• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TERORISME PASCA KEMATIAN OSAMA BIN LADEN

Kematian Osama Bin Laden, Senin, 02/05/2011,  adalah pertanda bahwa sehebat apapun usaha untuk bersembunyi, ternyata bisa juga terlacak dengan teknologi intelijen yang canggih. Tetapi di sisi lain, bahwa kematian seseorang juga tidak bisa dimajukan atau dimundurkan. Kematian adalah bagian dari takdir Allah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kematian adalah bagian dari takdir Allah yang pasti akan terjadi. Seseorang yang memang ditakdirkan mati,  maka dapat dipastikan yang bersangkutan pasti juga akan menemui ajalnya. Hanya saja, proses kematian memang bervariasi. Akan tetapi semua tentu berada di dalam koridor takdir tersebut.

Kematian Osama tentu bagian dari duka pelaku Islam garis keras atau kaun radikal khususnya kelompok jihadis. Selama ini Osama dikenal sebagai godfather dari berbagai kalangan Islam radikal. Dia dianggap sebagai orang yang selama ini memberikan semangat dan juga dukungan dana yang tiada henti. Memang, Osama adalah pengusaha yang telah malang melintang di dalam berbagai proyek di negara asalnya, Arab Saudi.

Sebagai orang kaya, maka Osama bisa melakukan banyak hal dalam membiayai operasi terorisme. Al Qaidah yang menjadi organisasi penting di dalam gerakan terorisme memperoleh dukungan kharisma dan finansial darinya. Maka,  hampir seluruh pembiayaan terorisme berasal dari dana yang dikucurkannya.

Persoalannya adalah bagaimana gerakan terorisme pasca terbunuhnya Osama bin laden? Pertanyaan ini penting dikemukakan mengingat bahwa gerakan terorisme adalah bersistem sel, sehingga jika tokoh sentralnya meninggal, maka sel berikutnya akan mengisinya. Di dalam banyak perkiraan bahwa yang akan menggantikan Osama adalah  Dr. Ayman Al Zawahiri. Dia adalah keturunan Mesir dan seorang dokter yang menjadi tangan kanan Osama selama ini.

Memang dari sisi kharisma dan tindakannya belum bisa disamakan dengan Osama, akan tetapi pengalamannya di bidang kepemimpinan Al Qaidah tentu tidak bisa dianggap enteng. Sebagai pemimpin lapis kedua, maka Zawahiri tentu sudah mengantongi prinsip mendasar dari kepemimpinan Al Qaidah. Hanya saja yang memang bisa dipertanyakan adalah persoalan pendanaan gerakan terorisme. Bisa saja bahwa pendanaan gerakan terorisme tidak akan sekuat di masa sebelumnya.

Jika menggunakan logika sel, maka dapat dipastikan bahwa gerakan terorisme tidak akan mati seirama kematian Osama. Sebab kenyataan membuktikan bahwa kematian seorang tokoh sentral gerakan teror ternyata bisa diganti oleh lainnya. Meskipun secara kualitas gerakan bisa menurun, namun kuantitas gerakan bisa saja tidak terjadi penurunan. Organisasi ini siap untuk melahirkan gerakan-gerakan teror lainnya yang banyak meski kualitasnya lebih rendah.

Oleh karena itu,  jika kemudian Al Qaidah memberikan sinyal perlawanan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, maka hal ini tentu sesuatu yang sangat wajar. Sebagaimana yang sering terjadi bahwa pasca kematian sang tokoh teroris, maka di sana-sini akan terdapat perlawanan. Oleh karena itu, kematian Osama akan menjadi awal dari babak baru perlawanan terorisme tersebut. Namun demikian, dengan kematian Osama sekurang-kurangnya juga akan menandai babak baru di dalam perlawanan terhadap terorisme. Kematian Osama tentu akan mempengaruhi sejumlah kualitas gerakan terorisme.

Makanya, yang diperlukan sekarang adalah kerjasama antar negara untuk memerangi terorisme tersebut. Akan tetapi sejauh di dunia ini masih terdapat ketimpangan dalam banyak hal,  terutama menyangkut relasi kesetimbangan antara Islam dan lainnya, maka selama itu pula akan menjadi sumber gerakan terorisme internasional.

Oleh karena itu, yang diperlukan adalah menjaga relasi antar negara yang seimbang dan berkeadilan, sehingga negara lain, khususnya Negara Islam dan masyarakat Islam tidak merasa terus dipinggirkan. Dengan cara ini, maka peluang terorisme untuk berkembang akan menjadi menyempit.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini