• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENUMBUHKEMBANGKAN POLITIK KEJUJURAN

Sebagaimana telah saya tulis kemarin bahwa semua tentu tidak setuju dengan pernyataan bahwa politik itu kotor. Politik sebagai instrument untuk meraih kebajikan melalui artikulasi kepentingan seharusnya didasari oleh kejujuran. Hanya dengan kejujuran maka tujuan kebajikan tersebut akan bisa direalisasi. Sayangnya bahwa tujuan menciptakan kebajikan tersebut seringkali direduksi oleh berbagai tindakan para pelaku politik yang tidak mencerminkannya.

Di dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dahlan Tamrin, bahwa di antara penganut tarekat yang menjadi politisi di Kabupaten Malang, dinyatakan bahwa kira-kira masih ada sebanyak 20 prosen yang beretika politik jujur. Artinya bahwa seberapapun masih ada yang memiliki kejujuran itu sebagai performance politiknya. Hal ini tentu menandakan bahwa politisi kita tidak seluruhnya ngawur dan bawur (istilah tipologis Dahlan Tamrin), akan tetapi juga masih ada yang mengedepankan kejujuran.

Saya berkeyakinan bahwa di antara kita masih ada yang memiliki sikap dan tindakan kejujuran di dalam berbagai kehidupan. Saya tetap memiliki keyakinan bahwa masyarakat  tentu juga masih menginginkan agar yang jujur akan semakin banyak di kemudian hari. Dengan demikian, maka tujuan menciptakan kebajikan berbasis pada kebijakan juga akan bisa diraih.

Sesungguhnya, setiap orang di dalam hatinya dipastikan memiliki dasar-dasar kejujuran. Jika seseorang sedang berada di dalam kediriannya, maka kata hatinya pasti akan menyatakan bahwa dia ingin melakukan kejujuran. Seorang penjahat sekalipun, sekali waktu akan terdapat dorongan di dalam dirinya untuk melakukan kebaikan, meskipun sekali saja di dalam kehidupannya. Makanya, juga dipastikan bahwa para politisi yang sekaligus juga para cendekiawan akan memiliki kejujuran sebagai inti kehidupannya.

Jika dipikir secara mendalam, bahwa seseorang melakukan sesuatu tentu disebabkan oleh beberapa factor. Di dalam paradigm fakta social  dan perilaku social, maka ada factor eksternal yang menentukan terhadap perilaku seseorang. Jika di dalam kenyataan bahwa ada seorang  politisi yang tidak jujur di dalam kehidupannya, maka juga ditentukan oleh adanya factor eksternal tersebut.

Jika berbicara para politisi, maka tentunya adanya tuntutan yang bercorak eksternal, yaitu, tuntutan struktur politik yang sangat kuat. Kenyataannya bahwa partai politik membutuhkan banyak dana untuk biaya operasional partai dan juga biaya social partai politik. Bukankah partai politik harus membangun imaje dengan melakukan kampanye melalui berbagai event dan media. Bukankah partai politik juga harus membangun jaringan dengan konstituennya untuk membangun kesepahaman dan kebersamaan. Bukankah partai politik harus mengeluarkan biaya social untuk meraih kekuasaan dan sebagainya.

Fakta-fakta ini kemudian menjadi penyebab mengapa elit parpol harus mengembangkan jaringan capital untuk pembiayaan partainya. Makanya di sana-sini lalu muncul berbagai tindakan penyelewengan yang sistematis, sebagaimana yang dilakukan   oleh elit-elit politik. Dengan DPR memiliki kewenangan penganggaran, selain legislasi dan pengawasan, maka dengan modalitas kewenangan penganggaran tersebut, maka DPR sungguh menjadi sangat berkuasa di dalam mengatur penganggaran.

Oleh karenanya, maka politik berbasis hati nurani dan kejujuran memang menjadi bagian yang seharusnya tidak terpisahkan dari seluruh eksponen elit politik di mana pun posisinya. Jika di DPR, maka yang harus dikembangkan adalah membangun trust. Jika menjadi pemimpin daerah, maka juga harus mengembangkan sikap dan tindakan yang menjunjung kebenaran dan kejujuran.

Dan saya tetap memiliki keyakinan bahwa di antara sekian banyak elit politik, tentu masih ada yang menjadikan kejujuran sebagai basis etikanya. Dan dengan demikian, saya juga berkeyakinan bahwa ke depan masih ada orang yang bisa dipilih untuk kepentingan mengembangkan kebajikan tersebut.

Dengan demikian, yang harus dilakukan adalah bagaimana mengembangkan kejujuran yang masih sedikit di kalangan politisi tersebut agar menjadi semakin mekar dan kemudian berkembang merayap memenuhi bumi pertiwi.

Hanya melalui kejujuran sajalah kebajikan yang menelorkan kebijakan akan bisa diraih. Dan dengannya kehidupan yang sejahtera dan adil akan bisa diraih.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini