PELAJARAN DARI ASAIHL
Saya mengikuti seluruh session diskusi komisi yang diselenggarakan di dalam ASAIHL Conference di Keuka College The City of Niagara Falls. Sessi yang saya ikuti antara lain adalah pembicaraan tentang bagaimana perguruan tinggi memiliki peran di dalam mengembangkan ekonomi kreatif di kalangan masyarakat dan bagaimana proses akreditasi internasional bisa didapatkan oleh perguruan tinggi.
Terhadap materi pertama, maka judul makalah yang dibahas adalah tentang “Public-Private partnership in Higher Education: A New paradigm of Practices to Promote a Creative Economy” yang disampaikan oleh Prompilai Buasuwan, PhD dari Kasestart University, Thailand. Dan terhadap materi kedua, disampaikan oleh Prof. Dr. Yonny Koesmaryono dengan topic “ Road to International Program Accreditation: The Living Experience of Bogor Agricultural University IPB, Bogor”.
Kenyataannya bahwa lembaga pendidikan tinggi memang memangku tugas untuk mengembangkan kehidupan social masyarakat melalui paket community services. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh Kasestart University, maka partnership antara perguruan tinggi dengan pemerintah dan masyarakat ternyata dapat mengembangkan ekonomi kreatif.
Yang dimaksud dengan ekonomi kreatif di dalam hal ini adalah usaha-usaha perekonomian masyarakat dalam skala mikro yang memiliki variasi di dalam produk dan dapat menjadi andalan di dalam pengembangan ekonomi masyarakat local. Usaha-usaha tersebut misalnya adalah usaha makanan, minuman, dan produk-produk lainnya yang secara umum bisa dilakukan oleh masyarakat dalam skala mikro dan sebagai home industry.
Pengalaman yang diperoleh Kasestart University ternyata bisa mengembangkan usaha mikro masyarakat dan dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi memiliki kegiatan bersama-sama pemerintah dan masyarakat dalam lingkup ekonomi kreatif. Di dalam hal ini, maka perguruan tinggi memperoleh dana insentif dari pemerintah dan kemudian bersama masyarakat mengembangkan unit-unit usaha untuk kepentingan pengembangan masyarakat.
Dana dalam bentuk block grant tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan usaha mikro. Pengalaman menunjukkan bahwa melalui paket partnership atau kemitraan antara universitas, pemerintah dan masyarakat maka ternyata bisa menghasilkan berbagai corak ekonomi kreatif yang menguntungkan.
Di sisi lain, penguatan kelembagaan perguruan tinggi juga sangat diperlukan. Dalam kasus penguatan kelembagaan melalui program akreditasi internasional ternyata membutuhkan waktu yang lama dengan segala persiapan yang sangat memadai. Pengalaman IPB mengajarkan bahwa akreditasi internasional ternyata dapat mendongkrak penguatan kelembagaan program studi yang ada di universitas.
Di dalam kenyataannya untuk memperoleh pengakuan akreditasi internasional bukanlah persoalan sederhana. Sebab ternyata untuk memperoleh pengakuan internasional membutuhkan tiga tahapan waktu, yaitu persiapan, pelaksanaan dan program lanjutan.
Di dalam program persiapan, maka yang diperlukan adalah membangun tradisi akademik bagi seluruh civitas akademika. Persiapan tersebut diperlukan sebab untuk mengisi seluruh format administrative yang diperlukan maka membutuhkan kesiapan seluruh komponen lembaga pendidikan tinggi. Tradisi akademik tersebut diperlukan misalnya untuk mempersiapkan isian tentang penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Tahapan kedua, adalah pengisian administrasi yang sesuai dengan kebutuhan akreditasi internasional. Ternyata untuk melakukan pengisian administrasi juga bukan persoalan sederhana. Sebab untuk mengisi administrasi tersebut tentu saja membutuhkan kenyataan riil tentang apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut, yaitu bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Untuk mengisi bidang pendidikan maka yang diperlukan adalah apa yang sesungguhnya dilakukan oleh dosen dan pimpinan di dalam proses pendidikan. Kemudian untuk mengisi administrasi di bidang riset juga sangat tergantung kepada apa yang dilakukan oleh para dosen. Demikian pula untuk pengabdian masyarakat.
Untuk melaksanakan keseluruhan proses ini ternyata membutuhkan waktu sekurang-kurangnya tiga tahun. Dan untuk persiapannya maka membutuhkan waktu yang jauh lebih panjang. Oleh karena itu, agar memperoleh pengakuan internasional melalui akreditasi internasional, maka yang diperlukan adalah keseriusan dan kerja keras seluruh komponen perguruan tinggi.
Wallahu a’lam bi al shawab.