DARMA BAGI DOSEN
Salah satu keunikan dari dunia perguruan tinggi di Indonesia adalah yang disebut dengan konsep tridarma perguruan tinggi yaitu darma pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Konsepsi ini saya sebut dengan konsepsi khas keindonesiaan sebab dunia pendidikan tinggi merupakan suatu sistem dari pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Konsepsi ini memang sangat ideal sebab merupakan sistem yang saling mengkait. Tiada pendidikan tanpa penelitian dan akan berujung kepada pengabdian masyarakat.
Sesungguhnya setiap orang memiliki darmanya. Bagi manusia, maka darmanya adalah mengabdikan dirinya di mana posisinya berada. Dan darma itu sungguh sangat tergantung kepada apa yang sebenarnya dilakukan. Seorang pimpinan tentu saja memiliki darma yang lebih besar. Di tangannya, maka lembaga yang dipimpinnya harus memiliki kemajuan yang lebih pesat dibanding sebelumnya. Di tangannya darma pengembangan lembaga dipertaruhkan.
Jika yang berangkutan adalah staf, maka darmanya adalah untuk melakukan tindakan teknis yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikannya. Harus disadari bahwa relasi antara pimpinan dan staf adalah untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi darmanya masing-masing. Tanpa relasi dan kerjasama yang memadai antara pimpinan dan staf, maka pekerjaan tentu tidak akan bisa diselesaikan. Itulah sebabnya membangun harmoni di dalam pekerjaan menjadi sangat penting.
Dosen sebagai pengembang ilmu pengetahuan tentu juga memiliki darma yang tidak kalah penting. Sebagai pengkaji dan pengembang ilmu pengetahuan dan kemudian keharusan mendarmabaktikan untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia, khususnya para mahasiswa, maka dosen hakikatnya adalah manusia yang semestinya memiliki kelebihan di dalam ilmu pengetahuan. Mereka bukan hanya pengkaji dan pengembang ilmu pengetahuan, akan tetapi juga pengabdi kepada ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat.
Di dalam tradisi agama-agama, maka guru menempati posisi yang sangat penting. Mereka menempati posisi yang strategis. Di dalam agama Hindu, maka guru berada di dalam kasta Brahmana, yaitu strata tertinggi di dalam agama itu. Di dalam agama Islam, maka guru adalah pewaris para Nabi. Selain sebagai khalifah Allah fil ardl, maka guru adalah pelanjut bagi pengembangan agama Islam.
Disebut sebagai pawaris para Nabiyullah, sebab para gurulah yang memiliki peran penting di dalam penyebaran ajaran agama. Islam bisa bekembang ke seantero dunia disebabkan oleh peran para guru sufi yang menyebarkan Islam dalam berbagai kawasan dunia. Begitu pentingnya guru, maka Sayyidina Ali karramahullahu wajhah, akan bersedia mengabdikan dirinya kepada orang yang mengajarkan kepadanya meskipun hanya satu huruf.
Jadi, seorang guru atau dosen yang hebat adalah ketika yang bersangkutan tidak hanya mengkaji ilmu pengetahuan untuk kepentingan ilmu semata, akan tetapi juga sebagai pengabdi kepada masyarakat. Jadi, darma pengabdian kepada masyarakat menjadi sangat strategis di dalam kehidupan sosial kemasyakatan.
Nah persoalannya adalah apakah para dosen sudah berada di dalam jalur ini? Rasanya memang masih jauh dari keinginan tersebut. Kenyataannya, para dosen masih belum bisa menjadi pengkaji ilmu pengetahuan yang sangat baik. Rendahnya dokumentasi tentang hasil penelitian atau tulisan di berbagai media akademik, dan juga rendahnya kutipan sarjana asing tentang tulisan akademisi tentu menjadi realitas bahwa masih jauh antara cita dan fakta. Bisa dibayangkan bahwa di dalam hal dokumentasi dan banyaknya rujukan terhadap karya akademik, dunia akademik Indonesia masih kalah dengan Bangladesh. Tentu sungguh sangat ironis.
Oleh karena itu, para dosen harus diingatkan kembali tentang darma yang diembannya, sehingga ke depan akan dapat dilihat kemajuan dunia akademik Indonesia yang cerah dan leading sekurang-kurangnya di Asia Tenggara.
Wallahu a’lam bi al shawab.