• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGEMBANGKAN PROGRAM BERBASIS KEBUTUHAN

Selama tiga  hari, 04-06/03/2011, tim IAIN Sunan Ampel menyelenggarakan pertemuan di Hotel UMM Inn. Acara ini dilaksanakan di dalam kerangka untuk merumuskan program tahun 2012. Sesuai dengan program dan penganggaran berbasis kinerja, maka program tahun 2012 harus sudah dirumuskan di awal tahun 2011. Sebagaimana diketahui bahwa perumusan program tentu saja harus berbasis kepada kebutuhan yang telah diketahui dan sesuai dengan keinginan para pengguna pendidikannya.

Perumusan program, sebagaimana yang lazim dilakukan sekarang mestinya harus berbasis kepada kebutuhan. Yaitu apa yang seharusnya menjadi kebutuhan bersama. Di dalam hal ini, maka yang harus dicermati adalah apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita. Makanya, ketika saya menutup acara ini, kembali saya tegaskan bahwa ada empat hal yang harus diprogramkan untuk tahun 2012.

Pertama, pengembangan akademik. Di dalam hal ini, maka yang diutamakan adalah bagaimanakah mengembangkan kualitas akademis di dalam berbagai aspeknya.  Kualitas kurikulum, kualitas dosen, kualitas mahasiswa, kualitas out out pendidikan dan sebagainya. Melalui peningkatan kualitas ini, maka target yang diutamakan adalah peningkatan tradisi akademik. Kita tentu membayangkan bagaimana tradisi akademik tersebut menjadi sesuatu yang lazim di lembaga pendidikan tinggi. Saya terkadang memimpikan bahwa PTAIN kemudian menjadi center of excellence bagi dunia akademik dan hal tersebut bisa dicapai melalui semakin kuatnya tradisi akademik tersebut. Kita membayangkan bahwa setiap hari ada kegiatan kajian yang dihadiri oleh orang-orang atau dosen-dosen yang memiliki kualifikasi yang sangat baik. Kajian tersebut kemudian menghasilkan pikiran-pikiran cerdas yang terbukukan. Banyak karya akademik yang dimulai dengan kajian-kajian melalui forum akademik yang kuat.

Kedua, penguatan kelembagaan. Penting juga dipikirkan tentang bagaimana meningkatkan kualifikasi keunggulan program studi melalui akreditasi yang baik. Di tengah keinginan untuk menjadi ekselen, maka penguatan kelembagaan atau prodi yang terakreditasi dalam dan luar negeri menjadi sangat urgen. Semakin banyak pengakuan nasional dan internasional mengenai kualitas kelembagaan, maka akan menaikkan imaje kehebatan PT tersebut. Yang tidak boleh dilupakan adalah penguatan dan peningkatan kuantitas pusat-pusat kajian. Saya membayangkan bahwa setiap profesor dan doktor di PTAIN memiliki pusat-pusat kajian yang semuanya berada di bawah PTAIN dimaksud. Misalnya, guru besar di bidang tafsir, maka yang bersangkutan memimpin pusat kajian tafsir yang sangat andal. Di pusat tersebut segala hal yang terkait dengan tafsir bisa dibicarakan dan didiskusikan. Jadi akan ada pusat kajian tafsir, hadits, taswauf, fiqih, ilmu sosial dan sebagainya. Setiap pusat kemudian mengembangkan ekselensinya di dalam kehidupan akademis. Jika bisa seperti ini, maka betapa akan terjadi hiruk pikuk akademik di lembaga pendidikan tinggi tersebut.

Ketiga, penguatan sarana dan prasarana. Tidak boleh dilupakan adalah penguatan laboratorium bagi prodi. Kekuatan prodi yang merupakan ilmu praksis adalah pada kekuatan laboratoriumnya. Setiap prodi yang mengembangkan ilmu praksis, maka harus terdapat laboratorium yang memadai untuk kepentingan tersebut. Bagaimana sebuah prodi akan menghasilkan out put pendidikan yang baik jika tidak didukung oleh kerja lapangan melalui lanoratorium yang baik. Makanya, keberadaan laboratorium menjadi sangat urgen.

Keempat, penguatan manajemen dan tata kelola. Jangan pernah dilupakan bahwa manejeman dan tata kelola menempati posisi penting di dalam lembaga pendidikan tinggi. Memenej lembaga pendidikan tinggi tentu tidak sama dengan mengelola lembaga bisnis. Sebab core penting lembaga pendidikan tinggi adalah bagaimana mengembangkan dunia akdemik yang sangat outstanding. Jadi yang dikelola adalah SDM dan bukan lainnya. Mengelola pengembangan SDM yang baik tentu saja harus dimulai dengan bagaimana menjadikan mereka kepada tujuan membentuk mereka menjadi manusia unggul.

Oleh karena itu, maka melalui perumusan program yang berbasis kebutuhan tentunya akan dihasilkan program yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.  Di dalam hal ini maka mengenal kebutuhan menjadi sangat urgen di tengah keinginan merumuskan program tersebut.

Jika hal ini bisa dilakukan, maka saya yakin bahwa perumusan program akan sangat relevan dengan apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita. Tanpa hal ini, maka akan terjadi ketidakkonsistenan di dalam perumusan program.

Dengan demikian, untuk merumuskan program yang bagus, maka diperlukan analisis kebutuhan yang sangat memadai. Dan hal ini sangat tergantung kepada kita semua.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini