• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TETAP MEWASPADAI KOMUNISME

Secara organisatoris memang  Komunisme telah mengalami pemudaran. Di Uni Soviet telah tumbang dan demikian pula di beberapa Negara Eropa Timur. Kemudian di dunia internasional juga posisinya sudah tidak lagi dominan. Namun demikian bukan berarti bahwa secara ideologis, bahwa Komunisme sudah selesai.

Di Indonesia, memang status Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah tidak ada. Partai  ini dibubarkan pasca pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965. PKI memang telah beberapa kali melakukan tindakan makar terhadap pemerintah Indonesia semenjak tahun 1926 hingga  tahun 1965. Meskipun telah pernah melakukan pemberontakan, akan tetapi selalu berhasil untuk direhabilitasi, sehingga bisa berkembang kembali. Pada tahun 1948, PKI tentu menjadi organisasi yang surut dari pentas politik nasional. Akan tetapi kemudian memperoleh rehabilitasi secara organisatoris, sehingga kemudian mampu bangkit kembali. Bahkan kemudian memiliki peran sangat signifikan di dalam peta perpolitikan nasional.

Pasca pemberontakan PKI tahun 1965, pemerintahan Orde Baru memang sangat keras terhadap PKI. Bahkan di dalam menghapus ideologi PKI, maka dilakukanlah berbagai gerakan untuk menghilangkannya dari bumi Indonesia. Misalnya melalui penulisan sejarah, dan juga aturan perundang-undangan dan pemantapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi seluruh ormas dan orpol di Indonesia.

Untuk memantapkan posisi pemerintahan, maka juga diciptakan berbagai upacara liminal, misalnya peringatan kelahiran Pancasila, setiap tanggal 5 Juni dan juga upacara hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Untuk mengantisipasi timbulnya kembali PKI tersebut, maka  setiap tanggal 30 September diputar  film G 30 S/PKI, yang merupakan rangkaian cerita tentang Pemberontakan G 30 S/PKI.

Namun demikian, pasca jatuhnya pemerintahan Orde Baru, maka sesuai dengan konsep dan implementasi kebebasan, maka siapapun memperoleh akses untuk mengamalkan kebebasan tersebut. Sehingga mantan napi politik pun memperoleh kesempatan untuk mengekpresikan kebebasan tersebut melalui tulisan memoar yang dilakukan untuk mencuci mind set pambacanya, bahwa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang salah. Tidak hanya itu, para ahli sejarah juga mulai mempertanyakan keabsahan sejarah G 30 S/PKI.

Makanya, kemudian ada  orang yang menyatakan bahwa yang mengkonstruksikan pemberontakan PKI adalah Orde Baru. Jadi seperti bukan kejadian yang sesungguhnya. Kita tidak tahu apakah pernyataan ini didasari oleh kealpaan tentang peran PKI selama itu di dalam sejarah Indonesia. Tetapi yang jelas, bahwa pemberontakan PKI adalah sesuatu yang riil di dalam sejarah Indonesia.

Oleh karena itu jika ada orang yang beranggapan bahwa pemberontakan PKI adalah konstruksi lawan politiknya, maka tentu saja pendapat tersebut bertentangan dengan realitas empiris bahwa PKI memang melakukan kudeta politik yang bisa membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. 

Harus dipahami bahwa ideologi komunisme merupakan ideologi yang tidak mudah hilang di dalam diri seseorang, sehingga orang yang sudah menjadi bagian dari ideologi ini, maka juga akan mempertahankan ideologinya itu sejauh yang bisa dilakukan.

Untuk kepentingan menghidupkan kembali ideologi ini tentu tidak akan dilakukan dengan terang-terangan akan tetapi dengan cara tersembunyi, yang penting bahwa misi untuk menumbuhkan kembali ideologi tersebut bisa tersampaikan. Sudah banyak buku memoar yang terbit dari mereka yang semula dikategorikan sebagai pengikut kelompok ini.

Maka tentunya juga tetap harus diimbangi dengan penulisan tentang realitas empiris pembenrontakan G 30 S/PKI. Kita semua tidak ingin bahwa negeri yang mulai berada di jalur yang benar sebagaimana yang kita lihat akhir-akhir ini lalu terjadi benturan karena kekurangwaspadaan kita terhadap ancaman, baik ancaman dari golongan kanan maupun kiri.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini