• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBANGUN MORALITAS BANGSA MELALUI PENDIDIKAN

Tidak ada yang meragukan bahwa kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana bangsa tersebut membangun bangsanya dari sisi kualitas pendidikan. Sebab pendidikan memang menjadi salah satu tolok ukur penting di dalam proses pengembangan sumber daya manusia (SDM). Keberhasilan pengembangan SDM sangat tergantung kepada bagaimana bangsa tersebut mengelola pendidikannya.

Di dalam salah satu kesempatan memberikan pidato dalam penandatangan Memory of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS), dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), 23/11/2010, Gubernur Jawa Timur, Dr. Soekarwo menyatakan bahwa pendidikan hingga saat ini dianggap sebagai salah satu cara terbaik dalam rangka pengembangan SDM. Menurutnya, bahwa pendidikan yang baik maka akan membawa kebaikan bagi pengembangan SDM yang baik.

Makanya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan program pendidikan sebagai salah satu dari skala prioritas yang harus dilakukan di dalam percepatan pembangunan di Jawa Timur. Di dalam skala prioritas pembangunan Jawa Timur, maka ada tiga hal mendasar, yaitu memberikan akses yang lebih besar bagi pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja khususnya kepada masyarakat yang masih dinyatakan miskin.

Apa yang dinyatakan oleh Gubernur Jawa Timur merupakan statemen yang secara konseptual bisa dipertanggungjawabkan, sebab memang secara teoretik bahwa melalui pendidikan yang berkualitas, maka akan diperoleh output dan outcome pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, maka salah satu program yang sangat baik yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur adalah melalui pemberian beasiswa kepada para guru Madrasah Diniyah (Madin) yang menjadi tulang punggung bagi keberhasilan pendidikan di Jawa Timur, khususnya pendidikan keagamaan.

Madrasah Diniyah adalah salah satu model pendidikan yang berkarakter. Yaitu pendidikan yang mengedepankan pembelajaran dengan cara-cara yang khusus dan menyebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Pendidikan ini ditandai dengan penekanan pada dimensi pendidikan akhlak melalui mekanisme relasi guru murid yang sepadan.

Hubungan hirarkhi guru murid tidak tampak menonjol. Hanya saja, secara metodologis pembelajaran, memang kurang variasi karena memang mereka tidak memperoleh metode pembelajaran yang memadai.

Berdasar atas kenyataan tersebut, maka pemberian beasiswa kepada para guru Madin menjadi moment yang sangat tepat di dalam peningkatan kualitas pendidikan. Guru sebagaimana ungkapan Mendiknas, Mohamad Nuh, memang tetap menjadi prioritas di dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Guru yang baik akan menghasilkan murid-murid yang baik.

Pendidikan bagaimanapun juga adalah kawah candradimuka bagi peningkatan kualitas manusia. Makanya  jika pendidikannya baik, maka juga akan menghasilkan kualitas manusia Indonesia yang baik pula.   Hal ini merupakan sebuah konsepsi akademis yang tentu memiliki derajad kebenaran yang tinggi.

Pendidikan yang baik tentu ditandai dengan bagaimana proses dan produk pendidikan tersebut sesuai dengan keinginan untuk menjadikan mitra didiknya sebagai orang yang baik dan berkualitas. Saya rasa tidak hanya cerdas dan berkemampuan kompetitif, akan tetapi juga harus bermoral sebagai dasar pijak kecerdasan dan kompetisi tersebut. Cerdas dan kompetitif saja tidak cukup tanpa didasari oleh moralitas yang baik.

Para koruptor adalah orang-orang yang cerdas dan kompetitif. Tetapi ada satu hal yang kurang, yaitu moralitas yang mendasari kecerdasan dan moralitas tersebut. Orang seperti Gayus Tambunan, tentu tidak ada yang meragukan kecerdasannya. Akan tetapi satu hal yang tidak dimilikinya adalah moralitas yang memadai untuk menahan godaan suap,  sehingga harus melakukan tindakan tercela.

Menurut saya, bahwa salah satu instrumen untuk menjadikan manusia Indonesia yang memiliki kemampuan sangat tinggi, juga memiliki kemampuan berkesetaraan dengan manusia lainnya, serta memiliki kemampuan berkompetisi dengan manusia lainnya, harus ditambahkan dengan moralitas yang mengedepankan kejujuran dan tanggungjawab.

Untuk mencapai hal ini, maka tidak ada lain adalah melalui pendidikan moral yang didukung oleh aspek-aspek lainnya sebagai satu kesatuan utuh, sehingga apa yang disampaikan di lembaga pendidikan juga kemudian memperoleh pembenaran di lingkungan sekitarnya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini