NASIONALISME SEPAK BOLA
Beberapa hari terakhir ini saya menikmati tayangan sepak bola dalam kejuaraan AFF (Federasi Sepak Bola Asia Tenggara) yang di dalam babak penyisihannya dilaksanakan di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta dan Stadion Nasional My Dinh di Vietnam. Kebetulan di dalam babak penyisihan ini, tim Indonesia begitu perkasa dengan melibas tim Malaysia dengan 5-1, kemudian mengalahkan tim Laos dengan skor 6-0 dan semalam mengalahkan Thailand dengan skor 2-1.
Saya tidak ingin mengulas dari sisi permainan sepak bola yang memang saya tidak paham. Saya hanya penikmat sepak bola, bahkan juga beberapa pertandingan sepak bola di liga premier Inggris, Spanyol maupun Italia. Saya kenal beberapa nama yang menjadi ikon masing-masing tim sepakbola di masing-masing Negara tersebut.
Saya justru ingin menulis tentang bagaimana sepakbola bersatupadu dengan rasa nasionalisme yang begitu menggelegar. Saya melihat bagaimana supporter begitu gegap gempita mendukung tim kesayangannya. Dan saya menjadi senang ketika melihat di dalam tayangan televisi bagaimana seorang supporter menunjukkan nasionalismenya, ketika tim Indonesia memenangkan pertandingan melawan Thailand.
Ketika dirinya disorot kamera telivisi, maka dia tunjukkan di dadanya gambar Garuda lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ditariknya kaos yang ada lambangnya tersebut dengan rasa gembira yang luar biasa. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa di tengah masih adanya keinginan sebagian kecil masyarakat Indonesia yang ingin mengubah ideology Negara dengan yang lain melalui gerakan-gerakannya.
Supporter sepak bola adalah sebuah kerumunan yang sangat rawan dengan kekerasan. Di beberapa Negara termasuk Indonesia, masalah suporter sepak bola adalah masalah yang sangat krusial. Bayangkan supporter sepakbola Arema yang terus bermusuhan dengan supporter Persebaya. Bonek vs Aremania. Saya pernah merasakan bagaimana atmosfir perseteruan di antara kedua supporter sepakbola ini. Mobil yang saya tumpangi terpaksa harus berhenti, sebab mobil saya itu bernomor Surabaya, L 16.
Di dalam dunia sepak bola memang ada sesuatu yang kompleks. Ada pertarungan, rivalitas dan kekerasan, akan tetapi juga terdapat persahabatan. Ada kalanya harus mengikuti kompetisi yang berarti rivalitas dan ada juga persahabatan yang dikemas dalam lawatan pertandingan persahabatan. Di dalamnya juga ada dunia supporter dengan dinamikanya sendiri.
Di dalam sepak bola juga juga ada strategi dan taktik untuk memenangkan pertandingan. Peran pelatih menjadi sangat sentral di dalam menentukan kemenangan pertandingan sepak bola. Ada gaya permainan yang indah, jogo bonito, yang menjadi ikon pola sepak bola Brazil. Ada total football yang pernah menjadi ciri khas tim Belanda. Ada juga contenacio yang menjadi andalan tim Italia. Dan juga ada kick and rush sebagai gaya permainan sepak bola Inggris. Semua ini menggambarkan betapa sepak bola memang menjadi tontonan yang menarik dalam berbagai pertandingannya.
Akan tetapi saya sungguh merasakan bahwa di dalam dunia sepakbola juga ada perasaan kebangsaan itu. Kebanyakan suporter tim Merah putih juga menggunakan kaos merah putih, sebagai lambang kebesaran NKRI. Mereka tidak berhenti mendukung tim kesayangannya dengan yel-yel pemberi semangat dan dukungan. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Melalui sepakbola terasa bahwa semua beban berat negeri ini teralihkan. Problem TKI, BBM, Merapi, Bromo, Wasior, tsunami Mentawai dan sebagainya lenyap ditelan tendangan terhadap bola bundar di kaki-kaki pemain sepakbola. Saya merasakan bahwa sepakbola memang bisa menjadi “sublimasi” terhadap berbagai persoalan bangsa yang tidak mudah diurai.
Sepak bola memang berbeda dengan dunia olahraga lainnya. Sepak bola bisa menyedot seluruh perhatian masyarakat mulai dari orang awam sampai presiden. Bahkan beberapa kali kita lihat presiden menonton sepak bola. Sepak bola telah menjadi bagian dari dunia anak muda dan juga orang dewasa.
Namun demikian, yang sangat menarik adalah ketika sepak bola bisa menjadi instrumen untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh tim Indonesia ternyata bisa menjadi medium untuk membangkitkan semangat nasionalisme bagi warga Indonesia.
Jadi dengan membentuk tim sepak bola yang kuat dan disegani di kawasan Asia Tenggara saja, maka rasa nasionalisme itu akan terbentuk. Menpora, Andi Malarangeng, tentu merasakan bagaimana sepak bola bisa menjadi medium kebangkitan nasionalisme tersebut.
Wallahu a’lam bi al shawab.