• February 2025
    M T W T F S S
    « Jan    
     12
    3456789
    10111213141516
    17181920212223
    2425262728  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

GLOBAL PARTNERSHIP FOR GLOBAL CHALANGES

Di  tengah dunia global, maka tidak ada sesuatu yang bisa hidup sendiri tanpa adanya saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. Termasuk dunia perguruan tinggi. Makanya di dalam konferensi ASAIHL,  maka yang dijadikan tema pentingnya adalah higher education partnership in the global era.

Di dalam program kemitraan ini, maka ada tiga hal mendasar yang perlu dikemukakan, yaitu educational partnership, research partnership dan international student partnership.  Di dalam kemitraan pendidikan, maka yang menjadi titik tekannya adalah pada aspek kemitraan antara dua lembaga pendidikan atau lebih di dalam kerangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Misalnya tentang adanya pengakuan tentang kualitas kelembagaan pada masing-masing perguruan tinggi.

Termasuk yang penting adalah tentang dual degree. Pengakuan kualitas akademis salah satunya adalah melalui program dual degree. Salah satu kekuatan perguruan tinggi di tempat lain, misalnya:  Singapura, Malaysia, Thailand dan Cina adalah tentang program dual degree yang dikembangkannya. Salah satu kelemahan yang menghinggapi perguruan tinggi di tengah dunia global adalah betapa tidak banyak perguruan tinggi yang  memiliki kerjasama untuk academics affairs.

Kemajuan sebuah perguruan tinggi ditandai dengan berapa banyak program studinya yang memperoleh pengakuan internasional. Mislnya pengakuan tentang pengajuan kurikulumnya, berapa banyak kelas internasionalnya, berapa banyak kerjasamanya dengan  perguruan tinggi di tingkat internasional, dan juga seberapa banyak prestasi akademik internasional yang diperoleh oleh civitas akademiknya.

Kemudian yang juga penting adalah tentang riset partnership. Di tengah dunia global, maka banyak masalah yang tidak hanya bisa diselesaikan secara regional, akan tetapi  bisa diselesikan melalui riset partnership. Misalnya tentang ketahanan pangan, lingkungan, perubahan iklim dan sebagainya. 

Riset partnership akan bisa dilaksanakan ketika sebuah perguruan tinggi memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi lain, khususnya perguruan tinggi overseas. Join research tentu bisa dilakukan oleh perguruan tinggi dengan program studi yang sama. Sehingga kemudian bisa dilakukan riset partnership.  Misalnya ketika sebuah perguruan tinggi di luar negeri membuka program studi Bahasa Indonesia, maka mahasiswa atau bahkan dosennya untuk bisa melakukan penelitian tentang bahasa Indonesia  tersebut di Indonesia. Jadi bisa beberapa bulan mahasiwa program studi bahasa Indonesia, misalnya di Thailand untuk melakukan penelitian bahasa Indonesia di Indonesisa.

Riset partnership,  dengan demikian tidak hanya bisa dilakukan oleh dosen akan tetapi juga bisa dilakukan oleh mahasiswa. Bagi dosen dan mahasiswa tentu akan memperoleh keuntungan  dengan melakukan riset partnership ini.

Aspek lain yang mendasar adalah tentang student partnership. Dewasa ini sungguh diperlukan kemitraan di dalam bidang kemahasiswaan. Untuk bisa bergabung dengan dunia global, maka mahasiswa juga harus memiliki pengalaman bergabung dengan dunia internasional. Pengalaman ini diperlukan agar mereka tidak gagap di dalam menghadapi kompetisi internasional.

Melalui konferensi ini, maka masing-masing perguruan tinggi bisa membangun kerjasama, misalnya pertukaran mahasiswa. Banyak perguruan tinggi yang memiliki program pertukaran mahasiswa misalnya untuk program magang di community profesional. Mahasiswa dari perguruan tinggi di luar negeri dapat mengambil pengalaman bekerja di Indonesia dan sebaliknya.

Sripatum University di Thailand,  misalnya menawarkan kerjasama magang di perusahaan Indonesia dalam paket kegiatan community services yang diakui kredit semesternya. Melalui program ini,  maka mereka memberi bekal pengalaman internasional untuk menjemput masa depannya.

Melalui kegiatan partnership, maka akan dihasilkan lulusan akademis yang lebih siap menghadapi persaingan di dunia global. Jika kita tidak ingin tertinggal, maka membangun jaringan internasional memang mutlak diperlukan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini