KEINGINAN MEMBANGUN TRADISI AKADEMIS
Sungguh bahwa menjadi pimpinan perguruan tinggi tidak hanya sekedar mengelola agar perguruan tinggi tersebut beroperasi sebagaimana adanya. Akan tetapi yang justru penting adalah membangun tradisi akademis yang unggul. Jadi kehebatan perguruan tinggi tentu tidak hanya dapat dilihat dari gedungnya yang megah akan tetapi juga bagaimana penampilan akademis perguruan tinggi tersebut dalam kancah pengembangan dunia ilmiah.
IAIN Sunan Ampel tentu diharapkan akan menjadi perguruan tinggi yang andal di dalam pengembangan fisiknya dan juga pengembangan akademisnya. Dan berdasarkan skema pengembangan fisik IAINyy Sunan Ampel, maka pengembangan fisik IAIN Sunan Ampel akan bisa terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Berdasarkan kerjasama dengan IDB, maka tahun 2014, sudah akan didapatkan perkembangan fisik yang sangat memadai. Melalui pengembangan fisik twin towers yang sudah diancangkan, maka tampilan fisik IAIN Sunan Ampel tentu sudah membanggakan.
Hanya saja hingga sekarang, saya belum melihat tanda-tanda ke arah pengembangan tradisi akademik. Pernah saya tulis di kolom lain bahwa saya mengagumit kawan-kawan Jakarta dalam beberapa hal yang bisa membangun tradisi akademik yang tidak putus-putusnya. Ada banyak kelompok diskusi yang bisa berdiri di tengah keterbatasan banyak hal.
Akan tetapi di Surabaya, khususnya di IAIN Sunan Ampel, saya belum melihat akan tumbuhnya tradisi akademis dimaksud. Dalam masa dua tahun saya memimpin lembaga ini, maka mengajak ke arah pengembangan tradisi akademis merupakan masalah yang sangat sulit.
Zubaidah Yusouf pernah di dalam salah satu kesempatan menyatakan bahwa di IAIN Sunan Ampel perlu ada semacam lembaga khusus yang memiliki fungsi sebagai senter untuk pengembangan islamic studies interdisipliner. Pemikiran ini saya kira benar, sebab memang selama ini belum ada suatu lembaga khusus yang mengurus persoalan tersebuyt. Sesuai dengan perbincangan tersebut, maka hendaknya dibentuk Twin Towers Center, yang akan menjadi lembaga yang akan menggodok pengembangan integrasi ilmu di IAIN Sunan Ampel. Apalagi IAIN Sunan Ampel akan berkonversi ke UIN sehingga mutlak diperlukan arah baru pengembangan relasi keilmuan tersebut.
Di dalam mengelola lembaga pendidikan tinggi memang diperlukan pikiran-pikiran kritis yang datang dari mana saja. Pikiran orang di luar lembaga ini sangat penting sebab dalam banyak hal ternyata sangat orisinal dan tidak terkait dengan kepentingan atau politik akademik. Kita perlu mengadopsi pikiran dari luar sebagai inspirasi dan sensitiitas di dalam pengembangan kelembagaan, termasuk pengembangan akademik. Itulah sebabnya kami sangat terbuka terhadap pikirah untuk pengembangan lembaga dari manapun datangnya.
Pemikiran tentang pengembangan pusat kajian yang terfokus untuk mengembangakan identitas akademik IAIN Sunan Ampel tentu sangat penting. Jika integrated twin tower sudah menjadi ciri khas simbolik keilmuan di IAIN Sunan Ampel, maka sudah sangat wajar jika kemudian ditindaklanjuti dengan mengembangkan pusat kajian tersebut.
Membentuk lembaga tentu saja membutuhkan perangkat SDM yang memadai. Dan inilah kesulitan yang sesungguhnya saya hadapi. Memang banyak SDM di IAIN Sunan Ampel yang secara akademik sangat memadai. Hanya saja banyak yang tidak care tentang pengembangan akademik ini. Akibatnya, ketika lembaga itu dibentuk, maka yang terjadi adalah kekosongan aktivitas akademisnya.
Namun demikian, saya tentu tetap berharap bahwa pada tahun-tahun berikutnya akan didapatkan rasa memiliki pengembangan dan tradisi akademik di kalangan dosen, khususnya para dosen muda, sehingga keinginan untuk menjadikan IAIN Sunan Ampel sebagai pusat keunggulan akan bisa dicapai.
Wallahu a’lam bi al shawab.