• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY UNTUK PEMBERDAYAAN

Gubernur Jawa Timur pernah menggagas tentang perlunya sinergi ABG (Akademisi, Bisnisman dan government).  Gagasan ini tentu menarik di tengah keinginan untuk mengembangkan Provinsi Jawa Timur agar selangkah lebih maju di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Di dalam hal ini, maka yang mendasar adalah bagaimana mengembangkan Provinsi Jawa Timur dengan berbasis pada tiga pilar tersebut, yaitu kaum akadmisi, kaum bisnis dan aparat pemerintah.

Gagasan ini tentu bukan tanpa alasan, sebab di dalam kenyataannya bahwa  sinergi antara kaum akademisi, pemerintah dan sector swasta memang sangat dibutuhkan di dalam proses mempercepat pembangunan masyarakat Indonesia. Apalagi dewasa ini pemerintah sudah mencanangkan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa dijadikan pintu masuk untuk pengembangan masyarakat dimaksud.

Melalui bagan konsep perusahaan harus mengeluarkan CSR sebesar 2,5 persen dari laba bersih yang diterimanya, maka pemerintah sesungguhnya ingin berbagi dan meminta tanggungjawab perusahaan bagi pembangunan masyarakat.  Melalui  skema ini diharapkan bahwa perusahaan yang memang memperoleh keuntungan dari kerjasamanya dengan masyarakat, maka mereka juga bisa mengembalikan sedikit keuntungannya untuk masyarakat.

Sudah lama kita dengar mengenai keterlibatan perusahaan dalam ikut serta membangun negeri ini. Misalnya Perusahaan Rokok  (PR) Djarum yang terlibat di dalam program penghijauan. Sepanjang jalan Semarang sampai Sidoarjo sudah mendapatkan sentuhan penghijauan dari perusahaan ini. Melalui penghijauan pohon trembesi, PR Djarum bertekad membangun negeri.

IAIN Sunan Ampel pun pernah terlibat kerjasama dengan PT Djarum Kudus untuk menanam 1000 pohon trembesi di jalan Tol Sidoarjo, sekian bulan yang lalu. Acara tersebut sangat menarik sebab dihadiri oleh Wagub Jatim, Saifullah Yusuf dan juga Bupati Sidoarjo, Saiful  IIah, serta jajaran pimpinan Perusahaan Rokok Djarum dan Jasa Marga.

Hingga sekarang banyak program penghijauan yang dilakukan oleh PR Jarum. Melalui konsep penghijauan trembesi, maka diharapkan akan terjadi proses penyehatan kembali alam kita yang semakin banyak kerusakannya. PR Djarum memang mengambil posisi untuk penghijauan tentu disebabkan oleh kenyataan bahwa kerusakan alam terutama hutan sudah sangat kronis. Hampir setiap hari terjadi penebangan hutan secara illegal atau illegal logging dalam dalam jumlah ratusan hektar.

Kerusakan hutan kita sekarang juga luar biasa, sehingga perlu digalakkan tradisi menanam pohon di kalangan masyarakat. Bahkan untuk kepentingan tersebut, PR Djarum menggandeng Iwan Fals dengan music Kyai Kanjeng Ganjur untuk memberikan suntikan moral bagi para kawula muda agar gemar menanam. Setiap kali Iwan tampil, maka lagu yang dijadikan maskotnya adalah “tanam pohon”.

Betapa seharusnya kita sadar bahwa bumi dan seluruh perangkatnya ini bukan warisan leluhur kita di masa lalu, akan tetapi adalah pinjaman generasi yang akan dating. Jika kemudian kita tidak merawat pinjaman ini dengan baik, maka kita akan menjadi generasi yang paling berdosa di masa yang akan datang. Kita tentu tidak ingin para generasi yang akan datang menghujat kita karena kelalaian kita tidak merawat pinjaman anak cucu kita tersebut.

Hari Selasa, 31/05/2011, IAIN Sunan Ampel dan Bappeprov, Kantor Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal  (KPDT) juga bekerjasama dengan Perum Pegadaian dalam kerangka untuk menjelaskan tentang bagaimana CSR dapat dijadikan sebagai instrument untuk pemberdayaan masyarakat. Ternyata Perum pegadaian “menyelesaikan masalah tanpa masalah”  memiliki keuntungan bersih yang cukup besar, yaitu 70 trilyun rupiah. Maka besaran angka CSRnya juga relative besar.

Melalui CSR tersebut, maka tentunya ada banyak hal yang bisa dilakukan. Di dalam kerangka ini, maka sesuai dengan pembicaraan dengan tim KPDT, maka bisa diusahakan agar Program Gemalisa (Gerakan Mahasiswa kembali Ke Desa) akan bisa diwujudkan. Sebagaimana saya ungkapkan di forum tersebut bahwa melalui Gemalisa, maka ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa selama berada di desanya masing-masing.

Melalui gerakan ini, maka akan terjadi pemerataan informasi  dan aksi, khususnya tentang pemberdayaan di kalangan masyarakat. Jika terdapat sebanyak 2500 mahasiswa dalam satu angkatan, maka kemudian mereka secara serentak datang kembali ke desanya untuk menggerakkan pemberantasan buta aksara dan huruf latin dan al-Qur’an atau menggerakkan organisasai social ekonomi dan agama di seluruh desa dari mana mereka berada, maka bisa dibayangkan akan terjadi mobilitas pengetahuan dan aksi yang luar biasa.

Dengan demikian, jika kemudian institusi pendidikan dapat menjalin kerja sama dengan  berbagai institusi termasuk perusahaan, maka kelak akan didapatkan kemajuan pembangunan yang sangat signifikan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini