MEMBACA PTAIN MELALUI ASAIHL
Keterlibatan saya di Conference of ASAIHL tentu saja menghasilkan catatan penting bagi PTAIN, khususnya IAIN Sunan Ampel. Catatan ini saya anggap penting sebab melalui catatan ini lalu kita bisa memposisikan di mana kira-kira letak atau posisi PTAIN di tengah perbincangan pendidikan global yang sekarang sudah menjadi kenyataan empiris di hadapan kita.
Sebagaimana yang telah saya tulis sebelumnya, bahwa tema konferensi ASAIHL kali ini adalah mengenai global partnership bagi perguruan tinggi, sehingga menghasilkan istilah-istilah seperti trans-nasional university, international university, international class, research partnership, community services partnership dan sebagainya.
Jika kita mengamati terhadap perguruan tinggi di luar negeri, maka didapati kenyataan bagaimana PT tersebut telah mengembangkan kerjasama global di dalam pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di Amerika seperti Keuka College ternyata memiliki pola trans-National university di sejumlah Negara. Di China terdapat sebanyak 3500 mahasiswa yang kemudian dipimpin oleh seorang Dean of China academic affairs, kemudian di India dan sebagainya. Reputasi yang dimiliki oleh perguruan tinggi ini kemudian mengantarkannya sebagai perguruan tinggi yang bisa menyelenggarakan trans-National University di beberapa Negara lain.
Di antara yang hadir di dalam conferensi ini adalah Assumption University of Thailand. Perguruan tinggi yang berbasis agama Kristen ini ternyata juga memiliki keunggulan di dalam akreditasi baik nasional maupun internasional, sehingga kemudian juga dipercaya oleh perguruanm tinggi di beberapa Negara untuk program dual degree.
Di antara program dual degreenya adalah dengan London South Bank University, UK., University of Exeter, UK., University of Wollongong, Australia, University of Applied Science, Germany, Graduate School of Psychology dan sebagainya. Masih banyak kerjasamanya dengan beberapa perguruan tinggi lain di dunia. Hal ini tentu menggambarkan bahwa kualitas lembaga pendidikan sungguh teruji.
Kemudian dilihat dari akreditasi internasional. Maka bisa diketahui bahwa Keuka College dan Assumption University merupakan lembaga pendidikan tinggi yang telah memiliki reputasi internasional. Hal itu dibuktikan dengan akreditasi yang diperolehnya. Melalui pengakuan internasional ini, maka dapat dipastikan bahwa keduanya bisa menyelenggarakan program dual degree maupun Trans-National University.
Marilah kemudian kita petakan posisi PTAIN. Sebagaimana kita ketahui bahwa kebanyakan lembaga pendidikan Islam baru memasuki kawasan akreditasi nasional melalui BAN-PT. itupun masih bervariasi kualitasnya, yaitu antara yang berakreditasi C sampai A. jika di rerata maka kira-kira kabanyakan adalah berakreditasi B. dari sejumlah 52 PTAIN, maka yang memperoleh pengakuan di bidang Website melalui Webometrics barulah sebanyak empat PTAIN, yaitu secara berturut-turut IAIN Sunan Ampel, UIN Malang, UIN Jogyakarta, UIN Jakarta. Sementara yang lain masih di dalam proses untuk memperoleh pengakuan internasional.
Di sisi lain, juga hamper belum dijumpai PTAIN yang memiliki program dual degree dengan PT luar negeri. Untuk bisa melakukan program dual degree, maka salah satu syarat utama adalah PTAIN harus memiliki kelas dengan pengantar bahasa asing yang memadai. Sementara itu, belum banyak kelas di PTAIN yang menggunakan pengantar perkuliahan melalui bahasa asing. Akibatnya, tentu akan sangat sulit bagi PTAIN tersebut untuk mengakses program dual degree.
Memang harus diakui bahwa kebanyakan PTAIN masih berkutat dengan program penguatan dan peningkatan kualitas kelembagaan dan pendidikannya. Di dalam hal ini, maka penyelenggaraan pendidikannya masih berada di dalam kerangka memperkuat kualitas kelembagaan dan akademiknya. Rasanya memang masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat memiliki kesejajaran dengan perguruan tinggi lain, baik di dalam maupun luar negeri.
Oleh karena itu, melalui forum semacam Konferensi ASAIHL ini sekurang-kurangnya akan diketahui sampai sejauh mana kualitas PTAI kita, sehingga dengan demikian kita akan bisa memulai dari mana program pengembangan akan bisa diarahkan.
Tetapi saya tetap optimis bahwa masih banyak peluang bagi PTAIN kita untuk maju ke depan terutama di dalam kualitas akademis dan kelembagaannya. Hanya saja yang memang diperlukan adalah fresh dream yang bisa saja datangnya dari muhibah akademis seperti konferensi internasiona.
Wallahu a’lam bi al shawab.
