• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PARIWISATA DI BANGKOK

Thailand memang dikenal sebagai pusat tujuan wisata. Hal itu tentu tidak salah, sebab memang pemerintah Thailand sangat mengedepankan perkembangan pariwisata. Coba tengoklah tentang bagaimana Thailand mengembangkan pariwisatanya itu. Di dalam pengamatan saya secara selintas, maka dapat dipahami bahwa pemerintah Thailand memang mengembangkan pariwisata secara terpadu.

Saya memang hanya selintas untuk mempelajari tentang pengembangan pariwisata tersebut. Ternyata yang  terjadi adalah bagaimana pengembangan pariwisata tersebut dilakukan secara terpadu dengan membangun pusat-pusat wisata. Di Bangkok yang sempat saya lihat, maka apa saja yang memungkinkan dijual untuk kaum wisatawan, maka hal tersebut dilakukannya.

Bangkok memang dikenal sebagai kota dengan seribu temple. Yang sangat menakjubkan tentu saja adalah pusat Budha Temple. Di sini segala kemegahan tentang Budha dipertontonkan. Patung Budha dengan berbagai posenya ditampilkan sebagai tempat ibadah dan juga wisata ziarah. Stupa-stupa yang berdiri megah seakan menggambarkan tentang bagaimana religiositas Thailand tersebut dibangun dan dikembangkan.

Kemudian pusat kerajaan yang juga dijadikan sebagai monument nasional dan sekaligus sebagai tempat tujuan wisata. Istana raja-raja Thailand tersebut dibangun dengan warna keemasan sebagai lambang Budha. Bahkan jika malam, maka tampak betapa kegagahan Istana Raja Thailand tersebut. Orang yang melihatnya pasti akan mengagumi keindahannya dengan warna gemerlap kekuningannya.

Yang tidak kalah adalah gedung theatrenya. Gedung theater yang megah itu dinamakan Siam Niramit. Gedung dengan kapasitas 500 orang penonton ini dipadukan dengan restoran internasional, sehingga penonton harus membeli karcis secara terusan, yaitu makan malam dan nonton opera. Gedung theater ini memang dirancang dengan sangat modern. Tata lampu, dekorasi dan peralatan-peralatannya benar-benar istimewa. Laut, hujan, petir dan perahu bisa masuk di dalam dekorasi dengan sangat indahnya. Tata lampunya yang sangat modern memungkinkan laut dengan ikannya dapat digambarkan dengan sangat indahnya, pertanian dengan bunga dan tanamannya juga bisa digambarkan dengan sangat memadai.

Demikian pula gambaran surga dan neraka juga bisa divisualisasikan dengan sangat baik. Di neraka dengan penuh siksaan sedangkan di surga penuh dengan suka cita. Para bidadara dan bidadari melayang seakan di angkasa. Para penghuni surga yang bersuka cita digambarkan di atas awan yang terus menerus bergerak. Dan tentu saja adalah tarian-tarian yang sangat indah dan menakjubkan. Semuanya dipadukan dengan sangat baik di dalam pagelaran ini.

Yang tidak kalah seru adalah mimpi tentang Floating Market. Bagi yang belum ke sana tentu akan membayangkan bahwa tempat itu sangat eksotik dengan gambaran pedagang yang berfloating market tersebut. Melalui perjalanan  kira-kira dua jam akhirnya sampai juga di sungai yang akan dijadikan sebagai tempat transit pelancong. Kemudian diajaklah naik sampan dengan kekuatan daya tamping  sepuluh orang. Diajaknya kita menyusuri sungai yang kurang bersih untuk bisa sampai di pasar terapung.

Bagi yang belum pernah ke Floating Market, maka tentu akan membayangkan bahwa pasar terapung itu memiliki lahan sungai yang lebar dan  jernih. Akan tetapi lahan sungai untuk berjualan dengan sampan tersebut  hanya sekitar empat  meter saja dengan lahan penjualan souvenir, buah-buahan dan kerajinan yang luas. Jadi jangan membayangkannya seperti pasar terapung di Banjarmasin yang lahannya sangat luas itu. Mungkin saja pemerintah Thailand justru ingin menjual sesuatu yang natural, apa adanya pasar itu. Orang Barat justru menikmati sesuatu yang alami, termasuk pasar terapung yang seperti itu kondisinya.

Kemudian dibawanya para pelancong itu ke tempat permainan gajah. Bagi yang ingin naik gajah,  maka di sinilah tempatnya. Dengan uang sebesar 700 bath, maka para pelancong bisa mengelilingi hutan sekitar tempat permainan gajah tersebut. Kira-kira 25 menit perjalanan dengan gajah yang dipandu oleh pawangnya. Banyak juga orang-orang dewasa yang memanfaatkan rekreasi tersebut.

Permainan yang mendebarkan adalah King Cobra Game. Ada bermacam-macam permainan ini. Ada  seorang pemain  lawan seekor kobra tanggung dan ada juga  seorang pemain melawan kobra besar. Ada juga tiga orang pemain  yang secara bersama-sama melawan tiga kobra. Saya tidak tahu apa nama-nama ular  kobra tersebut. Tetapi ada yang sangat ganas dengan menyerang sambil melompat  dan ada juga yang tidak. Tetapi yang sangat menakutkan adalah ketika seorang pemain melawan tiga ekor kobra sekaligus. Yang saya anggap menyabung nyawa adalah ketika satu tangan pemain menangkap kepala seekor ular dan satu tangan lainnya menangkap kepala seekor lainnya. Dan kemudian satu ekor ular lagi ditangkapnya dengan mulut. Cukup lama agar bisa menangkap kepala ular dengan mulutnya tersebut. Maka tepuk tangan membahana ketika pemain tersebut dapat menangkap ular yang sangat berbisa dengan mulutnya.

Sebagai satu kesatuan pariwisata, maka kemudian wisatawan juga diantarkan ke kerajinan tangan atau handy craft. Di sini ada berbagai macam  souvenir yang terbuat dari tanah liat, perak, baja dan kayu. Semua yang dijual di tempat ini adalah kerajinan dari berbagai daerah di Thailand. Tentang kerajinan kayu sesungguhnya juga memiliki kualitas yang hampir sama dengan ukiran kayu dari Jepara, Jawa Tengah.

Yang tentu saja menjadi catatan dari pola pengembangan pariwisata di Thailand adalah keterpaduan di dalamnya. Ada kebijakan pemerintah, ada keterlibatan swasta dan ada keterlibatan masyarakat. Dengan berbagai sinergi tersebut, maka pariwisata di Thailand berkembang dengan pesat.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini