• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN ISLAM PERADABAN

Mungkin ada di antara kita yang beranggapan bahwa pendidikan  sejarah bagi siswa atau mahasiswa  tidak penting, sebab masih banyak hal lain yang bisa dipelajari.  Akan tetapi sesungguhnya mempelajari sejarah adalah sesuatu yang sangat penting. Mempelajari sejarah adalah belajar tentang asset masa lalu yang sangat penting bagi dasar membangun masa depan.

Menurut saya bahwa sudah saatnya anak didik kita diajari dengan mengenal secara lebih mendalam tentang capaian apa yang pernah dilalui oleh para generasi emas Islam di dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan.  Dengan mengenal secara baik tentang prestasi intelektual  para pendahulu tersebut, maka mereka akan memahami bahwa tugas untuk membangun Islam dengan peradabannya yang agung jauh lebih penting dibanding dengan mengembangkan Islam dengan kekerasan.

Jika kita analisis, maka pendidikan Islam peradaban tersebut sangat kurang atau bahkan tidak ada. Selama ini pendidikan agama yang diberikan memang hanya sebatas pendidikan fiqih baik mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Yang diajarkan adalah pengamalan agama yang sangat artificial, yaitu mengamalkan ajaran agama sehari-hari. Akibatnya, yang diketahui tentang Islam hanyalah persoalan ibadah saja. Masih untung jika kemudian mereka mengamalkannya, yang berarti bahwa ada dimensi psikhomotorik yang terlibat di dalamnya.

Menurut saya harus ada review kurikulum tentang pendidikan agama Islam terutama bagi siswa SMA dan pendidikan tinggi. Jika di SMP mungkin masih sangat penting mengajarkan tentang ibadah dengan segala pernak perniknya, maka untuk pendidikan SMA dan perguruan tinggi harus sudah mengarah kepada mengenalkan Islam peradaban tersebut.

Pendidikan agama terutama tentang ibadah sesungguhnya sudah didapatkan di tempat lain, misalnya keluarga, lembaga agama, masyarakat dan sebagainya. Anak-anak SD dan SMP sudah memperoleh pendidikan agama yang dilaksanakan di dalam keluarga dan masyarakat. Di sini harus ada penekanan bahwa anak-anak SD dan SMP  sudah menguasai ajaran Islam yang sangat mendasar, misalnya ibadah keseharian. Jika perlu maka ada kewajiban bagi orang tua untuk menambah pendidikan agama di rumah.

Tentu ada keuntungan juga dengan penekanan pendidikan agama di rumah,  sebab paling tidak juga akan didapati usaha orang tua untuk mendidik atau meminta bantuan guru agama untuk melakukan pendidikan agama di rumah. Bukankah dengan cara demikian juga akan dihasilkan suatu program pembelajaran agama di rumah yang terukur. Setiap lembaga pendidikan membuat kurikulum pendidikan agama di dalam keluarga dan diketahui oleh guru agamanya.

Harus diakui bahwa pendidikan agama tidak hanya dapat diajarkan di sekolah, sebab waktunya sangat terbatas. Hanya dua jam pelajaran dalam seminggu, sehingga tidak akan cukup untuk mengajarkan dimensi-dimensi ajaran agama yang sedemikian banyak dan mendasar. Oleh karena itu, harus ada pemihakan dari lembaga pendidikan untuk tujuan pembudayaan agama di kalangan siswa-siswa tersebut.

Ada dua keuntungan dengan mengembangkan konsep pendidikan agama berbasis sekolah dan masyarakat, yaitu: pertama, akan diperoleh semakin banyak ahli agama yang akan dapat memperoleh lahan mengabdikan ilmunya di masyarakat. Jadi tentunya akan terdapat lapangan pengabdian ilmu dari lulusan PTAI di dalam kerangka untuk menyebarkan ajaran Islam secara massif. Akan tetapi mereka tentunya harus terseleksi secara memadai agar tidak salah di dalam memberikan pendidikan agama di dalam keluarga dimaksud.

Di dalam kerangka ini, maka tentunya dibutuhkan sebuah lembaga jaminan mutu bahwa yang dikirim tersebut memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh relasi antara lembaga pendidikan dengan  para stakeholdernya. Dengan demikian, tidak akan terdapat keraguan untuk mempekerjakan guru khusus agama Islam tersebut di dalam keluarga.

Kedua, akan didapatkan penyebaran Islam yang lebih relevan dengan kepentingan membangun Islam yang membawa kerahmatan. Di dalam hal ini,  maka yang diperlukan adalah sinergi antara lembaga pendidikan yang secara  masing-masing atau bersama-sama menentukan kurikulum pendidikan agama di dalam keluarga, baik secara individual maupun komunal, sehingga akan terdapat standarisasi pendidikan agama yang mendasar.

Melalui sistem pendidikan yang seperti ini, maka akan didapatkan secara massif pengamalan beragama yang baik di dalam keluarga, sehingga pendidikan agama di lembaga pendidikan akan dapat diarahkan untuk mengenalkan Islam peradaban sebagaimana yang saya maksudkan di atas.

Lembaga pendidikan akan lebih banyak mengeksplorasi  tentang bagaimana pengalaman Islam di dalam membangun peradaban di masa lalu yang disebabkan oleh keunggulannya di dalam membangun ilmu pengetahuan.

Deradikalisasi akan bisa ditangkal dengan cara mengajarkan Islam yang benar sesuai dengan prinsip Islam yang rahmatan lil alamin. Islam tidak hanya untuk kerahmatan umat Islam akan tetapi untuk kerahmatan seluruh alam.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini