• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

URGENSI KOMITMEN DALAM BUDAYA KERJA

Kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan yang dijadikan sebagai pedoman untuk menginterpretasikan tindakan dalam relasinya dengan lingkungan sosial. Jadi kebudayaan berisi pola bagi tindakan dan pola dari tindakan. Pola bagi tindakan merupakan pedoman yang berupa teks-teks yang berisi aturan-aturan,  pitutur dan berbagai hal yang terkait dengan tindakan. Sedangkan pola dari tindakan merupakan kenyataan tindakan yang ditampilkan oleh individu atau sekelompok individu dalam relasinya dengan dunia sekelilingnya.

Jadi kalau berbicara tentang budaya kerja berarti berbicara tentang pedoman yang berisi tentang aturan-aturan yang terkait dengan kerja yang kemudian diimplementasikan di dalam kehidupan nyata dalam pekerjaan sehari-hari yang menghasilkan produk-produk yang relevan dengan tuntutan pekerjaannya. Budaya kerja tersebut kemudian secara mekanis dan organis terdapat di dalam diri manusia sehingga terekspresi di dalam kehidupannya.

Sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku, budaya kerja merupakan seperangkat pengetahuan yang built in di dalam individu manusia pekerja yang dengannya manusia bertindak atau berperilaku di dalam dunia kerja. Budaya kerja tersebut sudah menjadi bagian di dalam kehidupan seseorang sehingga tanpa pengawasan pun seseorang pasti akan melakukannya sebagaimana pedomannya tersebut.

Ada banyak rumusan tentang budaya kerja. Akan tetapi didalam tulisan ringkas ini, hanya akan dipaparkan tentang pentingnya komitmen dan konsisten serta kekhlasan dan kejujuran. Pertama, komitmen dan konsisten. Mengapa komitmen menjadi penting dalam dunia kerja. Setiap institusi pasti memiliki visi yang akan dicapai dalam pendirian institusi dimaksud. Visi merupakan pandangan ke depan tentang cita-cita dan tujuan didirikannya institusi. Untuk mencapai visi tersebut tentunya dibutuhkan sekumpulan orang yang akan merealisasikannya yang disebut karyawan atau pegawai atau pekerja atau juga anggota dalam suatu institusi. Komitmen merupakan keteguhan hati seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan visi, misi  dan tujuan di dalam sebuah institusi. Seseorang yang memiliki komitmen tentang pencapaian tujuan sesuatu pastilah akan melakukan pekerjaannya dengan maksimal dan semangat yang luar biasa. Dia pasti tidak pantang menyerah menghadapi berbagai kendala dan tantangan untuk mencapai tujuannya. Tidak akan mudah putus asa menghadapi berbagai macam godaan dan cobaan untuk mencapai tujuannya. Selain itu, seseorang juga harus memiliki konsistensi baik dalam pikiran, sikap dan tindakannya. Tidak boleh esuk tempe sore dele atau kalau pagi ngomong a dan sore hari ngomong b. Tidak boleh mencla-mencle. Seseorang harus memiliki konsistensi dalam memperjuangkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh institusinya.

Kedua, keikhlasan dan kejujuran. Seseorang yang telah menjadi bagian dari institusi juga harus mengembangkan budaya ikhlas dan jujur. Melalui keikhlasan maka seseorang tidak hanya menuntut hak tetapi juga melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban adalah dua hal yang harus terjadi secara seimbang. Ia seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi ada hak dan di sisi lain ada kewajiban. Melalui keikhlasan maka seseorang juga akan melakukan pekerjaan dengan senang hati dan penuh dedikasi. Pekerjaan yang dilakukan dan prestasi yang diperoleh bukan hanya untuk kepentingqn diri sendiri akan tetapi yang penting adalah untuk institusi yang dia terlibat di dalamnya. Dengan begitu maka dia akan dapat menyeimbangkan antara unsur pengabdian dengan unsur memperoleh reward dari pekerjaannya. Unsur pengabdian, bekerja dan mencapai prestasi akan menjadi kenyataan jika di dalamnya didapatkan aspek kejujuran. Betapa pentingnya kejujuran ini, maka sampai-sampai Nabi Muhammad saw  memperoleh sebutan al-Amin, artinya orang yang jujur. Dan berkat kejujuran itulah maka seseorang akan memperoleh kepercayaan dari orang lain. Salah satu penyakit yang diderita oleh orang dewasa ini adalah rendahnya komitmen akan kejujuran. Tanpa kejujuran maka semuanya akan menjadi bangkrut. Tidak hanya institusi kecil bahkan negara pun akan mengalami kebangkrutan jika para aparatnya tidak memiliki sikap dan tindakan kejujuran.

Dengan demikian, komitmen dan konsisten yang dibarengi dengan keikhlasan dan kejujuran akan menjadikan pencapaian visi, misi dan tujuan institusi atau organisasi akan lebih mudah tercapai. Jadi budaya kerja sesungguhnya bisa dimulai dari sini.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini