• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SUPPORTING ISLAMIC LEADERSHIP

Sebagai bagian dari program Supporting Islamic Leadership (SILE), yang dibenum menjadi tim Steering Committee (SC), maka saya tentu saja harus terlibat di dalam pengambilan keputusan tentang apa program yang akan dirumuskan terkait dengan kerjasama antara Canadian Internastional Development Agency (CIDA) dengan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini menjadikan IAIN Sunan Ampel dan UIN Makasar sebagai targeted Institution.

Hari ini, 3/5/2011, diselenggarakan acara yang sangat penting, yaitu membahas tentang Project Implementation Plan (PIP) yang memang menjadi kewenangan SC untuk membahasnya. Acara ini dihadiri lengkap oleh pejabat di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang terkait dengan pendidikan tinggi. Acara dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Muhammad Ali, Dirjen pendis, Prof. Dr. Machasin, beserta para kasubditnya, Rektor UIN Makasar, Prof. Dr. Abdul Kadir Gassing, Prof. Dr. Nur Syam, rector IAIN Sunan Ampel, para perwakilan dari Bappenas, Kementerian keuangan, Kementerian Pendidikan Nasional, dan sebagainya.

Program CIDA di Indonesia sangat bermanfaat, terutama dalam pengembangan kapasitas manusia (capacity building), seperti yang dulu dikerjasamakan dengan UIN Jakarta dan UIN Jogyakarta. Program CIDA di dua Universitas tersebut lebih bersearah dengan peningkatan kualitas institusi, sehingga dampaknya lebih bercorak internal.

Misalnya Program IISEP atau lainnya terbukti bisa memberikan pengaruh yang signifikan bagi capaicity building. Saya memiliki pengalaman dengan program ini. Saya merasakan manfaatnya terkait dengan short course Higher Education management Course di McGill University. Saya ingat betul bagaimana Mr. Ted Wall mengajarkan cara membuat action plan, sehingga setiap pekerjaan akan bisa dikerjakan secara maksimal berdasarkan rencana yang sudah dibuat.

Di dalam pandangan saya, maka Naskah Project Implementation Plan (PIP) untuk project Supporting Islamic Leadership atau Local Leadership for Development telah memenuhi hal-hal yang dianggap penting, meskipun ada beberapa catatan, yaitu:

  1. Pengertian Community outreach agar dipertegas, apakah pengabdian masyarakat ataukah pemberdayaan masyarakat.
  2. Desain draft PIP sudah menyentuh terhadap kepentingan partner university (IAIN dan UIN) dan masyarakat dari aspek peningkatan civil participation in democratic governance.
  3. Partner university seharusnya tetap ditempatkan di dalam kerangka tri darma Perguruan tinggi. Meskipun project besarnya adalah pengabdian masyarakat (community outreach), akan tetapi tetap harus ada aspek peningkatan capacity building bagi institusi yang dijadikan sebagai mitra.
  4. Di dalam kerangka pengabdian masyarakat, maka sebaiknya tetap memperoleh prioritas tentang univertsitas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, artinya bukan Lembaga swadaya masyarakat yang berperan sebagai penyalur dana. Jadi yang diharapkan adalah PTAIN sebagai agen yang memiliki peran aktif.
  5. 
  6. Sebagai satu kesatuan darma, maka pendidikan dan pengabdian masyarakat merupakan satu kesatuan, sehingga perbaikan kualitas pendidikan tentu akan berpengaruh terhadap kualitas pengabdian masyarakat.
  7. 6. Penganggaran selayaknya dipertimbangkan kira-kira 60 persen adalah untuk capacity development dari partner university sehingga akan cukup membantu terhadap kegiatan seperti review curiculum atau pengembangan kurikulum, penguatan kompetensi tenaga pengajar hingga aktivitas community outreach.
  8. Komponen beasiswa S3 dirasa sangat penting karena kepentingan untuk mencetak pemimpin di masa depan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan doktor (era sekarang adalah era doktor) ternyata dapat menjadi pilar pemberdayaan masyarakat dengan membuat center-center untuk community development.
  9. Perlu dipertegas tentang resource universities (UIN Jakarta dan UIN Jogya) dalam konteks project SILE, agar diketahui secara jelas apa tugas dan wewenang dari keduanya.
  10. Hal ini terkait dengan tugas dan wewenang seperti apa yang dimiliki keduanya dan bagaimana relasinya dengan lain-lainnya.
  11. Khusus untuk program studi lanjut S3, saya kira memang sangat penting, sebab: beasiswa S2 dari berbagai negara sudah banyak (Australia, Jepang, Belanda, Inggris dsb)bahkan juga beasiswa dari dalam negeri (dari Kemenag maupun dari Kemendiknas). Selain itu juga hampir seluruh dosen sudah S2 (70%), S3 (20%) dan S1 (drs) (10%). Hal ini tentu terkait dengan sertifikasi yang mewajibkan dosen minimal S2.
  12. Untuk kepentingan kelanjutan program SILE di kemudian hari, maka dibutuhkan local expert, seperti Sosiologi pedesaan, Ilmu Politik, Studi Pembangunan, Ilmu Ekonomi, ekonomi pembangunan, dan sebagainya. Untuk hal ini maka dibutuhkan program PhD sehingga kelak mereka akan bisa menjadi local expert di dalam pemberdayaan masyarakat (community outreach). Tetapi juga dibutuhkan program short course kepemimpinan and menagement, program penguatan pembelajaran, dan sebagainya. Selain itu juga dibutuhkan program penguatan riset melalui program sandwich atau lainnya.
  13. IAIN Sunan Ampel memiliki cakupan area yang sangat luas karena memiliki PTAI binaan, sebanyak 154 PTAIS yang tersebar di Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. Disamping itu juga terdapat sangat banyak pesantren yang tersebar di seluruh Jawa Timur dan lainnya. Dan yang penting juga Lembaga pendidikan MA dan MTS yang jumlahnya sangat banyak. Selain secara kelembagaan, maka juga banyak Kyai dan pemimpin masyarakat yang dapat dijadikan sebagai mitra pengembangan program ini.

Karenanya, memilih IAIN Sunan Ampel sebagai mitra program community outreach adalah sesuatu yang sangat tepat.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini