya akademis agar bisa menjadi contoh bagi lainnya.
Melalui logika semacam ini maka ingin saya nyatakan bahwa menjadi pemimpin PT haruslah orang yang memiliki kualitas akademis yang memadai. Jika tidak, maka yang bersangkutan akan kurang berwibawa di mata kaum akademisi. Itulah sebabnya menjadi pemimpin PT harus memiliki konsern yang tinggi di bidang akademik, sehingga ketika akan mendorong ke arah pengembangan akademik, maka tidak akan mengalami kecanggungan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini