PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI LOCAL LEADERSHIP FOR DEVELOPMENT
Saya mungkin orang yang sangat bergembira dibalik datangnya tim Cowater, sebagai pelaksana kerjasama Pemerintahan Indonesia dan Kanada dalam proyek Local Leadership for Development (LLD) atau yang sering disebut sebagai Supporting Islamic Leadership (SILe). Kerjasama antara Kementerian Agama dengan Duta Besar Canada, sesungguhnya sudah ditandatangani tahun 2009 yang lalu di Kantor Kementerian Agama antara Menteri Agama, Dr. Maftuh M Basyuni dengan Duta Besar Canada untuk Indonesia, Mackanzie Clugston.
Kemarin, 18/11/2010, ternyata tim Cowater yang terdiri dari Tim Babcock, PhD, Project Director, Greg Amstrong, Ed.D, Result Base Management Specialist, Dr. Elayne M. Harris, University Community Outreach Advisor, Joanne Prindiville, Gender Equality Advisor, Ghislaine Larouche, PhD., Field Project Manager, Eko Cahyono, Liasion Officer, dan Sri Mastuti, Democratic Governance Advisor telah datang ke IAIN Sunan Ampel untuk program workshop LLD/SILe.
Kegembiraan tersebut terjadi sebab sudah cukup lama saya mengharapkan program kerjasama antara CIDA dengan IAIN Sunan Ampel yang difasilitasi oleh kementerian Agama dapat terlaksana. Dan alhamdulilah bahwa melalui kedatanagnnya ke IAIN Sunan Ampel, maka memastikan bahwa program LLD/SILe akan segera dapat terealisasikan.
Beberapa saat yang lalu, memang IAIN Sunan Ampel memiliki program kerjasama dengan Pemerintahan Australia dalam paket proyek Learning Assistence Program for Islamic School (LAPIS) dan juga English Language Training for Islamic School (ELTIS). Dua program yang berjalan selama tiga tahun tersebut selesai pada tahun 2010, atau tepatnya Juni 2010.
Program ini terus berlangsung meskipun anggaran dari pemerintah Australia untuk program ini sudah diselesaikan. Dua program ini kemudian dilanjutkan melalui program pengembangan kementrian agama (LAPIS-PGMI), sedangkan untuk ELTIS kemudian mengembangkan kerja sama dengan beberapa funding dari dalam negeri.
Keberadaan LLD tentu merupakan proses untuk peningkatan kualitas pendidikan utamanya tentang capacity building. Ada dua hal yang disentuh oleh LLD terkait dengan dunia pendidikan tinggi Islam, yaitu pengembangan kualitas kelembagaan pendidikan di satu sisi dan penguatan dan pemberdayaan masyarakat di sisi yang lain.
Penguatan kualitas kelembagaan pendidikan tinggi akan diarahkan untuk penguatan kapasitas pendidikan, misalnya keterlibatan dosen, mahasiswa dan karyawan dalam proses pendidikan. Misalnya keterlibatandi dalam pelatihan kepemimpinan, proses pembelajaran, review kurikulum dan manajemen pendidikan dan sebagainya. Ujung-ujungnya adalah penguatan kelembagaan secara keseluruhan.
Sedangkan dari sisi pemberdayaan masyarakat, maka yang dianggap penting adalah penguatan community services bagi pendidikan tinggi. Sesungguhnya diketahui bahwa masih ada problem yang terkait dengan demokrasi, gender, pemerintahan dan sebagainya. Maka yang akan didorong adalah bagaimana lembaga pendidikan tinggi juga memiliki konsern terhadap pengembangan hal-hal tersebut.
Relasi antara dunia pendidikan dengan pengabdian masyarakat memang bukan sesuatu yang baru. Semenjak lama, dunia pendidikan tinggi sudah memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN), praktikum, dan juga bentuk pengabdian lainnya. Di dalam kerangka memperkuat outreach program ini, maka IAIN Sunan Ampel juga memiliki kerjasama dengan berbagai pihak, swasta maupun negeri. Di antara kerjasama tersebut adalah dengan Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal (KPDT), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian Pendidikan Nasional dan juga dengan beberapa perusahaan dan lembaga Negara lainnya.
Di antara yang menarik untuk dicermati adalah program pemberdayan social ekonomi masyarakat pedesaan yang memanfaatkan KPDT. Program ini dirumuskan dalam pola pembinaan ekonomi masyarakat sekitar pesantren, melalui organisasi Lembaga Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Lempemas) yang merupakan model baru pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Ada perguliran dana yang mudah diakses, dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kemudian juga program pendampingan masyarakat pedesaan melalui skema pendampingan program kerja yang berbasis kebutuhan masyarakat. Meskipun ini bukan program baru, namun setidak-tidaknya dapat menjadi jembatan bagi beberapa alumni untuk melakukan pengabdian di daerahnya masing-masing.
Program LLD/SILe tentu merupakan program yang akan memperkuat terhadap jaringan pengembangan masyarakat pedesaan sebagaimana telah dilakukan di atas. Melalui program University-Community outreach, maka akan didapatkan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat local. Dan melalui program result base-management, maka juga akan didapatkan program pemberdayaan institusi dan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Melalui cara ini, maka peran universitas di dalam pengembangan institusi dan masyarakat akan menjadi semakin nyata.
Wallahu a’lam bi al shawab.