SEHARUSNYA MENGHIAS MAULID NABI DENGAN RAHMAT
Saya diundang oleh Metro TV Surabaya, 15/02/2011 untuk membahas tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Acara ini dilaksanakan berkaitan dengan datangnya Maulid Nabi Muhammad saw yang memang menjadi bagian penting di dalam kehidupan umat Islam.
Ketika saya dijemput oleh tim Metro TV, ternyata ada berita yang mengagetkan sebab di Bangil ternyata terjadi kerusuhan. Yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh sejumlah orang terhadap Pesantren YAPI di Bangil. Sebagaimana diketahui bahwa pesantren YAPI adalah penganut Islam Syiah, yang selama ini eksis di tengah kehidupan masyarakat di sana.
Memang selama ini sudah sering terjadi gesekan antara Islam Sunni dan Islam Syi’i. Gesekan tersebut juga mengarah kepada tindakan kekerasan. Memang, gesekan tersebut dipicu oleh dimensi teologis yang tidak ketemu antara Sunni dan Syi’i. Sebenarnya, pertarungan antara Sunni dan Syi’i sudah terjadi di berbagai belahan dunia.
Tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga di Malaysia, Irak, dan wilayah lain di Timur Tengah. Berbagai benturan tersebut bisa difasilitasi oleh agama dan juga politik. Sehingga perseteruan antara Sunni dan Syi’i memang sudah melazimi kehidupan masyarakat Islam. Pertarungan tersebut telah terjadi semenjak terbunuhnya Sayyidina Ali ra., dan terus terjadi hingga hari ini.
Kita sungguh tidak menduga bahwa akan terjadi serangan terhadap Syiah ini. Semua konsentrasi diarahkan untuk melindungi umat Ahmadiyah. Yang dilindungi adalah orangnya bukan organisasinya. Sebab jika organisasinya atau ajaran agamanya adalah menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, maka yang demikian tentu harus disebut sebagai sesat. Sehingga seluruh konsentrasi diarahkan untuk kepentingan tersebut.
Ketika semua mata ditujukan untuk memperhatikan Ahmadiyah, tiba-tiba saja terjadi kerusuhan terhadap Syi’ah di Bangil. Jika mendengar beritanya, maka dapat diketahui bahwa modusnya memiliki kesamaan dengan berbagai serangan yang dilakukan di Pandeglang dan juga Temanggung. Yaitu mula-mula dilakukan oleh beberapa orang dan kemudian ketika terdapat perlawanan, maka kemudian datanglah ratusan orang yang menyerang secara keras terhadap kelompok ini.
Jadi sepertinya dilakukan by design. Artinya bahwa penyerangan itu dilakukan secara terencana meskipun tidak sangat rapi sebagai suatu penyerangan yang andal. Namun melihat kenyataannya, maka bisa diketahui bahwa yang dilakukannya memiliki modus yang hampir sama. Menyerang dengan sekelompok kecil dan kemudian secara massal ketika terdapat pembelaan.
Sesungguhnya yang menjadi keprihatinan kita adalah bagaimana mereka melakukan penyerangan tersebut di saat umat Islam melakukan perayaan memperingati kelahiran junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. Kemarin, seluruh umat Islam bergembira memperingati hari penting bagi Islam di dunia. Semua melakukan berbagai aktivitas untuk memperingati hari bahagia tersebut. Ada yang membaca shalawat, selamatan dan juga perayaan-perayaan yang membanggakan.
Namun di saat semua orang terlibat di dalam perayaan ini justru sebagian kecil melakukan penistaan terhadap umat manusia, yaitu dengan cara menyerang pesantren, meskipun pesantren tersebut dimiliki oleh umat Syiah.
Kita sungguh tidak tahu kenapa mereka melakukannya di hari ketika umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw ini. Apa ini sebuah kesengajaan untuk memberi daya kejut kepada masyarakat, bahwa ada sesuatu yang memang juga harus dinihilkan di dalam kehidupan beragama, yaitu kaum Syi’ah, selain Ahmadiyah.
Semua belum jelas benar. Akan tetapi pasti bahwa tindakan tersebut bukan nir-tujuan. Artinya bahwa setiap tindakan memiliki tujuan atau yang disebut sebagai motif tujuan. Jadi artinya bahwa pastilah ada tujuan dibalik tindakan melakukan serangan terhadap kaum syiah ini. Jika hal ini memang dilakukan atas kesadaran mereka sendiri, maka tentu ada factor ideologis yang menyebabkannya. Hanya saja jika ternyata mereka sebagian adalah kelompok ikutan, maka sesungguhnya mereka hanya memiliki kesadaran palsu. Kelompok seperti ini tentu sangat rentan terhadap ajakan yang tidak bertanggungjawab.
Oleh karena itu, yang diperlukan adalah kecermatan para aparat untuk mendeteksi terhadap tokoh gerakan atau provokatornya. Bisa jadi yang kemudian terlibat sesungguhnya adalah orang yang dimafaatkan oleh sejumlah kecil orang untuk tujuan yang sudah diinginkannya.
Di tengah nuansa peringatan Kelahiran Nabi Muhammad saw, sesungguhnya yang dibutuhkan adalah memahami ajaran Nabi Muhammad saw dalam dua hal, yaitu ajaran tentang membangun akhlak al karimah dan kedua membangun Islam rahmatan lil alamin.
Oleh karena itu seharusnya yang menjadi tugas kita semua umat Muhammad saw adalah membangun keduanya itu sebagai tugas pokok kehidupan yang memang memerlukannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.
