• April 2025
    M T W T F S S
    « Mar    
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGEMBAN AMANAT

Salah satu hal yang sangat mendasar dan perlu menjadi perhatian bagi semua orang yang diserahi untuk mengembangkan sebuah lembaga atau institusi adalah bagaimana mengemban amanat. Yaitu mengembangkan kepercayaan atau trust. Bangsa Indonesia, sekarang ini sedang mengalami krisis kepercayaan atau nyaris kehilangan kepercayaan. Saya menyatakan sebagai nyaris hilang dan bukan hilang, sebab saya yakin masih ada yang memilikinya meskipun tipis akan tetapi tetap kukuh tak akan pernah hilang tersaput oleh angin kencang sekalipun.

Di dalam kehidupan ini, maka yang sangat mendasar adalah kepercayaan itu. Saya menjadi teringat bahwa banyak orang yang kemudian menjadi berhasil dalam kehidupanya karena memiliki kepercayaan dan dapat dipercaya oleh yang lain. Mereka memiliki kepercayaan bahwa apa yang dilakukannya akan menjadi berhasil karena kerja keras dan keinginannya yang sangat kuat dan di sisi lain mereka bisa dipercaya sehingga orang akan menaruh kepercayaannya tersebut untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Saya ingin menyatakan bahwa semua agama tentu memiliki ajaran tentang pentingnya menjaga kepercayaan ini. Islam menggambarkannya dalam sifat-sifat Nabi Muhammad saw yang salah satunya adalah tentang amanah. Di dalam kitab Barjanzi yang sering dibaca oleh masyarakat Islam, terutama di pedesaan setiap kamis malam, maka untuk membacanya diperlukan orang yang sudah dewasa. Ada semacam kaidah yang dinyatakannya bahwa untuk membaca bagian sifat Nabi Muhammad saw adalah orang yang sudah dewasa. Tentu saja hal ini mengandung makna pembelajaran bagi yang masih muda usianya.

Kita sesungguhnya sangat memahami bahwa amanah adalah kunci di dalam membangun pergaulan dengan siapa saja. Tidak ada yang meragukan tentang statemen ini. Banyak ungkapan yang dlontarkan oleh para pengusaha bahwa modal yang dimilikinya adalah modal kepercayaan. Modal utama bukan materi yang melimpah akan tetapi modal itu adalah kepercayaan. Jika materi itu kita yang akan menjaganya, maka dengan kepercayaan, maka kepercayaan itu yang akan menjaga kita. Modal kepercayaan jauh lebih unggul dibandingkan dengan modal materi atau uang jika tidak dimanej dengan benar.

Di dalam Al Qur’an dinyatakan bahwa salah satu penyebab kesuksesan Nabi Yusuf as, sehingga beliau mampu memasuki istana kerajaan Mesir, tentu  tidak lepas dari modal yang berupa Al Amin (terpercaya) sebagaimana tercantum di dalam Al Qur’an  (QS.12:54.),  dan kemudian kemampuan untuk menjaga amanah tersebut, yaitu Al Hafidz (pandai menjaga amanah), sebagamana tercantum di dalam al Qur’an  (QS.12:55), dan menjaga kejujuran atau Ash Shidiq (jujur)yang tercantum di dalam al Qur’an  (QS.12:46).

Sesungguhnya bagi seorang mukmin biasa,  maka merekapun bisa memiliki bekal modal amanah ini. Jika yang bersangkutan bisa menjaga amanah, maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan akan dapat dipercaya oleh orang lain.  Di dalam hal ini Al Qur’an sudah menjelaskan bahwa seorang mukmin apabila dipercaya Ia akan menjaga amanah (QS.4:58, 8:27, 23:8, 70:32), dan kebalikannya  yang bersangkutan akan menjadi orang munafik bila dipercaya, kemudian yang bersangkutan berkhianat.

Di dalam dunia bisnis, maka salah satu kunci untuk  memperoleh produk tanpa modal dari produsen atau distributor adalah sifat keterpercayaan ini. Bertanggung jawab dalam menepati hutang-hutang kredit yang sudah  jatuh tempo dan  janji-janji pelunasannya atau lainnya adalah termasuk bagian dari konsep amanah. Sebab hal yang dipegang pertama oleh para pemasok adalah masalah kepercayaan atau trust. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, maka  membuktikan bahwa bila para pemasok tidak  percaya lagi kepada agennya,  maka pasokan barang akan dihentikan. Dan itu berarti akan terjadi pemutusan hubungan kerja.

Amanah tentu saja tidak hanya berada di ruang bisnis, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah di dalam dunia birokrasi, kepemimpinan dan kemasyarakatan. Di dalam dunia kepemimpinan, maka kepercayaan atau trust menjadi sangat penting sebab melalui kepercayaan tersebut,  maka akan dapat dibangun kerjasama, komitmen dan kerja keras. Bagaimana seorang pemimpin akan menyuruh kepada stafnya untuk melakukan tiga hal ini,  jika dia sendiri tidak menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya.

Makanya, ketika seorang pemimpin meminta staf atau anak buahnya untuk melakukan sesuatu yang menjadi tugas dan wewenangnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan upaya agar anak buahnya tersebut percaya kepadanya. Untuk bisa dipercaya, maka salah satu hal yang penting adalah bagaimana seorang pemimpin dapat membangun kejujuran dan transparansi.

Oleh karena itu, maka antara kejujuran, kepercayaan dan transparansi memiliki relasi timbal balik yang sangat kuat, sebab ketiganya memang merupakan satu kesatuan yang sistemik yang harus ada dan hadir di dalam kehidupan masyarakat, kapan dan dimanapun.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini