• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI TELADAN

Hari ini kita umat Islam tentu merasakan kegembiraan sebab bisa memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw yang bertepatan dengan tanggal 15 Pebruari 2011 atau 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan dengan hari Selasa, sekarang ini. Rasa syukur tersebut tentu saja merupakan bagian dari keimanan dan kecintaan kita kepada rasulullah Muhammad saw. Kita bersyukur karena bisa menjadi pemeluk Islam yang hingga hari ini terus ngabekti kepada Allah dan melakukan perintahnya.

Layaknya orang yang memperingati peristiwa besar, maka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw merupakan sesuatu yang penting. Sebab memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw berarti menandakan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw tersebut. Jika Allah dan Malaikat saja menyampaikan ucapan shalawat dan salamnya kepada Nabi Muhammad saw, maka tentunya kita sebagai pengikutnya juga harus menyampaikan shalawat dan salam kepadanya. Karena sesungguhnya di dalam Islam terdapat keyakinan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki kemampuan dan otoritas untuk memberi syafaat kepada umat Islam.

Berbahagialah kita semua yang hari ini bisa terlibat di dalam proses memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, melalui cara dan ekspressi yang berbeda-beda. Di masyarakat pedesaan, maka ada upacara muludan, yaitu selamatan bersama, biasanya di mushalla atau masjid bahkan di pendopo kelurahan, dengan membawa nasi uduk dan lauk pauk seadanya. Nasi uduk adalah hidangan khas, yang terdiri dari nasi khas, yang dilumuri dengan santan dan garam. Sehingga rasanya agak asin tetapi sangat nikmat. Orang Malaysia menyebutnya sebagai nasi santan atau nasi lemak.

Upacara itu diselenggarakan dengan sederhana tanpa kerumitan apapun. Setiap keluarga membawa nasi uduknya sendiri-sendiri dan kemudian juga dimakan sendiri sesudah didoakan. Bahkan juga tidak ada sambutan-sambutan apapun kecuali ijab qabul yang disampaikan oleh orang yang ditugaskan untuk berdoa. Jadi inti upacara ini adalah ekpressi untuk memperoleh keselamatan karena telah melakukan upacara muludan.

Upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw memang berdekatan waktunya dengan hari valentine, yang menurut yang suka merayakannya dianggap sebagai hari kasih sayang dan bersumber dari tradisi barat. Kita tidak tahu siapa yang mengembangkan upacara hari kasih sayang ini,  akan tetapi akhir-akhir ini terdapat semangat yang besar untuk merayakannya. Banyak mall atau hotel yang menggeber valentine’s day sebagai hari penting. Dihiasnya mall dan hotel dengan warna pink yang menjadi simbol kasih sayang.

Bagi umat Islam tentu saja perayaan Valentine tidak ada agendanya. Sebab di dalam Islam tidak didapati tradisi untuk merayakan hari valentine yang bertepatan pada tanggal 14 Pebruari. Tentang kasih sayang, tentu Islam sangat respek, sebab makna Islam adalah keselamatan. Tidak ada keselamatan tanpa kasih sayang dan sebaliknya. Namun pelembagaan kasih sayang dalam satu perayaan tidak didapatkan di dalamnya. Islam justru mengajarkan agar kasih sayang dapat diberikan setiap saat, kapan dan di mana saja kepada orang yang memang layak dan penting untuk dikasihsayangi.

Islam mengajarkan tidak hanya persaudaran sesama Islam atau ukhuwah Islamiyah, akan tetapi juga ukhuwah basyariyah atau ukhuwah insaniyah. Inti di dalam ukhuwah basyariyah adalah kasih sayang berbasis kemanusiaan. Jika ada orang yang memeluk Islam, akan tetapi tidak mengembangkan kasih sayang kepada sesama umat manusia,  maka bisa dipertanyakan keislamannya.

Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw tidak harus dilakukan dengan hura-hura. Meskipun juga tidak ada larangan untuk melakukannya. Memang di zaman Shalahuddin al Ayyubi, peringatan kelahiran Nabi Mhuhammad saw diupacarakan besar-besaran untuk menjadi instrument pengobar semangat para prajurit Islam dalam bertempur melawan tentara Salib. Maka jadilah peringatan tersebut sebagai momentum untuk meneladani semangat Nabi di dalam menyebarkan ajaran Islam.

Sekarang tentu lain. Di tengah kehidupan yang semakin plural dalam berbagai aspeknya, maka merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw adalah melalui berbagai cara yang memberikan makna mendalam. Kita mungkin perlu belajar pada masyarakat pedesaan tentang cara-cara mengekspresikan kecintaannya kepada Nabi, yaitu melalui selamatan sederhana. Namun demikian, seirama dengan perubahan zaman mungkin perlu modifikasi.  Yang penting bukan wujud upacaranya, akan tetapi adalah makna yang terkandung di dalamnya.   

Dengan demikian, sebagai perwujudan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw adalah melalui peneladanan terhadap sikap dan tindakannya, yang tidak lain adalah meneladani bagaimana Nabi Muhammad saw mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang kepada sesama manusia, tanpa memandang apa agamanya, apa sukunya dan siapa dia.

Dengan cara ini, maka Islam ke depan akan tetap dikenal sebagai agama yang berada di dalam konsep dan implementasi kerahmatan bagi seluruh alam.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini