• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MAKNA PENGKAJIAN MASJID KUNO

Indonesia dikenal memiliki bentuk dan corak masjid yang sangat bervariatif. Ada yang terpengaruh oleh tradisi bangunan candi di masa Majapahit, ada yang terpengaruh oleh bangunan masjid di Timur Tengah dan ada yang bercorak local yang merupakan ciri khas masjid Indonesia. Variasi masjid ini tentu saja menarik untuk dikaji secara mendasar di dalam kerangka untuk memahami tentang varian-varian masjid dan corak bangunan dan perubahannya.

Masjid memang sedari semula dibangun sebagai tempat untuk beribadah bagi umat Islam. Nabi Muhammad saw ketika beliau datang di Yathrib, maka yang pertama kali dibangun adalah masjid yang sekarang dikenal sebagi masjid Nabawi. Masjid ini adalah cikal bakal masjid yang selanjutnya menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Di Indonesia, masjid juga memiliki peran yang sangat mendasar. Masjid tidak hanya menjadi tempat untuk beribadah mahdhah, misalnya shalat rawatib akan tetapi juga menjadi tempat utama penyebaran Islam. Banyak program masjid yang mengedepankan penyebaran Islam dengan berbagai variasinya.  Bahkan untuk meramaikan masjid juga dilakukan berbagai kegiatan yang bernuansa seni keislaman. Misalnya, acara hadrah, membaca barzanji dan sebagainya.

Meskipun peran masjid kemudian diambil alih oleh lembaga pendidikan –madrasah dan sekolah—akan tetapi masjid tetap memiliki peran pembelajaran secara khusus terutama terhadap pencarian religiositas di kalangan orang-orang dewasa. Jika sekolah adalah tempat untuk belajar ilmu pengetahuan di kalangan anak-anak hingga remaja, maka masjid adalah tempat untuk pembelajaran agama di kalangan orang dewasa.

Masjid sesungguhnya bukan hanya sebagai tempat ibadah akan tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan aktivitas yang terkait dengan kehidupan masyarakat Islam. Makanya masjid adalah menjadi pusat ibadah dan kebudayaan Islam. Di masa lalu, masjid adalah tempat untuk melakukan musyawarah di dalam kerangka untuk membangun masyarakat.

Bagi masyarakat, kajian sejarah dianggap tidak penting. Ada yang menganggap bahwa tidak perlu mengkaji masa lalu, sebab bangsa yang maju adalah yang berorientasi ke masa depan. Akan tetapi menulis sejarah tentu menjadi sangat penting sebab sejarah merupakan cermin masa lalu untuk melakukan sesuatu di masa sekarang dan akan datang.

Menulis  sejarah dirasakan sangat penting sebab dapat menjadi cermin tentang dunia masa lalu yang heroik atau tragedy,  kemudian dapat menjadi sumber inspirasi tentang masa lalu untuk berkembang di masa sekarang. Lalu dapat menjadi tolok ukur kemajuan masa lalu dan membandingkannya dengan masa sekarang. Selain itu juga dapat menjadi pattern for berhavior bagi masyarakat bangsa yang tengah membangun.

Pengkajian terhadap masjid kuno dirasakan sangat penting sebab para akademisi dan peneliti harus terlibat di dalam pelestarian warisan budaya di masa lalu. Ada cultural heritage yang tetap harus dijaga dan dilestarikan di masa sekarang dan akan datang. Makanya, dengan melestarikan masjid kuno berarti kita ikut terlibat di dalam proses melestarikan warisan kekayaan budaya pada masa lalu tersebut.

Pengkajian terhadap masjid kuno dirasakan penting dan mendasar sebab, adanya perubahan sosial yang terus terjadi sehingga mengubah pula tradisi membangun masjid,  kemudian juga munculnya perubahan pandangan tentang fungsi masjid, sehingga aspek fungsi menjadi jauh lebih penting. Minimal dan fungsional. Kemudian dewasa ini juga terjadi perubahan bentuk dan corak masjid yang lebih menyerupai tradisi membangun masjid di timur tengah,  dan yang tidak kalah penting adalah perlunya menjaga tradisi masjid kuno sebagai warisan sejarah dan tradisi atau cultural heritage yang harus dipertahankan.

Oleh karena itu, pengkajian terhadap masjid kuno akan selalu menjadi agenda penting di kalangan peneliti dan akademisi Indonesia terutama di dalam kaitannya dengan pentingnya melestarikan warisan budaya adiluhung bangsa di masa lalu dan diharapkan bahwa warisan budaya tersebut tidak akan tergerus oleh modernisasi dan globalisasi yang terus terjadi di masa yang akan datang.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini