• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGAPRESIASI BUKU INTEGRATED TWIN TOWERS

Jika saya kemarin menulis tentang apresiasi saya terhadap terbitnya buku “Expression of Islam in the recent  South East Asia’s Politics”, maka sekarang saya ingin mengapresiasi buku yang berjudul “Integrated Twin Towers, Arah Pengembangan Islamic Studies Multidicipliner”, yang sebenarnya sudah terbit lebih dahulu disbanding karya yang kemarin saya apresiasi.

Bertepatan bahwa buku ini memang saya yang mengeditnya di tengah kesibukan yang padat di dalam menyelesaikan tugas administrative dan akademik di IAIN Sunan Ampel. Di sela-sela kesibukan tersebut, maka saya usahakan agar kemudian bisa diterbitkan buku yang kiranya bisa menjadi panduan di dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman yang tidak dikhotomis.

Selama ini masih ada pandangan tentang ilmu umum dan ilmu agama. Keduanya seperti antara minyak dengan air yang tidak bisa dipersatukan. Keduanya berada di dalam entitas yang tidak bisa menjadi satu kesatuan fungsional. Oleh karena maka didiskusikanlah  untuk menemukan bagaimana agar ilmu agama dan ilmu umum tersebut bisa saling menyapa.

Buku ini ditulis oleh mereka yang memiliki kompetensi di dalam bidang kajiannya.  Ada tulisan Prof. Osman Bakar yang saya yakin sangat dikenal oleh dunia akademis karena minat dan semangatnya yang tidak kunjung padam untuk menggagas tentang Islamisasi Ilmu atau Islamisasi pengetahuan.  Karya-karya akademisnya maupun aktivitas diskusi yang diselenggarakan selama ini selalu merujuk tentang keinginannya untuk mengembangkan program integrasi ilmu dimaksud.

Demikian pula Prof. Mulyadi Kartanegara juga seorang ahli yang tidak diragukan kapasitasnya di dalam membahas tentang integrasi ilmu. Karya akademis dan aktivitasnya di berbagai forum juga mengindikasikan keterlibatannya secara intelektual terhadap program integrasi ilmu.

Tidak kalah menarik juga Zubaidah Yusuf yang menyumbangkan tulisannya tentang epistemology Islam. Selama ini beliau sangat aktif berbicara di berbagai forum baik nasional maupun internasional tentang integrasi ilmu. Baginya, integrasi ilmu harus dilakukan dan bukan sekedar program saling menyapa antara ilmu agama dan umum. Beliau memiliki kegigihan di dalam perbincangan integrasi ilmu tersebut melalui berbagai konsep yang Islami dan bukan mengambil dari literature dan khazanah barat.

Tulisan-tulisan di dalam karya ini memang merupakan karya yang diambil dari berbagai penugasan oleh mahasiswa S3 yang mengambil mata kuliah dasar “Pendekatan Ilmu Sosial, Humaniora dan Ilmu Agama” pada program PPs IAIN Sunan Ampel. Tulisan ini tentu saja yang sempayt dikirim melalui email ke saya dan kemudian say abaca untuk kepentingan penulisan buku ini. Jadi tentu saja bukanlah karya-karya yang sangat outstanding di dalam bidang dimaksud.

Akan tetapi sebagaimana pertanyaan Zubaidah Yusuf, bahwa buku ini  baru sampai pada tahapan saling menyapa antara ilmu agama dan ilmu umum, yang di dalam buku ini disebutkan bahwa misalnya ketika ilmu social bertemu dengan ilmu agama, maka ilmu social menjadi pendekatan sementara itu ilmiu agama tetap menjadi sasaran kajian atau subject matter. Jadi, artinya belum sampai pada tahapan integrasi ilmu.

Saya menyatakan bahwa pandangan tersebut sepenuhnya benar, sebab di dalam proyek penulisan buku ini memang masih di dalam rintisan awal untuk menemukan proses saling menyapa tersebut. Saya membayangkam bahwa antara ilmu social dengan ilmu agama maka keduanya bisa saling menyapa, di mana ilmu agama atau agama menjadi sasaran kajian sementara itu, ilmu social, misalnya sosiologi bisa menjadi pendekatan.

Memang ke depan harus dipikirkan untuk integrasi ilmu tersebut sehingga program islamisasi pengetahuan atau yang lain menyebut sebagai islamisasi ilmu pengetahuan akan bisa menjadi kenyataan. Memang dibutuhkan waktu untuk membahas dan mengkaji hal ini secara mendasar dan tentu saja dibutuhkan kesiapan para ahli ilmu pengetahuan untuk duduk bersama merumuskannya.

Bagi kita yang penting adalah usaha ke arah itu sudah dijalankan dan kemudian bagaimana mengembangkannya secara mendasar.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini