• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

DERADIKALISASI MELALUI PENDIDIKAN ISLAM PERADABAN

Untuk menepis semakin berkembangnya radikalisasi agama terutama Islam adalah dengan mengajarkan Islam peradaban. Yaitu Islam yang bisa menjadi roh bagi pengembangan peradaban dunia, sebagaimana teladan yang sudah dikembangkan para pendahulu kaum muslimin di masa yang lalu. 

Tulisan ini tentu tidak dimaksudkan sebagai romantisme masa lalu, akan tetapi untuk menjadi bahan renungan bagaimana kita bisa mengajarkan sejarah masa lalu yang positif. Dan hal ini   tentu saja merupakan tugas generasi sekarang agar sejarah yang baik tersebut bisa menjadi kaca benggala bagi masyarakat sekarang dan yang akan datang.

Sejarah memang bukanlah peristiwa yang selalu positif. Adakalanya juga konflik berkepanjangan. Akan tetapi mengkaji sejarah dengan plus minusnya merupakan tugas generasi sekarang untuk mengkajinya secara kritis dan kemudian mengambil manfaat darinya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menjadikan masa lalu sebagai tempat berpijak dan bertumbuhkembang.

Mengajarkan Islam peradaban berarti mengajarkan tentang bagaimana kiprah Islam membangun peradaban dunia. Sebagaimana diketahui bahwa Islam pernah menjadi pusat kebudayaan dunia di kala Islam mengembangkan ilmu pengetahuan.  Makanya,  Islam juga semestinya bisa menjadi roh bagi pengembangan peradaban di masa sekarang.

Islam bisa menjadi sumber peradaban Islam ketika Islam menjadi basis bagi pengembangan ilmu  pengetahuan. Melalui pengembangan ilmu pengetahuan, maka banyak intelektual Islam yang memiliki kemampuan pengembangan ilmu pengetahuan dan kemudian menjadi pengajar tentang ilmu tersebut. Bukankah Islam dikenal sebagai kampiun peradaban,  ketika ilmu pengetahuan dikembangkan sedemikian rupa. Ada sekian banyak nama pemimpin Islam yang sangat harum namanya karena keterlibatannya di dunia ilmu pengetahuan, misalnya Harun al Rasyid, al Mu’tashim Billah dan sebagainya.

Lembaga ilmu pengetahuan tersebut kemudian menghasilkan ahli kedokteran, fisika, biologi, matematika, filsafat dan sebagainya.  Di kalangan ilmu kedokteran, maka nama Ibn Sina atau di Eropa disebut sebagai Avicenna, adalah nama yang sangat dikagumi, sebab beliau adalah penemu metode pembedahan pertama. Kemudian nama Al Kindi sebagai sebagai seorang filosof, Ibn Rusyd sebagai ahli filsafat, dan sebagainya.

Penemuan-penemuan akademik seperti itulah yang seharusnya menjadi titik tekan di dalam pengembangan Islam peradaban. Jadi tidak hanya mengajarkan tentang fiqh,  akan tetapi yang juga mengajarkan tentang peradaban Islam yang pernah gemilang. Saya kira mengajarkan fiqh juga penting sebab bagaimanapun juga mereka harus mengetahui dan memahami hukum agama Islam yang menjadi pedoman di dalam melakukan berbagai tindakan.

Mengajarkan Islam peradaban adalah mengajarkan tentang bagaimana masyarakat Islam di masa lalu berhasil secara gemilang untuk mendorong terciptanya peradaban yang sangat manusiawi. Di dalamnya tercakup kecemerlangan temuan akademis yang sangat mendasar dan kemudian menjadi basis bagi kehidupan masyarakat secara umum.

Jadi yang sangat penting adalah mengajarkan tentang siapa dan apa temuannya yang sangat penting di dalam dunia akademis dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Misalnya diajarkan secara mendasar sampai mereka memahami tentang siapa Ibn Sina, apa temuannya, bagaimana cara menemukannya dan kemudian relevansinya dengan dunia berikutnya bahkan hingga sekarang.

Jika kita bertanya kepada siswa dan bahkan mahasiswa kita, siapakah para penemu di dalam Islam itu dan bagaimana relevansinya dengan dunia ilmu pengetahuan sekarang, saya khawatir bahwa mereka tidak mampu menerangkannya.  Untuk itu, maka dirasakan perlu untuk mengajarkan kembali tentang dunia Islam yang hilang itu dan relevansinya dengan dunia ilmu pengetahuan modern dewasa ini.

Jika ini bisa dilakukan, maka saya berkeyakinan akan semakin banyak anak-anak muda kita yang justru akan menjadi penemu ilmu pengetahuan kelak kemudian hari. Jadi mereka tidak akan menjadi manusia yang menghancurkan manusia lainnya, akan tetapi akan menjadi penemu ilmu untuk kepentingan manusia lainnya.

Revitalisasi pendidikan,  saya kira harus berurusan dengan usaha untuk mengkaji lagi khasanah masa lalu yang baik sebagai cermin untuk bertindak di masa sekarang dan akan datang.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini