• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENANTI KARYA AKADEMIS MAHASISWA

Sebagai seorang dosen, maka kegembiraan itu akan menyembul tatkala ada tulisan mahasiswa baik yang berbentuk tugas akhir, makalah atau lainnya yang outstanding.  Sebagaimana yang saya tulis kemarin maka kebahagiaan itu juga datang ketika ada tulisan mahasiswa yang muncul di koran. Saya tentu saja selalu berharap semoga ada semakin banyak tulisan mahasiswa yang bisa dimuat di berbagai media sebagai gambaan bahwa ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari kampus kita itu.

Di setiap lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi, semestinya terdapat penjaga mutu karya akademik. Sebagai contoh pada tahun 1990-an, maka saya dan beberapa kolega, Pak Syahudi, Bu Ninin dan Pak Yahya Mansur (alm)  pernah menjadi penjaga mutu akademis itu. Skripsi pada waktu itu harus melalui salah satu di antara kami bertiga untuk bisa lolos cetak. Artinya bahwa kami berempat menjadi salah satu anggota tim penguji, dan jika salah satu di antara kami sudah menyetujui,  maka pengesahan skripsi tersebut dapat diberlakukan.

Melalui pola semacam itu, maka skripsi di tahun-tahun tersebut memiliki kualifikasi yang cukup memadai, misalnya skripsi Lukman Hakim yang kemudian layak cetak, dan menjadi buku yang cukup marketable. Saya masih ingat bahwa ada beberapa skripsi yang sangat bagus dan bisa menjadi acuan bagi mahasiswa lainnya, baik dari sisi kajian teoretik maupun empirisnya.

Jika kemudian dibentuk tim seperti ini tentu bukan dimaksudkan untuk “merendahkan” kemampuan dosen lain di dalam membimbing atau menguji skripsi, akan tetapi semata-mata agar terdapat control akademik terhadap kualitas  karya tulis tersebut. Dan memang terbukti bahwa pola itu bisa menjadi salah satu instrument di dalam peningkatan kualitas karya akademik mahasiswa.

Sekarang tentu saja suasananya sudah lain. Dewasa ini sudah banyak doktor dan hampir semua dosen sudah master. Sehingga menerapkan pola itu tentu saja tidak cocok. Kita tentu sudah sangat yakin bahwa para dosen sudah sangat memahami kualitas teoretik dan empiris karya akademik mahasiswa. Makanya, yang diharapkan adalah kesungguhan di dalam membina mahasiswa terutama yang terkait dengan karya tulis akademis.

Saya tentu bisa membuktikan bahwa sesungguhnya banyak karya akademis mahasiswa –terutama program doktor—yang sangat baik. Melalui beberapa seleksi yang saya lakukan, maka karya tulis mahasiswa tersebut kemudian saya terbitkan. Sudah ada dua buku yang saya terbitkan terkait dengan karya tulis akademis mahasiswa tersebut.

Ketika saya mengampu mata kuliah wajib “Paradigma Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama” maka untuk tugas ilmu sosial, mahasiswa  saya wajibkan  untuk menulis tentang model analisis teori sosial dari para tokoh ilmu sosial. Maka muncullah tulisan tentang  Max Weber, Karl Marx dan sebagainya. Tulisan tersebut kemudian saya pilah yang menurut saya layak untuk diterbitkan. Maka lahirlah karya yang saya edit dengan judul “Model Analisis Teori Sosial”. Dan saya bersyukur bahwa sambutan terhadap buku ini ternyata cukup menggembirakan.

Kemudian, untuk tugas Ilmu Agama, maka saya wajibkan mereka untuk menulis tentang berbagai perspektif tentang kajian agama. Sehingga muncul tulisan tentang Abdullah Said, Abid Al Jabiri, dan sebagainya. Berbagai tulisan tersebut kemudian saya kaji dan saya pilah yang memenuhi keinginan saya, maka kemudian lahirlah buku yang saya edit dengan judul “Integrated Twin Towers: Arah Pengembangan Islamic Studies Multidispliner”.  Buku ini saya terbitkan terkait dengan keinginan untuk mengerek bendera akademis IAIN Sunan Ampel, yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan lainnya.

Jika UIN Malang sudah mengembangkan branded tentang “Pohon Ilmu”, kemudian UIN Yogyakarta dengan label “Integrasi dan Interkoneksi, Jaring laba-laba” maka IAIN Sunan Ampel mengembangkan satu model baru yang disebut sebagai “Integrated Twin Towers”.

Dan saya juga sangat senang ketika di dalam salah satu diskusi di Jakarta, Pak Taufiq Hanafi, dari Bappenas,  menyatakan bahwa beliau sangat gembira sebab “Pola Pengembangan Keilmuan Integrated Twin Towers” tersebut kemudian akan divisualisasikan di dalam bangunan “Menara  Kembar Tersambung” yang akan dibangun di IAIN Sunan Ampel.

Jika semua dosen kemudian melakukan inventarisasi secara memadai terhadap karya akademik mahasiswa yang outstanding, dan mampu diterbitkan, maka saya berkeyakinan bahwa akan terdapat banyak karya akademik mahasiswa yang kemudian dikenal orang.

Dan dengan demikian,  maka institusi kita juga akan ikut terangkat sebab semakin banyak karya akademik mahasiswa yang bisa diterbitkan, maka institusi kita juga akan menjadi semakin terkenal.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini